Dua Sisi

4.5K 388 47
                                    

"Alamat?" Tanya Raga pada wanita yang ada di sampingnya.

"Jalan aja nanti gue tunjukkin." Ucap Linka membuat Raga menatapnya dengan tatapan itu lagi. Apa yang salah?

"Perumahan Dharmawangsa nomer delapan." Setelah mengutarakan empat kata itu, Raga kembali fokus pada jalan.

"Eh itu sepeda gue gimana?"

Raga tak menjawab pertanyaan yang Linka lontarkan. Dia tetap fokus pada alamat yang Linka bilang tadi. Itulah Raga, irit.

"Nyesel gue nanya." Linka mengalihkan perhatiannya ke samping kaca mobil. Dia lebih tertarik melihat jalan dari pada melihat muka Raga yang membuat Linka geram ingin--- memukulnya.

"Siapa suruh?"

"What the-- Lo itu kenapa sih?"

"Turun!"

"Eh enggak-enggak, jangan. Iya gue gak ngomong lagi." Linka membungkam mulutnya sendiri menggunakan dua telapak tangannya. Raga meliriknya sekilas, perlahan menarik sudut bibirnya membentuk lengkung senyum kecil. Namun buru-buru dia pudarkan kembali.

🌛🌜

Linka turun dari mobil Raga, lalu berdiri di pekarangan rumahnya. Linka pikir Raga langsung pulang setelah Linka mengucapakan terima kasih, ternyata salah, Raga malah turun.

"Lo ngapain ikut turun?"

"Eh ya ampun ganteng banget, pacarnya Linka ya?" Linka terkejut ketika Raga melewatinya. Linka mendengar suara Maya, Maminya, bukannya Maya di kantor di jam seperti ini?

Linka secepatnya membalik badan, dan benar itu memang Maminya. "Iya Tante."

Watdafak...

"Itu kenapa manusia es krim ngaku-ngaku jadi pacar gue, coba?" Batin Linka.

"Astaga Tante kok baru tau, kalau anak Tante ini punya pacar seganteng kamu? Aduh, ayo silahkan masuk nak ganteng." Maya mempersilahkan Raga masuk rumahnya setelah Raga menyalami tangannya.

Ini Linka masih di pekarangan rumah loh, gak diajak masuk?

Dengan menghentak-hentakkan kakinya, Linka berjalan masuk rumahnya. Dia melewati Raga yang sedang duduk di sofa ruang tamu tanpa meliriknya. Ini kenapa sih? Sepertinya dari pagi Linka ketiban sial.

"Linka sudah masuk ya, nak ganteng?" Maya keluar dari dapur sembari membawa secangkir teh hangat untuk Raga.

"Iya Tante, masuk kamar mungkin. Terima kasih ya, Tante, maaf ngerepotin."

"Oh enggak kok, nak ganteng, Tante gak merasa direpotkan. Kamu minum aja gak apa-apa. Oh iya, Tante mau tanya nih, Linka kok bisa pulang sama kamu? Pasti kamu dipaksa ya? Soalnya tadi pagi Tante hukum dia naik sepeda ke sekolah, eh taunya pulang sama kamu."

"Tadi itu dia pulang sendirian Tante, terus kebetulan saya di belakangnya saat dia digodain anak-anak yang sedang nongkrong di jembatan. Ya saya bantu."

"Linka digodain?" Maya tercengang.

"Iya, Tan. Tapi Tante gak usah takut, saya tadi tolongin dia kok."

"Oh ya ampun, terima kasih banyak nak ganteng. Tante gak tau apa yang terjadi kalau kamu gak ada."

"Iya sama-sama."

MY ICE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang