/tu.juh.be.las/

985 143 21
                                    

/ren.ja.na/

/tu.juh.be.las/

"MARRKKK!?"

"Long time no see, Phi," sapa Mark dengan senyum lebar di wajah putihnya sambil melangkah mendekati Plan.

Plan masih dengan ekspresi terkejutnya melihat Mark ada di sini dan.....

"Bersama Mean!!??"

Ekspresi Mean sama terkejutnya dengan Plan.

"Lo kenal Mark!?"

"Kamu kenal Mark!?"

Mean dan Plan kompak bertanya di waktu bersamaan.

"Tentu saja aku kenal, P'Plan ini kan kakak tingkat kita di kampus, Phi," jawab Mark seraya langsung menghambur ke pelukan Plan.

Plan masih terdiam dan bingung.

"Phi, bagaimana kabarmu? Baik-baik saja kan?" tanya Mark tanpa bisa menyembunyikan rasa gembiranya.

"Hai! Aku Gun temannya P'Plan. Aku tak mengerti ini sedang acara reuni apa, tapi bagaimana kalau kita bicaranya di café saja karena perutku sudah lapar," ajak Gun dengan polosnya.

Ajakan Gun disambut gembira oleh Mark,"ayo Phi! Kau harus cerita banyak hal padaku!"

Mean dan Plan hanya mengikuti Gun tanpa protes.

Pikiran mereka masing-masing masih tak mengerti dengan apa yang sedang terjadi.

****

Untunglah ada satu meja lagi yang kosong dan pas untung empat orang.

Gun dengan hebohnya menjelaskan menu-menu rekomendasinya pada Mark dan Mark pun meresponnya dengan tak kalah heboh.

Mean dan Plan yang duduk saling berhadapan juga sibuk dengan handphonenya masing-masing.

Meski mata mereka tertuju pada layar persegi panjang itu, tapi sesungguhnya pikiran mereka tidak di situ.

Setelah lima belas menit berkutat dengan pesanan apa yang akan dipilih.

Akhirnya, setiap orang sudah memutuskan akan memesan apa dan segera memesan makanan.

"Kenapa lo tiba-tiba kesini?" tanya Mean membuka pembicaraan.

"Ingin melihat keadaanmu, Phi. Setiap kali kuhubungi kau selalu saja menolak panggilan teleponku. Jadi kuputuskan untuk mendatangimu ke sini," jelas Mark.

"Apa kalian adik-kakak?" tanya Gun.

"Oh bukan, bukan. Aku ini adik tingkatnya P'Mean. Ceritanya panjang, intinya seharusnya aku yang mendapat beasiswa pertukaran pelajar ini, tetapi karena ada masalah akhirnya P'Mean dengan baik hatinya menggantikan posisiku," sahut Mark tersenyum.

"Terpaksa," celetuk Mean sinis.

Plan hanya mendengarkan.

"Lalu mengapa kau juga mengenal P'Plan?" tanya Gun lagi.

Pertama kalinya Plan bersyukur mempunyai teman super kepo seperti Gun.

Semua pertanyaan Gun mewakili pertanyaannya.

"Seperti yang tadi kubilang, P'Plan adalah kakak tingkat di kampusku."

"Hah!? Dia kan kuliah di sini, Mark. Lo ngaco," sanggah Mean.

"P'Mean yang ngaco, masa kau tidak mengenali P'Plan? Dia ini kakak tingkatmu juga, Phi," ujar Mark.

Mean semakin tidak mengerti, terlebih lagi Gun yang hanya melongo.

RENJANA /ren.ja.na/ [MEANPLAN LOVE STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang