Chapter 4

1.3K 131 99
                                    

"Jenderal apa ini tidak berlebihan?" tanya sersan Tobirama.

"Ini titah kaisar, beliau ingin pasukan kita lebih berkualitas."

"Apa sebenarnya tujuan penilaian ini?"

"The Amphibious Rapid Deployment Brigade."

"Kau ingin merekrut mereka menjadi pasukan elite?! Setelah insiden lugouqiao, apa rencana Kaisar sekali ini?" tuntut sersan Tobirama, tangannya mengepal erat di kedua sisi tubuhnya. Geram, ia geram dengan perang yang tak kunjung henti.

Jenderal Hashirama menghela napas, ini adalah keputusan terberat dalam hidupnya. Ia ingin sekali mengakhiri perang, ia ingin sekali menolak titah kaisar. Jiwa patriotismenya sebagai abdi negara terpanggil, ingin melindungi warga sipil yang dibuat sengsara karena keegoisan dan ambisi pemimpin mereka sendiri. Namun apa daya semua keputusan dan titah kaisar adalah hal mutlak yang tak bisa diganggu gugat.

Jenderal Hashirama menyebrangi ruangan, ia berhenti di samping sersan Tobirama. "Kita tak punya pilihan selain tunduk pada perintah Kaisar." Katanya, sambil menepuk bahu kiri sang sersan lalu beranjak meninggalkan ruangannya.

...

Para personel mulai siap kembali setelah istirahat singkat, mereka masih harus menjalani sesi penilaian terakhir, yaitu pertarungan jarak dekat.

"Baik, kita masuk pada sesi penilaian terakhir. Penilaian pertarungan jarak dekat menggunakan pisau, tapi kali ini kita akan menggunakan pisau komando." Ujar sersan Tobirama.

Alis Naruto mengernyit, tak mengerti maksud instrukturnya. Bertarung pisau bukanlah tarung biasa, tapi soal mempertahankan nyawa dan diri dari serangan. Bela diri yang membutuhkan kecerdasan, keseimbangan, dan presisi.

"Penilaian ini memang bertujuan untuk menyeleksi kalian. Dan yang terpilih akan direkrut menjadi pasukan khusus ARDB, latihan ekstrem ini hanya sebagai gambaran apa yang kalian lalui setelah terpilih menjadi anggota ARDB nanti." Jelas sersan Tobirama.

"Pasukan khusus dibentuk untuk melindungi negara dari ancaman bahaya di dalam negeri maupun luar negeri. Mereka dilatih dengan keras dan disiplin. Dilengkapi senjata terbaik dan diterjunkan untuk menjalankan misi-misi yang tak akan mampu dilakukan unit-unit reguler." Tambah jenderal Hashirama yang baru saja muncul.

"Hindari mengenai organ vital rekan kalian. Kalian siap?!" Teriak sersan Tobirama, guna menyulut semangat para personel.

"Siap!" Teriak mereka serentak.

...

Mata Hinata terbelalak ngeri saat melihat Sasuke dibopong Naruto memasuki ruang kesehatan. Sasuke dengan luka menganga di kepala yang harus segera di jahit dan Naruto dengan wajah penuh lebam.

"Tolong jahit lukanya, aku tak sengaja melukainya saat latihan." Ujar Naruto pada Hinata, ia hendak beranjak sebelum Hinata menarik tangannya.

Naruto berbalik, mengerutkan alisnya lalu menatap Hinata bingung. "Ya?!" Ujarnya.

"Kau mau kemana? Kau juga terluka." Dari nada bicara Hinata sangat jelas terlihat ia lebih mengkhawatirkan Naruto yang hanya mengalami luka lebam.

Sasuke yang sedari tadi duduk di tepian ranjang hanya mampu mengumpat di hati. Kemarahan membara dalam dirinya ketika dirasa interaksi Hinata dan Naruto semakin intim.

No Man's LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang