Eight

321 49 0
                                    

Seperti hari sebelumnya.

Ten duduk tenang di halte. Menunggu bis yang akan dia dan si gadis naiki seperti biasa.

Hari ini hujan. Tapi karena ini Senin, semua orang memaksa berlari dibawah hujan dengan mantel tebal dan payung lebar.

Sebagian dari mereka memilih menaiki mobil nya dan terjebak sedikit macet dari pada harus terkena hujan.

Meski hanya sedikit, hujan bisa saja membuat pakaian mereka lembab, sepatu mereka basah, make up mereka luntur, atau pomade mereka hancur.

Tapi Ten, menunggu di halte. Meski ferrari nya siap mengantar kemana saja. Dia tetap menunggu dengan tekat bulat menyapa si gadis.

Meski jam datang si gadis telah lewat.

Ten masih menunggu.

Ah mungkin sebab hujan, gadis itu terlambat.







Meski bis telah meninggalkan halte untuk yang ke 3 kali nya.



Ten masih setia menunggu.



Ah mungkin sebab hujan, si gadis akan berangkat agak siang.









Hingga panggilan beruntun dari sang teman berdering keras di ponsel Ten. Mendesak minta diangkat.




Yang Ten tahu, jika ia angkat, acara menunggu nya akan selesai.



Namun ini sudah panggilan ke 20 yang ia abaikan.

Dengan amat sangat terpaksa, Ten memutus langsung panggilan didering kedua dan mengirim pesan.





Aku masih dihalte. Untuk pertama kalinya, dia tidak datang hari ini.

Mungkin karena hujan.

Aku akan segera datang, Daniel.

Hachiko -Ten✔Where stories live. Discover now