06

4.5K 459 12
                                    

"laper."

keluhan itu terdengar di seluruh ruangan kotak itu.

"hyung laper? mau makan apa?"

"hyung makan keluar yuk!"

"kalo laper ya makan."

"ho, kita delivery aja ya?"

"hyung makan di bawah yuk."

astaga, oke, cukup. saat ini minho sangat lelah. ia sangat membutuhkan makanan. bukan perdebatan tak jelas dari member lainnya.

"ho, makan keluar yuk. aku traktir."

minho menolehkan kepalanya. netranya dihadapkan dengan seorang pria yang, euh, seperti beruang. minho pun dengan semangat menganggukkan kepalanya mendengar kalimat terakhir.

"ayo!"

woojin terkekeh pelan melihat reaksi antusias minho. jemarinya bergerak untuk mengacak rambut minho dengan sebuah senyuman. minho hanya mengerang protes. keduanya bangkit dari duduk beberapa saat kemudian. membuat semua kepala di dalam ruangan itu mengarah pada mereka.

"aku keluar sama minho."

kata-kata woojin membuat seisi ruangan heboh. jemari woojin dengan cepat menarik lengan minho ke luar ruangan. keduanya menghilang dari pandangan dengan cepat.

chan selaku leader mendesah kecewa lantaran minho menolak usul delivery miliknya. ia menatap member lain yang dengan rusuh mengintip keluar ruangan untuk melihat apa yang dilakukan woojin terhadap si manis minho.

"hoi! kalian ngapain sih? mau makan gak?"

chan menyeru kesal. member lain pun dengan segera berbalik dan menyerbu ayah grup itu.

"hyung aku mau pasta!"

"aku pizza ya hyung."

chan menghela napas. dompetnya akan dikuras habis hari ini.

"oke, tunggu sebentar. biar aku pesankan."

chan berujar. jemarinya meraih telepon genggamnya kemudian ia melangkah menuju luar ruangan. sebenarnya changbin agak heran melihatnya. kenapa pesan makanan saja harus keluar? tapi ia terlalu sibuk tertawa dengan member lain hingga mengabaikannya. sementara chan di luar sana tengah menguntit woojin dan minho. seketika ia menyesali keputusannya.

woojin dan minho terlihat sangat manis berdua. mereka berpegangan tangan dan tertawa bahagia. sesekali menunjuk beberapa hal dan kemudian kembali tertawa. tawa minho sangat manis. chan tak akan keberatan mendengarnya selama dua puluh delapan jam dalam sehari. namun ia tak suka jika penyebab minho tertawa adalah orang lain. chan ingin ia menjadi satu-satunya alasan minho tertawa.

ketiganya sampai di depan sebuah toko pizza. ah, kebetulan sekali. kalau dia ketauan menguntit ia bisa beralasan.

chan memesan pesanannya dengan cepat. ia memesan asal kemudian duduk di pojok ruangan agar dapat menguntit woojin dan minho dengan bebas. matanya menatap tajam tangan woojin ketika benda berjari lima itu mengusak rambut minho pelan.

minho dan woojin terlihat sangat manis. sungguh. woojin yang terus-terusan membuat minho tertawa, woojin yang sering kali membersihkan sisa makanan di wajah minho, woojin yang menuangkan minuman untuk minho, woojin yang mengusap pelan jemari minho dan woojin yang sering kali mengacak rambut minho dengan gemas.

chan bahkan tidak sadar ia telah menguntit woojin dan minho selama kurang lebih setengah jam. para member lainnya akan mati kelaparan jika saja changbin tidak menelpon chan. leader yang agak teledor itu pun dengan cepat meraih pesanannya — yang ia yakini telah menjadi dingin — dan melangkahkan kakinya cepat menuju gedung besar jyp.

chan tidak tahu apa yang membuatnya lupa waktu. entah itu kecemburuannya atau senyuman dan tawa manis minho. yang jelas, ia ingin minho jadi miliknya seutuhnya dan ia ingin menendang woojin jauh-jauh dari sisinya.

seharusnya ini jadi chapter wooknow. niatnya mau nyelipin chan, taunya malah jadi banginho ft woojin. yaudahlah ya😂😂

obsession ft. stray kidsWhere stories live. Discover now