Rinjani berlari, gadis itu masih terus berlari selama kurang lebih 1 jam terakhir dia sudah memutari manssion tempat latihan selama 4 kali dan dari lantai 2 teman-teman nya melihatnya. Aurora melipat tanganya bersandar pada dinding menatap Rinjani yang masih terus berlari.
"Dia akan tumbang cepat atau lambat." Ujar Defina.
"Jangan meremehkan ketahanan tubuh Rinjani, dia adalah perempuan yang paling kuat diantara kita semua. Rekor larinya mendekati para laki-laki, rekor bertahan didalam airnya memecahkan rekor milik kak Alana, yang jadi permasalahan kenapa dia begini." Mentari menatap kearah luar jendela, gadis itu melepaskan kaca mata bulat yang dia pakai.
"Dan dimana kekasih gadis ini sebenarnya ? Revan harus menghentikan nya atau besok Rinjani tidak akan masuk sekolah apa kaliaan ada yang memperhatikan pergelangan kaki kak Rinjani ? dia terluka." Ujar Aurora datar.
"Hum... kak Revan ditugaskan untuk menjemput seseorang tadi... aku tidak tahu menjemput siapa..." Amera menutup buka yang sedari tadi dia peggang. "Kak Rinjani tahu batas kemampuan nya jangan terlalu mengkahwatirkan nya."
"Yang ku takutkan dia sudah melupakan batas kemampuan nya itu."
"Kenapa kalian berkumpul disini semua ? apa ada rapat mendadak ?" Lucas tiba-tiba muncul dari arah tangga. Remaja laki-laki itu terlihat baru saja mandi dengan titik titik air yang jatuh dari rambutnya.
"Kau tahu Revan menjemput siapa ?" Mentari menatap kearah Lucas.
"Revan ? dia ada di ruang bawah tanah bersama si Drupa itu." Lucas melipat tangannya lalu menghampiri Amera. "Kau sudah makan ?"
"Ini pukul 5 sore, dan aku sedang dalam program diet. Terima kasih telah bertanya kak Lucas." Amera tersenyum tipis.
"Kau sudah selesai latihan ?"
"Sudah, aku menunggu kak Aries selesai dan akan pulang."
"Kalau begitu ayo, aku antar pulang. Aries akan pulang malam dia harus membantu Revan." Lucas tersenyum tipis lalu meraih tangan kanan Amera dan menarik gadis itu pergi begitu saja.
"Mereka bertambah dekat sejak kejadian minggu lalu." Aurora bersuara
"Dan Amera seakan melupakan apa yang terjadi minggu lalu." Ujar Defana menatap kearah Aurora dan Mentari.
"Hm... apa yang dilakukan Revan pada Mario." Ujar Mentari setelah itu dia berjalan begitu saja meninggalkan Aurora dan Defana.
"Kau ada kegiatan ?" tanya Aurora.
"Ada, aku harus latihan menembak sebentar lagi. Kau ?"
"Aku akan pulang, sampai bertemu besok Defana."
"Ya Aurora."
---
Rinjani sekarang tengah duduk didekat bebatuan yang ada di belakang mansion kakinya sudah terlalu sakit dan dia tidak bisa bergerak lagi. Sialnya smartphone nya tertinggal di ruangan nya. Rinjani menatap kaki kanan nya yang sudah lebam dan berdarah.
"Kapan kau akan berhenti membuat ku kahwatir..." suara itu membuat Rinjani menegakan kepalanya mendapati Revan dengan kondisi berantakan ? yah, remaja laki-laki itu memakai kemeja putih, celana sekolah dan... di kemejanya ada bercak darah.
"Maaf..." Rinjani tersenyum tipis, dia menatap langit yang memang sudah mengelap, dia berlari sejak pukul 4 dan terhenti di pukul 6 karena kakinya tidak bisa digerakan lagi, dan terdiam selama setengah jam disini. Tentu saja semua orang sudah mencari-carinya.
"Huh... " Revan mendekati Rinjani lalu berlutut didepan gadis itu, mengecek pergelangan kaki gadis itu.
"Ugh... A..." Rinjani berteriak kesakitan ketika ujung tumitnya di pegang oleh Revan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahkota [The Circle Series #1]
AcakLingkaran, begitu mereka menyebut diri mereka. Sekumpulan keluarga-keluarga paling berpengaruh di Asia. . Tapi mereka tidak sesederhana itu, mereka tidak sebersih itu, dalam bisnis tangan mu tidak mungkin selamanya bersih dan mereka harus mewariska...
![Mahkota [The Circle Series #1]](https://img.wattpad.com/cover/176804476-64-k84478.jpg)