"Apa" ketus Alexa.

"Dimana pangeran berkuda putihmu itu"

Alexa sangat ingin pergi dari sana secepatnya. Rachael tidak pernah kenal waktu dan tempat untuk memanas-manasi lawannya. Kapan pun dan dimana pun jika ia memiliki mood untuk berdebat, siapapun dirimu kau harus siap.

Alexa siap menghajar Rachael dengan kalimat yang sudah ia kumpulkan di ujung lidahnya, namun suara berat Jevin berhasil menghentikannya.

"Sudahlah Rachael..."

Alexa ingin muntah ketika melihat lengan Jevin berada di bahu Rachael dan membalikkan tubuhnya.

"Menjijikkan"

Tunggu, itu Betti yang bergumam.

Alexa menatap wajah Betti yang kini sedang menuding belakang Jevin dan Rachael. Betti mungkin melakukannya karena Alexa, tapi sungguh itu tak perlu ia lakukan.

Alexa mengakui Betti sedikit berlebihan saat ini.

.

.

.

"Jadi aku akan menjelaskan lagi masalah camping kemarin"

Alexa menarik napas dalam-dalam mencoba tidak melakukan kesalahan kedua dalam hidupnya. Tidak, jangan lagi.

Ia kini tengah berdiri di podium berukuran kecil dalam aula sekolah sambil memegang satu mikrofon usang. Suara mikrofon itu bahkan lebih buruk dari suara Alexa saat bernyanyi.

"Seluruh angkatan kelas tiga akan melakukan kegiatan camping tahunan di hutan pinus. Aku sudah membuat daftar apa saja yang harus kalian bawa dan jadwal keberangkatannya"

Tentu saja sejujurnya itu sangat tidak perlu, karena semua orang di Panville tahu di mana hutan pinus itu. Tapi yah, mengingat dedikasinya untuk di anggap "sempurna" di mata Miss Teresa membuat Alexa harus bersusah payah menyiapkan itu.

"Besok aku akan berkeliling dan mengumpulkan iuran ke setiap kelas, jadi bagi yang mau ikut persiapkan uang kalian"

Lalu hening.

"Paham?"

"Yeah..."

"Oh aku sungguh tidak sabar"

"Bolehkah aku membawa gitarku?"

"Aah... aku paling tak suka dengan camping"

"Ku anggap itu jawaban kalian. Terimakasih, silahkan kembali ke kelas" ujar Miss Teresa.

Para murid mulai bubar sedikit demi sedikit meninggalkan gedung. Suara-suara yang tadinya menggema di dalam kini mulai terdengar senyap ke luar.

Alexa masih berdiri di podium sambil memperhatikan mereka. Sungguh tidak penting sebenarnya, hanya saja matanya tak sengaja menangkap dua orang yang tengah mengobrol berdua sembari meninggalkan aula.

Sekali lagi sangat tidak penting sebenarnya, tetapi Alexa tak mengerti alasan mengapa Betti bisa mengobrol dengan Jevin.

"Alexa kemari sebentar"

Alexa tak mendengar. Ia terlalu fokus membaca gerak bibir dari kedua orang yang sedang ia mata-matai itu.

"Alexa, kau mendengarku?" kata Miss Teresa sembari menepuk pundak Alexa.

"Oh! ada apa Miss?"

"Kau melamun?"

Alexa memutar bola matanya mencoba mengarang kebohongan.

"Tidak, aku hanya memperhatikan teman-teman yang keluar. Takutnya mereka tersandung atau terjatuh..."

Hening.

Miss Teresa memandang Alexa tak percaya. Tentu saja itu alasan paling bodoh yang pernah keluar dari mulut murid teladannya itu.

"Kau tak ada di kelasku kemarin, kemana kau?"

Oh tidak, Alexa hampir lupa bahwa kemarin dia kabur dari sekolah.

Murid teladan yang paling diandalkan Miss Teresa tak masuk kelas tanpa alasan. Apa ini artinya gelar "sempurna" itu sudah tercabut?

"Maafkan aku, aku tak enak badan Miss" bohong Alexa.

"Oh ya? berbarengan dengan Jason?"

-(Sial)- Alexa mengumpat di dalam hatinya.

"Aku mengantarnya pulang" jawab Jason yang datang dari belakang Alexa.

"Oh jadi kalian sudah sedekat itu? "

"Itu... tidak seperti yang anda bayangkan Miss"

Alexa tak berani menduga-duga maksud dari Miss Teresa, tapi apapun itu pastilah tak benar. Alexa tak percaya Miss Teresa seperti mencomblangi dirinya dan Jason.

"Memangnya aku membayangkan apa?"

Tersenyum natural, itulah yang Alexa coba lakukan, namun sayangnya senyum itu sangat jauh dari kata natural.

"Oh ya, soal kunjungan ke vila itu ku percayakan pada kalian berdua"

"Aku belum di beri tahu soal itu"

"Alexa belum mengatakannya?"

Jason dan Miss Teresa bergantian menatap Alexa lalu saling lirik satu sama lain. Menunggu jawaban dari Alexa ternyata lebih lambat dari yang mereka perkirakan.

"Oh! belum, maafkan aku"

"Yah, sekarang kau sudah tahu kan Jason? bersenang-senanglah" ujar Miss Teresa sembari menepuk pundak Jason.

Miss Teresa berlalu pergi bersama khayalannya terhadap dua insan itu sembari sedikit bersenandung dengan mulutnya. Suara ketukan sepatu hitam Miss Teresa mengisi telinga Alexa seperti suara horor.

Sangat tidak biasa.

"Apa itu barusan?" tanya Alexa.

Jason hanya mengedikkan bahunya.

.

.

.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 17, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Mr. Vampire and MeWhere stories live. Discover now