Chapter 20 Tak tahu malu

187 27 0
                                    


Qianghan belajar dengan hati yang kesal. Kenapa hari pertama sekolah dia harus berurusan dengan anak-anak nya Cassandra.

'Sabar Qianghan, sabar. Hanya tinggal setengah tahun lagi dan kau tidak perlu berurusan dengan mereka. Apa yang bisa mereka lakukan? Ayah sudah menikah dua hari yang lalu. Cassandra tidak akan memiliki kesempatan."

Qianghan fokus memperhatikan guru. Walaupun sudah lulus SD, ada beberapa materi yang terlupakan.

.

Siang hari bel sekolah berbunyi. Dia meminta sopir untuk mengantarnya ke perusahaan ayahnya. Di perusahaan, wajah Qianghan terkenal. Putri satu-suatunya dari Sheng Shanyao. Tentu saja dia dengan mulus masuk ke kantor ayah nya.

'tok tok tok'

"Masuklah."

"Papa!"

"Qinghan. Kamu datang sayang?" Sheng Shanyao bangkit dari kursinya dan menggendong Qianghan.

"Ya. Apa Pekerjaan papa masih lama?"

"Maaf sayang. Lihatlah tumpukan dokumen di meja papa. Sekertaris papa yang galak selalu memberikan papa banyak pekerjaan." ucap Sheng Shanyao.

"Kalau banyak pekerjaan papa harus bersyukur. Banyak orang yang mendambakan pekerjaan papa. Nanti ketika Qianghan sudah besar, Qianghan akan bantu papa." ucap Qianghan sambil memeluk ayahnya.

"Janji ya! Papa akan menantikan hari itu."

"Hm. Apa papa sudah makan siang?"

"Sudah sayang. Kalau Qianghan?"

"Sudah. Tadi Qianghan sudah makan bekal buatan mama."

"Kau sudah lancar memanggilnya mama."

"Ya. Itu juga tanda bahwa mama itu di terima di keluarga kita. Jadi mama juga akan nyamman bersama kita."

"Anak papa memang pandai."

"Tentu saja."

Qianghan menghabiskan waktunya di kantor ayahnya. Dia membaca buku, menggambar, mengerjakan PR, meneruskan menulis prososalnya. Kadang-kadang dia juga menuliskan resep-resep masakan yang diingatnya. Jadi Qianghan tidak bosan tinggal di kantor ayahnya.

Saat pukul empat sore, Qianghan dan ayahnya pulang ke rumah. Saat sampai dirumah An Gongyun sedang duduk di ruang tamu. Sepertinya ada tamu.

"Kami pulang!" ucap Qianghan dan ayahnya.

"Selamat datang." ucap An Gongyun.

Qianghan melirik ke sofa. 'Ternyata dua bocah tak tahu malu ini!!'

Qianghan melotot pada dua anak itu. Kemudian dia memeluk ayahnya dengan erat. Ayanya juga melihat dua orang gadis.

"Paman Sheng lama tak bertemu." Sambut Meili.

"Apa yang kau katakan? Paman? Panggil ayahku Tuan Sheng! Dia bukan pamanmu!" ucap Qianghan.

An Gongyun melihat ekspresi Qianghan. Dia dapat menyimpulkan bahwa hubungan nya dengan dua anak ini tidak baik.

"Ta-tapi...kami sudah terbiasa." jawab Meili.

"Betul. Kami sudah terbiasa. Kau tak bisa memaksa kami." Ucap Baihe.

"Tak pakai tapi. Lagi pula kenapa kalian bisa masuk? Aku sudah meberitahu penjaga untuk tidak membawa kalian masuk. Lagi pula apa-apaan koper itu?"

"Tadi aku melihat mereka di gerbang ketika aku pulang. Penjaga tidak membiarkan mereka masuk. Tapi mereka sudah berdiri dari siang hari dan hampir pingsan." ucap An Gongyun.

"Sekarang mereka sadar. Jadi mereka harus pergi dari rumah ini."

"Paman Sheng!! Ibu kami akan pergi keluar negeri besok. Kami tidak mau pergi ke desa. Kami ingin tinggal di sini." ucap Baihe sambil menangis. Tangannya ingin menggapai celana Sheng Shanyao. Tapi Qianghan menarik ayahnya menjauh.

"Tak tahu malu! Rumah kami bukan tempat penampungan anak!" Ucap Qianghan.

"Paman Sheng.... Kami.... Kami benar-benar tidak mau pergi."Ucap Meili sambil berlutut.

"....."

"Aku akan menelepon Cassandra untuk membawa mereka pulang." Ucap Qianghan.

"Cassadra?" tanya An Gongyun.

"Mereka anak Cassandra. Kau tak tahu?"

Wajah An Gongyun menjadi lebih dingin. Seperti anak seperti orangtuanya. Sungguh tak tahu malu!

"Tante... Siapa?"

"Siapa aku bukan urusan kalian. Qianghan, daripada memanggil Cassandra, Lebih baik panggil taksi untuk mengantar mereka."

Sebelum mereka memanggil taksi, handphone Sheng Shanyao berdering.

"Halo."

"Tuan Sheng. Apakah anak-anakku bersamamu?"

"Hm. Bawa mereka pergi."

"Shanyao..... Aku akan berangkat besok. Bisakah mereka....."

"Bawa mereka pergi. Aku tidak memiliki banyak waktu untuk keluargaku. Dan aku tak bisa mengatur waktuku untuk yang lain."

"Tapi..."

"Tak perlu. Mereka akan ku kirim kesana." Sheng Shanyao menutup teleponya.

"Kalian dengar sendiri? Aku akan panggil taksi." ucap Qianghan.

"Tidak. Paman kami mohon. Kami tidak mau pergi. Kami ingin tinggal disini."

"Paman...."

"Papa. Taksi sudah di luar. Kalian cepatlah pergi."

Para pelayan menyeret mereka pergi. Dengan susah payah. Qianghan menutup telingnya, tak ingin mrndengarkan orang gila menjerit jerit. An Gongyun melepas jas Shen Shanyao dan menuangkan teh untuk nya.

"Sungguh tak tahu malu. Papa, Mama. Kalian tidak akan membenci Qianghan kan? Tadi Qianghan hilang kendali."

"Tentu saja tidak sayang." ucap Sheng Shanyao.

"Mereka memang keterlaluan. Jadi kau berhak marah." Ucap An Gongyun.

"Terima kasih. Kalian yang terbaik."

Qianghan memeluk orangtuanya. Indahnya memiliki keluarga.

Men who are reborn as CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang