b o n u s

3.8K 278 13
                                    

suara pintu yang dibanting dengan keras membuat sendok yang tengah dicuci woojin terjatuh. woojin menghela napas. ia meraih sendok tersebut dan kembali menyucinya untuk kemudian kembali menjatuhkannya karena pelukan tiba-tiba di punggungnya.

"huwaa, woojin hyung!"

oke, woojin tidak jadi marah.

itu suara minho.

"minho? kau kenapa?"

woojin bertanya dengan hati-hati. jawaban yang dia dapat adalah isakan pelan dari minho. hati woojin berdenyut.

"sebentar, biar aku bereskan dulu cucian ini, kau duduk lah dulu."

woojin dapat mengetahui minho menurutinya karena beban yang hilang dari punggungnya. anggota tertua di stray kids itu dengan cepat menyuci semua piring kotor, menyuci tangannya, kemudian berjalan menduduki lantai kosonh di sebelah minho.

"hei, ada apa?"

tangan woojin bergerak menepuk rambut minho dengan pelan. minho mengangkat kepalanya yang semula tertunduk kemudian menyerang woojin dengan pelukannya.

"h-huk, jeo-jeongin marah, hiks."

woojin membalas pelukan minho dan menepuk ringan punggung pria manis itu.

"kenapa bisa?"

woojin dapat merasakan air mata minho merembes memasuki kausnya ketika pria itu menggeleng tertahan.

"t-tid— hiks, tidak tau! di-dia bilang, hiks, a-aku selalu me-mengab-aikannya dan sel-selalu ber— huks, bersama chan hyung! huwaaa!"

woojin mengangguk pelan. ia terus menepuk punggung minho dengan pelan, berusaha untuk menenangkan pujaan hatinya.

dalam hati, woojin menghela napas panjang. belakangan ini minho dan jeongin sering kali bertengkar. entah karena hal sepele ataupun karena hal besar. hal ini sudah ia prediksi dari awal hubungan keduanya.

minho itu rapuh, jeongin itu egois.

tentu saja bagi minho menjalin hubungan dengan orang yang lebih muda daripada dia sangat sulit.

sementara bagi jeongin, menjalin hubungan dengan minho sangat sulit karena pria itu terlalu rapuh sementara ia tengah merasakan gejolak hormon yang tidak tentu.

hubungan keduanya memiliki banyak lika-liku dan cobaan yang berat, namun secara ajaib keduanya telah berhasil mejalin hubungan rahasia sejauh ini dengan cukup baik. karena apa? oh, alasannya sangat klise, karena cinta.

woojin tahu, seberapa banyak jeongin membentak minho, membanting pintu di depan minho, menatap minho dengan tajam, dan memarahi minho, sebanyak itu lah jeongin meminta maaf, mencium minho dengan lembut, memeluk minho dengan penuh cinta, dan merasakan hatinya sendiri berdenyut sakit melihat kekasihnya menangis.

setelah beberapa menit, tangisan minho reda dan berhenti. minho tertidur. woojin dengan hati-hati menggendong tubuh rapuh itu ke tempat tidur jeongin. ia meninggalkan sebuah kecupan ringan di dahi minho sebelum pergi meninggalkan kamar itu.

"minho di kamarmu."

woojin berujar ketika matanya menangkap jeongin yang baru saja memasuki asrama mereka.

jeongin mengangguk kecil.

"terima kasih, hyung."

woojin balas mengangguk.

"jangan terlalu kasar padanya, ini yang ketiga kalinya dalam minggu ini."

jeongin mengabaikan perkataan woojin dan dengan cepat memasuki kamarnya. tatapannya melembut ketika ia melihat minho yang tengah memeluk selimutnya dengan erat. matanya terpejam, bibirnya terbuka, kausnya tersibak menunjukkan perut ratanya, dan jemari kecilnya meremat selimut dengan erat.

"menggemaskan."

jeongin bergumam dengan sebuah senyuman lebar.

jeongin dengan cepat mengganti bajunya dan mengikuti minho. ia menidurkan tubuhnya menghadap minho dengan hati-hati. jemarinya bergerak mengusap pipi minho dengan lembut. setelah meninggalkan sebuah kecupan di bibir minho, ia kembali menatap wajah minho dengan seksama.

"maaf, aku cinta hyung. tolong maafkan aku, hyung. tolong maklukmi aku dan jangan tinggalkan aku."

jeongin berbisik sendu. ia kembali meninggalkan sebuah kecupan di bibir tipis minho.

"selamat tidur, permataku."

dan dengan bisikan itu, jeongin ikut tertidur di sebelah minho.

uwu? hehe, kangen sama aku gak?!

obsession ft. stray kidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang