Revan berlari disepanjang lorong tempat latihan, kakinya terus berlari hingga menuju ruang bawah tanah. Lari Revan terhenti ketika melihat sosok yang dia cari ada disana berserta beberapa orang lain nya. Lucas, Alana, Cakrawala, Yuda, Angkasa, dan dua orang yang bertanggung jawab atas ini semua Albert dan Asta. Disana di tengah ruangan itu ada Rinjani yang terduduk diantara 3 tubuh pria besar yang sudah berlumuran darah, gadis itu juga penuh dengan darah dan tidak ada yang berani mendekatinya.
"Dia... dia akhirnya tahu..." ujar Alana pada Revan. "Revan, tidak semua orang siap menghadapi kenyataan, Rinjani akhirnya tahu untuk apa kita semua dilahirkan... dia menantang paman Asta bahwa dia masih manusia normal tapi ketika dia diperintahkan untuk membunuh keitga penghianat itu diamelakukan nya tanpa ragu dan sekarang dia hanya terdiam seperti itu sudah 15 menit."
Revan mengusap wajahnya berjalan mendekati Rinjani, namun bahunya ditahan oleh Asta. "Dia harus tahu siapa dirinya Revan, dia harus siap dengan ini."
"Tapi ini belum saatnya paman, psikiater Rinjani juga sudah bilang Rinjani belum siap menerima ini dan..."
"Pergila kesana, hampiri dia... hanya kau yang bisa mengaktifkan emosinya." Albert memotong perkataan Revan, dan Revan mengagukan kepalanya.
Remaja laki laki itu menghampiri Rinjani, berlutut didepan gadis yang menatap kosong kedepan. "Hei..."
"Revan..." Rinjani mengakat kepalanya menatap Revan. "Revan... ini tidak mungkinkan... ini tidak mungkin..." seru Rinjani sambil menatap kedua tanganya. "Aku monster Revan... aku monster !"teriak Rinjani.
"Sssttt ... Tidak Rinjani... Tidak..." Revan menarik Rinjani kepelukan nya.
"Apa yang terjadi pada ku, aku bahkan tidak meraskaan apa-apa setelah membunuh mereka bertiga... aku malah merasa senang... aku... aku pasti sudah gila..." seru Rinjani wajahnya terlihat kosong dengan kata-kata yang dalam itu.
"Takdir kita ... ini takdir kita Rinjani yang bisa kita lakukan hanya menjalaninya. Menjalani ini semua." Bisi Revan ketelinga Rinjani.
"Aku selalu bilang bahwa Takdir hanya alasan dari sebuah ketidak berdayaan dan benar ... aku benar-benar tidak berdaya..."Rinjani mengakat wajahnya menatap kearah Revan. "Kau tidak jijik pada ku kan Revan..."
"Hei... mana mungkin itu terjadi... aku menyayangi mu sangat menyayangi mu."
"Kau tidak akan meninggalkan ku..."
"Tidak akan pernah."
"Apa aku bagi mu Revan..." kedua bola mata indah itu menatap kearah Revan penuh harapan.
"Segalanya, kau segalanya Rinjani." Ucap Revan lalu memeluk erat Rinjani.
Dari jauh orang-orang yang melihat itu hanya bisa menghela nafas mereka. Alana menatap adiknya itu dengan tatapan kasihan, mungkin itu juga yang dirasakan orang-orang saat melihatnya pertama kali menyadari sisi monster yang ternyata sudah diciptakan dalam tubuhnya.
"Aku harap dia bisa melewati ujian kelulusan dengan baik." Ujar Cakrawala pelan.
"Rinjani, Mentari, Lucas, Bumi, Aries dan Defana... yang paling aku takutkan tidak bisa menerima ujian dan semuanya adalah Defana." Yuda memasukan tanganya kesaku celananya. "Adik ku memiliki mental yang lemah."
"Tahun selanjutnya ada Aurora dan Amera keduanya walau memiliki fisik yang lemah namun mental mereka masih lebih baik dari Defana... jika Rinjani saja sampai sekalut ini apa lagi Defana." Lucas menatap lurus kearah adiknya.
"Kau sendiri tidak terkejut ?"
"Aku tidak terkejut karena aku sudah lama tahu bahwa ada monster lain didalam diri ku setiap kali aku melihat orang lain melukai keluarga ku aku bisa segera membunuh orang itu." Lucas memasukan tanganya ke saku celananya lalu menatap ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahkota [The Circle Series #1]
AcakLingkaran, begitu mereka menyebut diri mereka. Sekumpulan keluarga-keluarga paling berpengaruh di Asia. . Tapi mereka tidak sesederhana itu, mereka tidak sebersih itu, dalam bisnis tangan mu tidak mungkin selamanya bersih dan mereka harus mewariska...
![Mahkota [The Circle Series #1]](https://img.wattpad.com/cover/176804476-64-k84478.jpg)