Thirty

241 42 0
                                    

"Kau tidak ingin bertemu dengan nya."

Ten mengernyit tidak suka. Meski menangkap hal ganjil dalam raut Kim Chungha, ia tetap tidak suka.


Untuk apa ia pergi kemari jika tidak ingin bertemu dengan Rani Kim.




Ah ya, mendapati Chungha membuka pintu dikediaman Rani Kim untuknya saja, sudah cukup mengejutkan. Gadis ini, bukan nya bekerja?










"Pergilah. Aku banyak urusan."

Chungha bergegas hendak menutup pintu seperti sesuatu tengah mengejarnya. Tapi Ten menahan pintu tersebut, membuat Chungha mengerang frustasi.

"Demi Tuhan Ten-ssi. Pergilah!" Usir Chungha.

"Ini rumah Rani, mengapa kau yang mengusirku pergi? Aku tahu Rani ada didalam. Biarkan aku masuk."

Ten berusaha mendorong pintu lebih lebar. Tapi Chungha menahan nya. Dengan tatapan memelas.

"Tidak. Kau tidak ingin menemuinya Ten-ssi. Kumohon pergilah." Pinta Chungha hampir menangis. "Dan maafkan aku karena membuat mu terlanjur masuk dalam kehidupan sahabatku. Ini cukup, kau bisa pergi sekarang."

"Dengar, Chungha-ssi. Aku minta maaf karena tidak memberinya kabar. Bukan tidak mau. Aku tidak bisa." Jelas Ten.



Chungha diam sebentar. Gelisah, khawatir dan panik disaat yang sama.


"Kau tidak ingin bertemu dengan nya Ten-ssi. Setidak nya saat ini."

"Kenapa!? Beri aku sesuatu yang lebih masuk akal!"

Chungha mengigit bibir nya. Pening, panik.













"Kau akan meninggalkan nya setelah ini. Lebih baik kau pergi sekarang. Aku tidak ingin kau menghancurkan nya lebih dari ini. Dia sudah cukup menerima siksa. Ku mohon."

Ten seketika kelu. Mencoba mencerna apapun yang Chungha berusaha sampaikan padanya.



Chungha bersiap kembali menutup pintu saat Ten meluruhkan diri.

Menukuk kedua lututnya dan bersimpuh memohon pada sahabat si gadis.







Hari ini ia telah berlutut dua kali demi seorang gadis.

Hachiko -Ten✔Where stories live. Discover now