XXXII. TAKE CONTROL

Start from the beginning
                                    

"Aku hanya menemani dia yang kau buang," jawab Namjoon. Lagi-lagi membuat Ciara kesal.

"Jangan bilang kalian berselingkuh di belakangku?" tanya Taehyung lagi.

"Tidak mungkin! Aku hanya mencintaimu!" jawab Ciara.

"Tapi dia mencintaiku," ujar Taeri sebelum Taehyung mengatakan apapun. Taeri dan Ciara kembali menatap sinis dengan sengit.

"Tentu saja Tidak. Seperti yang dia bilang. Dia mencintaimu—setidaknya untuk saat ini," jawab Namjoon penuh keyakinan dan ada yang tersirat di sana.

"Wow, cute!" seru Taeri memuji.

"Diam kau! Sekarang jelaskan bagaimana selanjutnya? Bagaimana dengan mereka?" tanya Ciara sambil melihat pada sekeliling.

"Begini, aku sudah tahu pola peneror itu. Dia tak akan membunuh siapapun di luar circle kita. Dia tak akan menyentuh mereka. Yang peneror itu inginkan adalah kita. Itulah mengapa aku mengumpulkan kalian. Well, Taehyung bercinta denganku jadi tak perlu minum dan berpesta. Eunbyul tentu sibuk mengurusi pesta dan ternyata Hoseok bergabung. Tak masalah. Lalu kau yang tidak diharapkan, Ciara, kau tidak akan sanggup untuk minum dan berpesta. Aku sudah mempersiapkan semuanya jadi kalian tak akan tertidur. Tentu Namjoon-ssi di luar perhitungan. Aku tidak tahu kalian dekat. Tapi tetp, tak masalah. Kalian bisa membantu meringkusnya. Atau setidaknya berusahalah tidak mati. Sayang saja Kang Yumi itu terlalu pengecut dan malah pergi keluar kota.

Lalu ketika semua selesai, mereka semua bangun dan kita akan dianggap pahlawan. Sebenarnya aku yang dianggap pahlawan karena ini pestaku. Jadi aku dapat kembali mengontrol semuanya. Kedamaian kota Abel Wood oleh keluarga Kim."

"Wow, terdengar gila kontrol." ujar Namjoon kaget sendiri.

"Tentu, kekasihku." Taehyung malah melingkarkan lengannya di pinggang Taeri. Terlihat bangga.

"Kau menggunakan teman-temanmu untuk memancing?" Hoseok ikut membuka suara. Tak percaya bahwa kenyataannya seperti itu.

"Ya, tentu. Kau pikir aku adalah yang paling suci. Sejak awal kalian sudah tahu kan kalau aku akan melakukan apa saja untuk apa yang aku inginkan?" Taeri hanya mengedikan bahu.

Hoseok bersumpah dia tidak akan pernah melakukan hal seperti itu pada temannya. Sejak awal dia memang tak pernah suka Eunbyul masuk di dalam lingkaran pertemanan Taeri. Persis seperti apa yang dia bayangkan. Semua yang ada di sana tidak ada yang benar-benar bersih. Mereka semua manipulatif.

"Tidak seperti itu," sela Ciara berusaha menghentikan keheningan. Dia memutar bola mata malas pada dirinya sendiri. Merutuk dalam hati mengapa dia harus mengatakan ini. "Kau mungkin tidak tahu rasanya maka berbicara seperti itu. tapi ya—Taeri menggunakan kita. Namun di sisi lain ini adalah pilihan yang paling tepat. Aku pernah merasakan bagaimana peneror ini mendesakku. Mengancamku. Aku sendiri juga ingin mengakhiri semuanya. Aku setuju pada Taeri.

Mendengar itu Taeri. Dia tertawa ringan. "You and me on same team. This must be Christmas."

"Oke jadi di mana peneror itu sekarang?" tanya Namjoon yang berminat untuk menyudahi semuanya. Sejujurnnya dia tak tahu-menahu masalah ini sama sekali. Sungguh. Bahkan pertama kalinya dia mendengar tentang peneror dan bagaimana Taeri yang gila kontrol. Tetapi dia lebih memilih diam dan membiarkan otaknya bekerja memikirkan satu-persatu. Bertanya dan dijelaskan dari awal hanya akan membuang waktu. Apalagi kalau yang mereka katakan tentang peneror benar, itu berarti semakin mengulur waktu, semakin mereka dalam bahaya. Sejauh ini Namjoon mengambil bahwa kejadian-kejadian buruk dan mengenaskan yang terjadi belakangan ini seperti kematian Subin dan juga Jimin, ada hubungannya dengan terror yang disebutkan.

"Aku tidak tahu. Mungkin saja dia sudah datang. Mungkin saja dia salah satu di antara kita. Karena kita semua sudah berkumpul kan di sini? Aku, Taehyung, Eunbyu, Ciara dan Jung—" Taeri menggantung kalimatnya. Tubuhnya langsung menegang seketika.

"D-dimana Jungkook?"

Tepat ketika dia mengatakan hal itu, ponselnya berbunyi dari nomor private.

"N-noona..." itu adalah suara Jungkook. Begitu lirih dan terbatuk-batuk beberapa saat.

"Jungkook! Jungkook! Kau di mana? Apa yang terjadi? Katakan kau di mana? Aku akan ke sana," ujar Taeri begitu panik.

"Surprise Kim Taeri!" ujar seseorang di sebrang telepon sana. Suaranya terdengar tidak normal. terlalu serak dan besar jelas sekali karena menggunakan alat penyamar suara. Sialan! Tubuh Taeri rasanya lemas seketika.

"Jangan lakukan apapun pada Jungkook! Ku mohon! Jangan!"

Peneror itu tertawa terbahak-bahak. "Tentu saja. Kau tidak perlu khawatir. Kita siapkan yang terbaik belakangan. Sekarang ayo bermain-main dahulu denganku. Kau mau menyelamatkan Jungkook?"

"Tentu! Biarkan Jungkook pergi! Kumohon!"

"Baik, akan ada aturannya. Aku akan melepaskan Jungkook tetapi kau harus menemuiku seorang diri. Hanya seorang diri. Aku akan mengarahkan dari telepon sambil kau berjalan. Tenang saja tak jauh, aku ada di dekatmu. Aku selalu berada di dekatmu. Ingat, harus sendiri."

[]

SECRETS ✓Where stories live. Discover now