TRIAL

4.1K 404 8
                                    

"Hai... Hai... Hai...," Perempuan berambut sebahu yang hampir menabraknya tadi bergegas menghampirinya. "Congratulation, Say! Besok sore lo temenin gue, ya. Kita dabel DJ. Gue yakin lo bisa. Lo siapin nama udara, sekarang," cerocos Mag seraya mengajak Ayu ke cafe.

"Kebetulan ada satu penyiar yang biasa nemenin gue, tiba-tiba telepon, mengundurkan diri. Anak baru juga, sih." Mag mendekat dan berbisik. "Katanya dipaksa merit."

Ayu terkikik. Bisa bertemu Mag, di hari pertama saat mengantar lamaran, suatu anugerah terindah baginya. Mag bisa membuat Ayu merasa diterima di tempat yang menurutnya asing.

"Jadi, lihat lo dateng, bawa berkas, dengan penampilan lo yang biru-biru super misterius, feel gue langsung nyangkut." Mag menyikut pelan lengan Ayu. "Nah, begitu gue lihat Olive rada jual mahal, gue datengin aja Tristan. Dia kan sohib gue." Mag terkekeh.

"Oh, Pak Tristan yang tadi ...,"

"Dia ga suka dipanggil Bapak. Katanya, jomlo selalu awet muda." Tawa Mag semakin keras. "Lo belum sarapan, kan?" lanjutnya. Ayu menggeleng.

"Sama. Gue juga kelaperan. Makan, yuk." Mag memesan dua nasi ayam lengkap dengan potongan krecek dan sate usus ala-ala semarangan. "Setelah itu, kita keliling studio. Gue masih kosong sampai siang." Ayu mengangguk.

"Nah, jadi lo udah pernah siaran sebelumnya?"

"Udah. Sejak SMA gue pegang jam siar sore di radio sekolah," jelas Ayu. "Itung-itung nambah uang jajan," lanjutnya disusul tawa.

"Berarti lo udah paham istilah-istilah di dalam, dong?" Mag berbinar.

Ayu menaikkan alis tanda mengiakan.

"Mantul. Jadi gini, lo kan dipasangin sama gue, nah, sekarang gue mau lo coba buat script, deh." Mag menjauhkan mangkok dan menyeruput habis es teh manis di depannya.

Dalam hitungan menit, Ayu menyelesaikan tugas pertama dari Mag.

Dalam hitungan menit, Ayu menyelesaikan tugas pertama dari Mag

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wait. Gue baca. ... Agak beda sama yang biasa gue buat, sih," Mag membalik kertas dan berdecak kagum. "... Ini detail banget, gila," lanjutnya setelah beberapa saat.

Mag menggeleng dan menepuk bahu Ayu berkali-kali. Bukan hanya Ayu yang senang, Mag juga serasa mendapat pasangan yang pas, tepat ketika membutuhkan rekan DJ.

"Gue penasaran denger suara lo." Mag mengibaskan kertas di tangannya, dan mengajak Ayu kembali ke ruang rekaman.

Jam di dinding kantor menunjukkan pukul sembilan.

"Wow. Sejam lagi gue bawa Zona 90-an. Ga masalah. Gue mau kita coba running-kan dulu suara lo di udara."

Ayu mengikuti Mag memasuki ruang siar yang terletak di lantai dua.

"Ruangan ini biasa dipakai khusus single DJ, Say. Ga terlalu luas. " Mag melepas penutup monitor dsn melanjutkan, "Yang untuk siaran sehari-hari, ruangan yang satu lagi. Lebih luas dan ada sofa di depan. Bisa untuk ngobrol santai. " Mata Ayu menyapu seluruh ruang.

Ruangan itu persis seperti yang ada dalam bayangan Ayu. Tiga layar komputer yang digunakan sebagai monitor, masing-masing dengan fungsi yang berbeda. Satu untuk memantau media sosial, satu lagi untuk rundown, menyusun opening jinggle radio, bed, track, jinggle iklan, sweeper, dll. Satu lagi terakhir, untuk koleksi lagu-lagu yang dibutuhkan jika tidak ditemukan dalam list monitor kedua.

Dua microphone beserta headphone yang merupakan senjata andalan para penyiar.

"Mag, ini mixer-nya sudah up to date, yah. Keren." Ayu menunjuk papan berwarna abu-abu dengan beberapa controller untuk mengatur suara yang dikeluarkan.

Mag mengernyitkan dahi.
"Lo belum pernah lihat mixer begini?"

"Tempat gue dulu masih pake yang kuno. Ga nempel sama meja begini." Ayu tertawa.

Tanpa mereka sadari sepasang mata mengamati dan memperhatikan perempuan berambut keriting dari balik ruang siar. Ia bersedekap, merogoh ponsel di sakunya dan mengambil foto tanpa seizin pemilik paras manis, Ayudya Maheswari.

========

Well, hari ini Ayu mulai masuk trial siaran. Bukan Pak Bos yang nyuruh, malah rekan duetnya. Hahaha...

*Emang bisa?

*Bisa. Tergantung kebijakan radio.

Istilah-istilahnya menyusul, ya. Aku akan tulis di word dulu.
Kursornya masih suka lari-lari.

Harus update Watty, nih.

Thank you banyak ya Mentemen yang masih on baca tulisanku.

Cuss klik bintang di sudut kiri bawah, ya. Tinggalin komen juga.

Ciayo...

Semoga selalu konsisten.

Ccmm,
Gavet Lou

AM to FMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang