[16] Shiver

Mulai dari awal
                                    

***


Nata dan Bianca sudah lama berada di pesta Randy, sebenarnya Nata malas untuk datang kepesta ini karena terakhir dirinya dan Bianca bertengkar karena masalah ini. Tapi apa boleh buat? Randy merupakan teman dekatnya di kampus membuat Nata tidak sampai hati menolak pria mungil berbibir tipis itu

"Aku ke dance floor ya Sayang" Teriak Bianca kepada Nata dengan semangat. Nata dengan wajah cemberutnya mengangguk dengan terpaksa

"Jangan jauh jauh dari aku, banyak cowok gak bener disini" Balasnya kepada Bianca membuat perempuan itu tertawa

"Santai Nat, lemesin" Balasnya dan langsung terjun ke dance floor untuk berbaur dengan lautan manusia yang sudah tenggelam dengan alunan musik itu.

Nata duduk diatas kursi yang ada di dekat meja bartender dan memperhatikan Bianca dari jauh, dua jam yang lalu teman-temannya masih waras dan tampak segar. Tapi sekarang Nata hanya melihat orang-orang yang melayang akibat minuman yang membawa mereka terbang, lupa sedaran.

Banyak yang sempoyongan bahkan ada yang muntah, Nata menggeleng pelan tidak habis pikir dengan teman-temannya. Baru empat gelas saja sudah tidak sadarkan diri. Nata yang meminum lebih dari enam gelas saja masih sadar dan bisa berpikir lurus.

Merasa tempat ini sudah tidak nyaman lagi, Nata mengambil tas Bianca dan berjalan mencari perempuan itu untuk mengajaknya pulang. Namun langkah Nata terhenti karena pemandangan aneh mengganggu pengelihatannya sekarang

"Aduh!! Sakit"

"Eh kalo jalan liat liat dong! Punya mata kan lo" Pria besar melotot kesal kepada seorang perempuan yang jelas jelas dikenali oleh Nata

Mikaela

Pria tersebut berjalan mendekat setelah Mikaela berdiri, tidak lama tangan besarnya mendorong bahu Mikaela sampai perempuan itu terjengkang. Mikaela itu tampak terkejut namun berusaha bangkit. Sementara pria besar tidak berperasaan itu dengan kejamnya menginjak kaki Mikaela sampai perempuan itu menjerit pilu.

Tidak tahan lagi dengan apa yang dilihatnya, Nata menghempaskan tas Bianca kelantai dan berjalan mendekat ke arah pria besar itu.

"Heh anjing!" Suara besar Nata membuat Mikaela mengangkat kepalanya menatap Nata kini sudah ada di depanya

Tubuh pria besar tadi langsung terlihat kecil ketika Nata berdiri bersebelahannya dengannya dan meremas bahu pria itu dengan kuat.

"Lo sadar gak kalau dia cewek!" Mata besar Nata melotot menatap marah kepada pria itu.

"Dia yang bego, jalan gak liat liat!" Balas pria itu tidak mau kalah membuat Nata naik pitam.

"Bego lo bilang?!!" Teriak Nata dengan berapi api.

Pria itu dengan entengnya menjawab "Iya!"

BUG!

"Anjing lo! Cowok kok ada modelan kayak lo, badan doang yang gede" Nata mengumpat dengan emosi. Pria besar tadi mundur teratur karena terkejut setelah mengetahui siapa yang barusan dia ajak biacara. Mahananta Fahrezi.

Setelah kepergian pria itu, Nata berjalan mendekati Mikaela yang kini sudah dikerumuni oleh banyak orang yang mabuk. Pria itu menatap Mikaela dengan kasihan "Bisa jalan Mikaela?"

Mikaela mengangguk dan berusaha untuk bangkit lagi setelah gagal beberapa kali, telapak kakinya terasa sangat sakit dan tidak bisa menopang dirinya sendiri untuk saat ini. Semua pergerakan Mikaela tidak luput dari perhatian Nata. Pria itu mengulurkan tangannya di depan wajah Mikaela

"Sini gue bantu"

Mikaela menerima uluran tangan Nata, namun kakinya benar benar tidak bisa menopang dirinya. Sangat sakit bahkan tidak bisa digerakan. Melihat Mikaela yang hanya diam dengan wajah yang menahan tangis, Nata berjongkok dan menatap kaki yang kini tampak memerah itu

I'm a MessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang