❤ 12

15.8K 2.2K 127
                                    

Pagi-pagi sekali Seungmin kembali ke rumah sakit untuk bergantian menjaga Changbin. Dia bilang kalau Mama dan Kakek datang menyusul. Saat mendengarnya, tentu saja mereka sangat terkejut mengetahui kabar bahwa Changbin masuk rumah sakit.

Setelah Seungmin sampai di rumah sakitpun, aku memutuskan pulang untuk berganti pakaian karena aku harus lanjut bekerja. Saat itu Changbin belum juga sadar, jadi aku hanya berpesan pada Seungmin untuk menghubungiku apabila terjadi sesuatu.

Hansol juga dengan baik hati menawarkan diri untuk mengantarku pulang. Kupikir setelah sampai diapartemen, dia langsung kembali ke rumah sakit. Tapi ternyata tidak, dia menungguku selesai bersiap dan merias diri lalu kembali mengantarku ke kantor. Baik sekali dia ini.

"Eunho tumben belum datang?" tanya Senior Ryuna saat menyadari salah satu anggotanya belum hadir.

"Senior Eunho sakit dan dirawat di rumah sakit. Tengah malam tadi dia nelpon aku untuk jadi walinya," terangku, tanpa beralih dari layar komputer.

"Hah? Serius?" sahut Senior Jehoon dan Senior Ryuna bersamaan. Mereka bangkit dan menghampiriku untuk menanyakan keadaan Senior Eunho.

"Dokter bilang, dia nggak boleh stress karena membahayakan penyakitnya. Tapi aku nggak dikasih tau Senior Eunho sakit apa," jelasku pada mereka. Kini aku terpaksa menghentikan kegiatanku demi menjawab rasa penasaran kedua seniorku ini.

Senior Jehoon tampak kaget, karena selama mereka bersama, Senior Eunho tidak pernah bercerita apapun soal penyakitnya. Sekarang, Senior Jehoon bahkan tak tau ketika temannya itu masuk rumah sakit.

"Kalau gitu, nanti kita jenguk dia. Jehoon, kamu kosong kan sore ini?" usul Senior Ryuna yang langsung disahuti anggukan kepala Senior Jehoon.

"Aku kosong sore nanti. Ayo jenguk bareng-bareng," sahutnya.

Setelah sepakat untuk menjenguk Senior Eunho sore nanti, kami kembali mengerjakan tugas masing-masing karena saat ini divisi kami sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan produk yang akan rilis bulan depan. Seperti mengecek kembali desain yang sudah selesai dibuat, mengunjungi distributor untuk memastikan sample berfungsi dengan baik, dan keperluan-keperluan lain.

Selama aku mengurus beberapa dokumen, aku sudah beberapa kali menguap. Rasa kantuk yang kurasakan bahkan semakin menjadi ketika aku selesai makan siang. Efek dari tidak tidur semalaman.

Sekembalinya ke ruang kerja, akhirnya aku memutuskan untuk membuat kopi. Meracik kopi yang sama seperti saat aku membuatkannya untuk Changbin. Namun ditengah aktivitasku, tiba-tiba saja aku teringat Senior Eunho saat aku sedang menyeduh kopi. Belakangan ini dia tidak pernah memintaku untuk membuatkannya kopi lagi.

"Apa cuma perasaanku kalau Senior Eunho udah nggak pernah minta aku buat bikinin dia kopi?" gumamku sambil melangkah kembali ke bilik divisiku.

00

Setelah semua pekerjaan selesai, akhirnya aku bersama kedua seniorku berangkat menuju rumah sakit untuk menjenguk Senior Eunho. Kami menghabiskan waktu perjalanan dengan aku yang menceritakan kronologis bagaimana bisa Senior Eunho masuk UGD.

Aku bahkan memberi tau mereka tentang Senior Eunho yang berkendara sendiri menuju rumah sakit dengan kondisi seperti itu.

"Wah gila ya dia ini. Bisa-bisanya nyetir pas udah sekarat gitu. Bosen hidup kali ya?" celetuk Senior Jehoon yang duduk dibelakang, dengan Senior Ryuna yang menyetirkan mobil untuk kami.

"Disisi lain aku juga kagum dengan usahanya. Padahal dia bisa saja menelpon salah satu diantara kita bertiga untuk menjemputnya di rumah," tambah Senior Ryuna tanpa beralih pandang, fokus dengan kemudi.

somebody to love • changbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang