Chapter 32 Hari Pertama

181 27 1
                                    

Qianghan sedang membereskan barang-barangnya di kamarnya yang baru. Kakeknya mmberikannya yang luas. Tempat tidur king size yang nyaman, dua buah lemari penuh pakaian, satu lemari sepatu, dan satu lemari tas. Kakeknya juga memberikan satu ruang belajar untuk nya. Ada tiga lemari buku yang besar di dalamnya. Satu meja belajar, satu meja komputer, dan satu set sofa. Kakeknya memang penuh perhitungan. Lagi pula Qianghan akan tinggal lama disana.

Setelah selesai, Qianghan pergi berkeliling rumah. Dia mengombrol dengan beberapa pelayan. Pelayan biasanya tahu aturan-aturan tak tertulis di suatu rumah. Mereka juga tahu kebiasaan tuan mereka. Qianghan jadi tahu kapan kakek dan pamannya dapat diganggu dan kapan mereka ingin sendiri. Mereka juga tak terlalu suka jika ada orang asing yang seebaknya masuk ke rumah. Jadi biasanya para tamu yang datang adalah para tamu yang penting. Jika seorang teman akan datang, biasanya mereka akan berbincang di taman dan tak dibawa masuk ke dalam rumah. Sepupu Qianghan juga seperti itu.

Pindahan memang merepotkan. Butuh adaptasi besar-besaran. Qianghan juga harus merubah ulang jadwalnya. Pagi hingga siang dia akan pergi ke kampus, kemudian pergi les musik selama empat kali seminggu. Kali ini dia ingin belajar guqin, karena piano dan biola sudah dikuasai. Qianghan hanya masuk ke kampus empat hari seminggu. Dia juga akan ikut latihan boxing dua kali seminggu. Dia harus meminta bantuan pamannya untuk memilihkan kelas boxing terbaik. Di waktu kosong lainnya dia akan berlatih tarian tradisional dan berlatih merajut. Seperti biasa dia akan mengosongkan akhir pekan untuk dirinya sendiri. 

Ketika Qianghan mengajukan keinginannya, semua orang menatapnya dengan khawatir. Bibinya membujuknya dengan aturan bahwa itu berbahaya. Tapi kakeknya mengatakan hal yang lain.

"Kau ingin berlatih boxing?"

"Ya kakek."

"Aku dengar kau telah berlatih karate sebelumnya."

"Ya."

"Kenapa harus boxing?"

"Karena serangan dan pukulan boxing terlihat lebih cepat."

"Siapa memangnya yang ingin kamu pukul?"

"Kakek tidakkah kau melihat cucu mu ini cantik. Bagaimana jika ada orang yang ingin menggangguku?"

'Dia memang putri Shanyao!' pikir kakek Sheng.

"Jangan dulu berlatih boxing. Ikuti kelas Taekwondo."

"Taekwondo?" tanya Qianghan

"Ya, setelah belajar Taekwondo, kau harus mempelajari Kung Fu."

"Kung Fu!?" tanya semua orang di ruangan itu kaget.

'Kakek. Kau ingin cucu perempuan mu ini jadi prajurit!?'

"Kalau boxing?" Tanya Qianghan.

"Kalau kau sudah mempelajari beladiri asia, Kau baru bisa memilih Boxing." Ucap kakek.

Qianghan pun menyerah pada Boxing dan belajar Taekwondo.

.

Hari ini Hari pertama Qianghan masuk ke kelas. Qianghan tidak ingin menghabiskan empat tahun untuk lulus tingkat ini. Dia akan mengerahkan sekuat tenaga untuk dapat cepat selesai kuliah.

Hari ini dia harus menghadiri dua kelas. Pukul delapan dan pukul sepuluh. Dia sudah siap dengan buku catatan, alat perekam dan iPad nya. Dia akan serius di dalam kelas. Dia akan duduk paling depan. Tidak seperti dulu, dia akan duduk paling belakang.

Kuliah di jurusan manapun sama saja. Ada dosen yang baik tapi pelit nilai, ada dosen yang memberi banyak tugas, ada dosen yang acuh tak acuh, dan jenis dosen lainnya.

"Halo. Apa tempat di samping mu kosong?" tanya seorang pria. Pria ini berambut pirang bermata cokelat. Dia memakai kaos dan memakai celana jins. Dilehernya ada headphone.

"Ya."

"Bagus. Ini pertama kalinya ku duduk di samping gadis cantik." ucapnya lantang.

"......"

"Aku Huang Yu. Siapa namamu?"

"Qianghan."

"Qiang'er kah. Salam kenal."

"Salam kenal."

'Tidakkah anak ini terlalu .....'

Seorang perempuan pendek masung ke kelas.

"Meng'er. Ayo masuk." Huang yu memenggil gadis itu.

Gadis bernama Meng'er itu memandang Qianghan dengan mata menyidik.

"Qiang'er, kenalkan ini teman ku Meng'er."

"Meng Hua."

"Qianghan."

Tak lama dari itu dosen muncul dan memulai perkuliahan. Qianghan menyalakan alat perekam dan siap mencatat.

Satu jam kemudian perkuliahan selesai.

"Qianghan kami mau ke kantin. Kau mau ikut?" tanya Huang Yu.

"Bolehkah. Tak mengganggu kalian."

"Apanya yang mengganggu. Kita sekarang teman sekelas. Ayo."

Mereka pergi ke kantin dan membeli minuman.

Sambil meminum jus apelnya, Qianghan memperhatikan dua orang di depannya.

"Qianghan kau berasal dari mana? Kami asli orang sini." ucapnya.

"Dari Kota B."

"Kau menyewa apartemen?"

"Tidak, aku tinggal bersama kakek dan paman."

"Begitukah."

"Hmmm. Kalian berdua berasal dari daerah ini kan. Lain kali bisakah kalian mengajakku berkeliling?"

"Tentu saja. Di kota A banyak tepat-tempat yang menyenangkan."

"Kak Meng dan kak Huang teman satu sekolah?"

"Tidak. Kami sudah kenal dari kecil."

"Teman masa kecil kah. Senangnya. Aku tak unya teman masa kecil."

"Tidak ada?"

"Tidak ada. Aku lompat kelas beberapa kali. Jadi sebelum bisa mengakrabkan diri, harus pindah kelas."

"Lompat kelas?" kali ini Meng Hua yang bertanya.

"Ya."

"Jadi kau lebih muda dari kami? Berapa umurmu sekarang?" tanya Huang Yu.

"Sebelas. Bulan lalu."

"........"

"......WHAT!?"

Qianghan entah mengapa memaklumi reaksi mereka.

Men who are reborn as CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang