Wae? Kenapa aku harus ke kamar? Kalau kalian ingin mengobrol ya silakan saja, tidak perlu mengusirku.”

“Tapi aku tidak ingin ada kau di sini.” Aku benar-benar tidak bisa menahan sisi kurang ajarku jika sedang berhadapan dengan Gyuri.

“Baiklah.” Appa bangkit, sepertinya tidak ingin mendengar perdebatanku dengan istrinya. “Kita bicara di ruang kerjaku saja.”

Nice idea. Aku mengikuti langkah appa. Tapi sebelum itu aku menyempatkan diri untuk memberikan smirk pada Gyuri. Benar-benar kurang ajar aku ini.

*

*

*

Appa melarang Jungkook berkencan?” To the point saja, aku keburu ingin menonton drama di kamar.

“Bocah itu mengadu?”

“Jadi benar?”

“Tidak. Aku hanya bertanya ‘tidak bisakah kau mencari gadis yang lebih layak?’ kemudian dia diam saja bahkan sampai kami tiba di rumah.”

“Kenapa Appa harus bertanya seperti itu? Terkesan sangat merendahkan Chaeyeon. Pantas saja Jungkook merajuk. Aku tidak menyangka Appa akan seperti itu.” Jujur, aku kesal dengan appa. Selama ini appa tidak pernah pandang bulu. Appa tidak pernah membeda-bedakan orang berdasarkan status sosial maupun ekonomi. Tapi kali ini appa benar-benar keterlaluan.

“Memangnya aku salah? Aku hanya ingin anakku mendapatkan yang terbaik.”

“Bukan Appa yang salah, tapi kata-kata Appa. Kenapa Appa tidak memikirkan perasaan Jungkook sih? Appa melarangnya debut, sekarang Appa juga melarangnya berkencan.”

“Aku tidak melarangnya berkencan!” Oke, baiklah. Sepertinya aku memang salah bicara sehingga mendapat bentakan seperti ini.

“Aku hanya ingin yang terbaik untuk Jungkook.” Lanjut appa lirih.

Iya, aku pun sama. Aku juga ingin yang terbaik untuk Jungkook. Tapi tidak dengan cara seperti itu juga kan? Jungkook juga harus diberi kebebasan untuk memilih. Jungkook bukan lagi anak-anak yang harus diberitahu untuk memilih ini atau itu.

“Dan jangan bahas mengenai debut. Sampai kapan pun aku tidak akan mengizinkannya.” Ucap appa terdengar penuh kekesalan.

Aku hanya menunduk. Tak berani banyak bicara jika appa sudah mulai bicara seperti itu. Bukan karena appa galak, tapi justru sebaliknya. Appa memang tegas, tapi sama sekali tidak galak dan bukan tipe pemarah. Maka dari itu, sekalinya appa berbicara serius, akan terdengar sangat menyeramkan.

“Bagaimana hubunganmu dengan Yoongi?” Eh, kenapa tiba-tiba berubah topik? Aku mulai berani menatap appa, berharap appa sudah tidak kesal lagi.

“Bukankah Yoongi Oppa sudah mengatakan pada Appa?”

Appa mengangguk beberapa kali. Sudah terlihat lebih baik, tidak lagi menyeramkan.

“Kami masih berhubungan baik.”

Appa mengangguk lagi. “Padahal aku sudah sangat cocok dengan bocah itu.” Kemudian bangkit dan beranjak, meninggalkanku seorang diri di ruang kerjanya.

Jungra POV End

*

*

Love Is Not Over ✔Where stories live. Discover now