ii. [🌁] obrolan siang

5.5K 917 241
                                    

[🎬] ii

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[🎬] ii. kantin lama dan percakapan
—siang hari, di sma sevit.

terbilang lewat tiga bulan semenjak kepindahan jeno jevion yang menggemparkan seluruh isi sma sevit. karena jarang ada anak pindahan di kelas akhir.

baru kali ini anak investor benar-benar duduk bersama mereka. lain halnya dengan nara—anak direktur yang kelewat angkuh hingga tak mau bersua dengan beberapa teman yang tak memiliki kasta sederajat dengannya.

jeno dapat didefinisikan dengan kata merakyat. hidupnya biasa saja dengan gelar bangsawan yang melekat. teman bermainnya juga tidak se'wah' itu. dia mudah bergaul dan mencari kawan. gampang juga baginya mendapat jabatan di klub basket, diterima di ekskul khusus olimpiade, segalanya terlihat istimewa. apalagi dengan segudang hawa yang ingin dekat dengannya.

biasa saja. bagaimana ya menjelaskannya. dulu saat felix datang pertama kali, suasananya juga sama. penghuni sma sevit tidak begitu kaget dengan kehadiran yang hampir mirip.

jarum jam menunjuk pukul dua belas, saatnya waktu istirahat panjang. jeno memutuskan pergi ke kantin lama—yang sudah tidak terpakai. lokasinya dekat dengan kolam ikan belakang. terkesan sepi dan tidak begitu diminati.

"dihar? lama ngga ketemu. kamu ngapain disini?" jeno ikut duduk disamping perempuan yang sedang merapikan rambutnya yang beberapa kali terjatuh menutupi wajah.

"mengerjakan tugas bahasa. kelasmu sudah?" dihar menampilkan lembar kerjanya, kembali fokus setelah jeno mengangguk paham.

"kenapa jarang ke rooftop lagi?" jeno membuka pembicaraan. lama tak ada jawaban, dia menoleh pada dihar. masih fokus mengerjakan rupanya.

"selesai. tadi kamu mau nanya apa?" dihar membereskan alat tulisnya, menatap jeno yang sedang terdiam sendiri.

"tidak jadi, lupakan."

"perihal aku jarang ke rooftop, ya. jadi begini: semester ini kita sudah di kelas akhir, jen. aku ngga mau menyia-nyiakan waktu. ujian memang masih kelihatan jauh, tapi nyatanya sudah di depan mata."

jeno masih terdiam dengan lamunanya. "kenapa?"

dihar menoleh lagi, pertanyaan tadi dilanjut, "apa nilai sepenting itu untuk hidupmu?"

"jeno, bagaimana pun, aku ini kan-"

"apa kepala sekolah mengancam memutus beasiswa lagi?"

dihar menghela nafas, mengiyakan kalimat jeno. "mau bagaimana? rata-rata terakhir nilaiku ngga masuk lima besar. keselamatan beasiswaku jauh lebih penting."

"tapi apa salahnya bersantai sedikit? mungkin akhir pekan kamu bisa ikut acara kelas untuk pergi ke teras kuala. tugas seni budaya. kebetulan mungkin akan berbarengan dengan kelasku. kau mau?"

"baiklah, nanti malam mau makan martabak lagi di rooftop? mumpung besok sabtu."

jeno tersenyum puas, "aku ngga nolak."

dihar tersenyum, membereskan barangnya dan segera bangkit, "sebentar ya, aku belum shalat dzuhur."

pemuda itu sekarang seorang diri. ditemani gemercik air dari kolam ikan. sambil memegang kalung salib yang melingkar di lehernya, dia tersenyum pahit.

☾+૰ adipati, property of jenoctopush

adipatiWhere stories live. Discover now