Rainbow Cafe

2.3K 185 0
                                    


Matahari merambat naik dengan penuh keyakinan. Dirinya tidak pernah peduli apakah kehadirannya ditunggu dengan penuh harap dan berserah atau justru disambut dengan caci maki oleh mereka yang merasa silau dan gerah.

Jam di dinding menunjukkan pukul delapan, dan Cyan masih menyembunyikan dirinya dalam selimut, berkelana indah dengan mimpinya, sampai nada panggilan di ponsel mengejutkannya.

"Shit!! Jam berapa ini? Kenapa gue lupa silent-in HP!?" Cyan mengerjap-ngerjap mencari sumber suara. Meski sekadar nada pesan wadapps, deringnya yang tidak hanya sekali terasa mengganggu bagi Cyan yang baru memejamkam mata sekitar pukul lima. Secerca sinar menerobos tirai dan membuatnya semakin enggan membuka mata.

Dengan membiarkan mata masih terpejam, tangan Cyan menelusup ke bawah bantal, ponsel tidak ada. Beralih ke kantong boneka kanga dan roo, namun tetap sama. Ia mencoba meraih nakas, tapi enggan membawa tubuhnya lebih dekat ke sisi tempat tidur.

"Nah, ini dia!" serunya ketika ujung jari tengahnya menyentuh sesuatu berbentuk pipih. Cyan meregangkan tangan kanannya untuk meraih benda pipih itu. Namun sayangnya benda itu kian menjauh, dan dengan sekali gerakan terakhir, terdengar suara yang sangat tidak diharapkan.

"Sialan!"
Cyan melompat dan segera mengambil ponsel yang kini mendarat dengan ciamik di atas keramik. Setelah memastikan tidak ada hal serius yang dialami ponselnya, Cyan kembali meringkuk seraya membuka pesan masuk.

Magenta : Say, nanti makan siang bareng di Rainbow, yuk ... yang kemarin gue siarin iklannya itu, lho. Sebenernya gue pengen kita bayar masing2 ... 🤔
Tapi karena gue lagi baik hati, ga jadi deh.
Gue yang traktir. Hahaha... 😄
Mau yaahh??? 😍
Gue tunggu di Rainbow jam 13.00.
C.ya. 😘

Cyan langsung meletakkan ponsel ke nakas setelah mengirim balasan yang menyatakan setuju dan menyetel siaran spekta radio melalui ponselnya. Sayup-sayup terdengar alunan jingle spekta yang diikuti suara lembut penyiar lain menyapa datangnya pagi dan justru mengantarnya untuk kembali ke negeri mimpi.

***

Sudah beberapa hari ini matahari hanya menampakkan dirinya ketika pagi. Seolah enggan menampakkan kegarangannya pada waktu siang yang biasanya meradang, cahayanya digantikan oleh mendung yang bergelayutan, mungkin hingga beberapa hari ke depan.

Suasana rainbow cafe siang itu dipenuhi anak-anak muda yang baru pulang sekolah atau para pekerja yang sedang beristirahat guna melepas penat dan sekaligus mendamaikan kampung tengah yang keroncongan.

Sambil menahan napas, Cyan berjalan masuk dan memilih tempat duduk di spot paling sudut untuk menghindari keramaian. Baginya, berada di tengah keramaian berarti membiarkan semua orang mengarahkan telunjuk kepadanya atau bahkan jari tengah dengan ucapan menjijikkan ala mereka penganut budaya barat.

Who do you love, do you love now?
I wanna know the truth (whoa)
Who do you love, do you love now?
I know it's someone new
You ain't gotta make it easy, where you been sleepin'?
This shit is keepin' me up at night, just admit it
Who do you love, do you love now?
I wanna know,
I wanna know who ...
[The Chainsmokers - Who Do You Love?]

Cyan menyapukan pandangan ke sekeliling rainbow, seraya menunggu Magenta.
The Chainsmoker mengentak memenuhi seisi cafe. Beberapa pengunjung terlihat tetap asyik dengan pasangan bicaranya dan sebagian lagi menikmati makanan di hadapannya tanpa mempedulikan entakan demi entakan, seakan menganggapnya tidak ada.

Berbeda dengan Cyan yang memang sangat mencintai ketukan dan irama. Setiap alunan yang berpadu dengan entakan, menjadi musik yang paling menenteramkan, baginya. Tiba-tiba seseorang yang ia kenal saat pertama kali menginjakkan kaki di spekta radio sudah berdiri di sampingnya.

=====

AM to FMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang