Chapter 34 Miranda

Start from the beginning
                                    

'Wah lihatlah tas ini. Bukankah ini tas merek terkenal? Harganya bahkan lebih dari 100.000.'

Miranda membatin dan iri dengan orang-orang disekeliling mereka.

"Qianghan. Kemana kau liburan kemarin?"

"Aku tinggal dirumah. Ayah dan ibu datang berkunjung. Selain itu aku mengikuti semester singkat." ucap Qianghan tenang.

"Benarkah? Sayang sekali."

'Kau anak orang kaya. Mengaa kau tak memanfaatkanya dan bersenang-senang? Kalau aku, aku pasti akan pergi jalan-jalan ke luar negeri dan berbelanja banyak merek terkenal.'

.

"Miranda kau sudah pulang? Cepat bantu ibu menata sayuran. Pamanmu mengirim banyak sekali lobak."

"......"

"Kenapa kau bengong? Cepatlah."

Miranda dengan enggan pergi membantu. Kenapa semuanya seperti ini? Teman-teman di kampusnya hampir semua orang kaya. Mereka mempunyai mobil, banyak baju bagus, dan perhiasan yang banyak. Mereka sangat cantik. Tentu saja mereka banyak uang untuk dihamburkan di salon kecantikan dan membeli produk perawatak kulit yang mahal.

Kenapa aku tak terlahir menjadi anak orang kaya?

_____________________

Dari jauh Qianghan melihat Miranda mendekatinya lagi. Qianghan pura-pura tidak tahu dan buru-buru pergi mencari Duan Ji untuk mencari pertolongan.

Qianghan menemukan Duan ji sedang mengobrol dengan teman-temannya. Qianghan tak mau mengganggu mereka. Tapi Miranda masih tetap mengikutinya. Duan Ji melihat Qianghan dari jauh, dan melambaikan tangan.

"Qiang'er kemarilah."

Qianghan buru-buru menghampiri Duan Ji.

"Ji gege."

"Duduklah. Apa kau sudah makan?"

Qianghan duduk di samping Duan Ji lalu menggelengkan kepalanya.

"Kalau begitu pesanlah."

Duan Ji memperkenalkan Qianghan pada teman-temannya. Qianghan juga senang mendapatkan banyak kenalan. Teman-teman Duan Ji terlihat baik.

____________________

Miranda melihat Qianghan dari jauh baru turun dari mobil. Dia buru-buru menghampirinya. Tapi entah kenapa Qianghan tidak langsung masuk ke kelas. Miranda mengikuti Qianghan ke kantin. Dia melihat Qianghan duduk bersama orang dari departemen lain.

'Apakah mereka teman-teman Qianghan? Bukankan mereka terlihat dari orang berada. Aku teman Qianghan. Mereka teman Qianghan. Mereka juga bisa menjadi temanku juga, bukan?'

Miranda menghampiri Qianghan dan Duan Ji.

"Qianghan selamat pagi." Miranda menyapa Qianghan dengan ekspresi malu-malu.

"Pagi."

"Hari ini tugas presentasi harus di kumpulkan. Kau sudah mengerjakannya."

"Sudah."

"Kau akan makan siang? Aku juga. Boleh bergabung dengan mu?"

"......"

Qianghan mencubit pelan paha Duan Ji. Duan Ji mengerti.

"Maaf, Tapi kami memiliki sesuatu yang harus dibicarakan. Maaf tak bisa menemani kalian makan siang. Qianghan ayo."

Duan Ji dan Qianghan pun pergi.

"Tidakkah kau lihat itu? Sepertinya gadis itu adalah pacar Duan Ji!"

"Itu tidak mungkin!"

"Apanya yang tidak mungkin? Mereka sering makan bersama."

"......"

____________________

"Ji gege. Terimakasih."

"Tak apa. Tapi apa gerangan yang membuatmu kesusahan."

"Aku tak ingin berteman dengan Miranda. Dia selalu mengikuti ku. Ini sangat mengerikan. Tapi aku juga tak mau mengusirnya secara langsung. Itu akan terdengar jahat."

"Bagaimana jika kau bersikap dingin padanya?"

"Sudah. Tapi dia selalu duduk di sampingku saat di kelas. Aku harus bagaimana?"

"Sepertinya dia tahu kalau kau itu adalah seekor phoenix."

"Aku bukan burung."

"Maksudku, dia tahu kau itu anak orang kaya. Dia ingin mengekor padamu."

"Bagaimana menyingkirkannya?"

"Bagaimana kalau kau datang lebih lambat dari biasanya. Duduk bersama orang lain. Atau berkumpul dengan orang-orang kaya lainnya?"

"........ Kau pikir aku dapat melakukannya?"

"Tentu."

"Kalau aku masih tetap tidak bisa?"

"Kau harus lulus mata kuliah yang sama dengannya lebih cepat dan kamu tidak perlu sekelas dengannya lagi."

"Itu ide bagus. Ji gege. Temani aku menemui profesor."

"Oke."

Men who are reborn as CinderellaWhere stories live. Discover now