H a l a m a n T i g a

102 5 1
                                        

19 Februari 2045. Jakarta, Indonesia.

Keesokan paginya Alana tengah sibuk mengedor-gedor kamar Lucas bahkan berhasil membangunkan Romeo yang memiliki kamar disebelah kamar Lucas. Romeo menghampiri kakak laki-lakinya itu dengan wajah setengah sadar, penampilan nya sunguh mengemaskan dengan baju tidur bergambar kucing berwarna putih.

"Kak Lana, berisik. Ini baru jam 6 pagi tahu dan ini hari minggu ...Hoaam..." Romeo menguap lebar menatap penuh kekesalan kearah kakak tertuanya itu.

"Ini si Lucas kebo banget, mau masuk tahu sendiri betapa menyeramkan nya dia kalau ada yang berani sembarangan masuk kamar dia." Gerutu Alana yang sebenarnya sudah ingin masuk dari tadi namun seisi rumah juga tahu bagaiman tuan muda Lucas begitu menjaga privasinya. Remaja laki-laki itu pernah memarahi salah satu pelayan habis-habisan hanya karena masuk kamarnya tanpa izin.

"Ada apa Alana, pagi-pagi ribut." Albert datang dari lantai 1 dengan pakaiaan olah raga, kepala keluarga Estefani itu nampaknya baru selesai jogging pagi diikuti dengan ibunya Riana.

"Ini pa, Lucas di gedoring gak bangun-bangun padahal dia janji pagi ini mau menemani Lana."

"Ya udah mama buka aja yang pintunya, Lucas kan gak pernah marah sama mama."Riana pun membuka pintu kamar putranya itu dan yang diadapati kamar degan nuasan biru gelap itu kosong bahkan tempat tidur masih rapi.

"Lah... Lucas dimana ?" Ujar Romeo kebingungan.

"Tuan muda Lucas tadi malam terlihat memasuki kamar nona muda Rinjani sepertinya beliau ketiduran ..." seorang pelayan pria berbicara dengan nada sopan dan ketika dia menyelesaikan ucapan nya semua mata menatapnya horor.

"Kenapa tidak bilang dari tadi pak Alim kan kami gak mesti ngabisin suara didepan kamar Lucas." Gerutu Romeo yang langsung berlari menuju kamar kakak perempuan nya.

Apa yang mereka dapati ? Rinjani tengah tertidur lelap memeluk boneka tedy besar berwarna putih di samping nya ada Lucas yang juga tertidur dengan tangan berada diatas kepala Rinjani sepertinya tadi malam Lucas mengusap-ngusap kepala Rinjani yang sulit tidur di tempat baru sampai dia ikutan tertidur di kamar adiknya itu.

"Astaga mereka sangat cute..." gumam Alana melihat kedua adiknya itu.

"Aku baru sadar mereka terlihat begitu mirip ketika tidur..." ujar Albert menatap wajah kedua anak kembarnya dengan senyuman.

"Engh..." Rinjani membuka matanya perlahan, dia merasakan salah satu tidur terbaiknya tadi malam, saat Lucas mengusap kepalanya hingga dia tertidur. Saat matanya menyesuaikan dengan cahaya pagi dia bisa melihat seluruh keluarganya berdiri didepan tempat tidurnya. Rinjani kembali mengusap matanya lagi dan memperjelas pengelihatan nya.

"Mama... papa... kakak... kenapa disini ?" Rinjani menatap mereka dengan kepala dimiringkan kekanan, dan ekpresinya sungguh membuat Kasandra ingin mencubit pipi adiknya itu.

"Kamu gak mau tidur di temanin mama, tapi tidur ditemanin saudara kembar kamu..." Gerutu Riana dengan nada sedikit merajuk, Rinjani perlahan memang menerimanya namun itu butuh usaha kerasa dari Riana. Tapi lihat anak laki-lakinya Lucas dengan begitu gampang berdekatan dengan Rinjani, mungkin efek bahwa mereka saudara kembar.

"Eh..." Rinjani menoleh ke kanan nya dan mendapati Lucas tidur disebelahnya dan saudara kembarnya itu masih tidur. "Gak tahu ma, tadi malam kak Lucas cuman ngusap kepala Rinjani yang gak bisa tidur. Kak Lucas bilang waktu kecil kalau susah tidur mama suka ngusap kepala kak Lucas sampai tidur."

Riana mengehela nafas lalu mendekati putrinya itu, sementara William mendekati adik laki-lakinya itu menepuk-nepuk wajah Lucas hingga si remaja laki-laki itu sadar. Lucas menguap lebar sebelum mendudukan dirinya dan menatap semua keluarganya minus Alana.

Mahkota [The Circle Series #1]Where stories live. Discover now