[15] Teenage Fantasy

Mulai dari awal
                                    

Gabriel kembali mengangguk "Terus? Kenapa nangis kalau kamu gak ngarepin apa-apa? Kenapa Ella merasa sakit? Entah apa yang terjadi di dalam apartemen tadi sampe kamu dateng dateng sambil nangis kesini, abang gapeduli. Tapi pertanyaannya kenapa kamu nangis? Udah tau dong resikonya bakalan sakit hati kalau suka sama pacar orang?"

Mikaela menatap Gabariel hendak protes karena apa yang dikatakan abangnya itu terlalu kejam "Bukan gitu!"

Gabriel menggeleng "Dengerin abang!"

Mikaela langsung terdiam dan mengerut takut karena Gabriel sudah menaikkan nada biacaranya.

"Abang ngerti kalau kita gak bisa memilih kepada siapa kita jatuh cinta. Hati itu gak sama seperti otak yang bisa di atur tergantung dari sudut mana kamu memandang. Hati itu mutlak. Tapi Mikaela, apa yang kamu dapatkan selain kesakitan dalam kisah ini? Masih mau bertahan mencintai seseorang yang gak ditakdirkan buat kamu?" Gabriel berkata dengan pelan, mencoba memberika pengertian kepada gadis keras kepala namun memiliki hati yang sangat lembut seperti Mikaela.

Adiknya ini, tidak bisa dimarahi karena akan menangis, tidak bisa diingatkan karena akan terus bertahan dengan kepercayaannya. Maka dari itu, Gabriel harus mencari cara lain untuk mengendalikan adik satu satunya ini.

"Ella,, gak tau.. Ella gak tau abang.." Perempuan itu menatap Gabriel bingung.

Gabriel tersenyum, wajah seriusnya tadi langsung hilang dan menarik adiknya dengan pelan kedalam pelukannya "Kamu gak salah jatuh cinta kepada Nata, La"

Mikaela mengerut "Semua nyalahin Ella, mereka bilang Ella salah karna suka sama pacar orang,, mereka gak tau rasanya Abang!" Air mata perempuan itu kembali mengalir.

"Abang enggak nyalahin Ella kok, Ella enggak salah. Tapi,, Ella mau terus terusan suka sama Nata? Jatuh kepada orang yang tidak tepat itu sakit La, kamu mau terus bertahan kayak gini?"

Mikalea diam.

"Itulah salahnya Ella" Gabriel berkata pelan membuat Mikaela menatap abangnya

"Kamu bertahan menyukai orang yang salah. Suka sama orang itu gak salah La, tapi bertahan menyukai orang yang tidak tepat adalah kesalahan. Karena kamu menyakiti diri kamu sendiri"

Mikaela tampak berpikir, perempuan itu masih belum bisa menerima pernyataan Gabriel karena Mikaela menganut kepercayaan 'Kita tidak bisa memilih kepada siapa kita jatuh cinta'

Dan Gabriel, mengerti betul apa yang ada di kepala adiknya itu "Kita gak bisa memilih kepada siapa kita jatuh cinta, tapi kita bisa berhenti mencintai seseorang yang salah"

"Kamu menyukai Nata untuk diri kamu. Dan sekarang kamu harus melupakan Nata untuk diri kamu juga. Jangan sakiti diri kamu dengan menyukai orang yang salah. Bodoh itu namanya"

Mikaela menunduk lagi, kali ini perempuan itu tidak bisa lagi membalas perkataan Gabriel. Baru kali ini ada seseorang yang berhasil mematahkan argumentasi Mikaela, dan gadis itu tidak tau lagi harus bagaimana

"Ella harus gimana..?" Perempuan itu sudah berhenti menangis, bola Mata Mikaela bergerak sembarang arah mencoba mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri.

Gabriel tersenyum "Move on, La"

Perempuan itu menatap Gabriel dengan bingung. Gadis itu dari kemarin memang berencana untuk move on. Tapi ternyata tidak semudah itu, Mikaela kembali kepo kepada Nata, kembali memperhatikan Nata, kembali jatuh kepada Nata. Katakan Mikaela keras kepala, memang benar adanya. Karena haruslah diketahui oleh pembaca sekalian, move on itu gak gampang!

Mikaela menggeleng pelan "Enggak bisa Abang.."

Gabriel tersenyum "Bukan gak bisa, Ella hanya perlu berusaha lebih keras lagi"

I'm a MessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang