/e.nam/

1K 115 5
                                    

/ren.ja.na/

/e.nam/

Dddrrrttt..... Dddrrrttt.....

Telpon genggam yang tersimpan di bawah bantal itu terus bergetar menandakan ada sebuah panggilan yang sedang menunggu untuk dijawab.

Dddrrrttt..... Dddrrrttt.....

Si empunya telpon genggam tersebut terbangun.

"Ada apa sepagi ini menelponku?" tanyanya dengan malas.

"Phi cepat kesini! Ini sudah jam 07.30 dan hari ini kan kelompokmu yang harus presentasi," jawab Gun.

Plan melirik ke arah jam dinding yang berada tepat lurus di depannya.

"Presentasi apa? Bukan kah hari ini hari Sabtu?" Tanya Plan bingung.

"Ya ampun Phi! Hari ini kau dan Mean harus presentasi tugas Pak Theo!! Cepat kemari!"

Tugas Pak Theo?

"Memangnya Pak Theo meminta kelas tambahan di hari Sabtu?"

Helaan napas panjang terdengar dari ujung telepon sana.

"Phi, hari ini hari Jumat! Cepatlah kemari sebelum Mean memakanmu hidup-hidup!"

Tuuut. 

Plan mematikan sambungan telepon.

Deg.

Jumat?

Plan segera memeriksa tanggal di home telpon genggamnya dan benar saja hari ini masih hari Jumat.

"ASTAGA! Mean bangun! Hari ini kita pre—"

Plan menyibakkan tirai hitam itu untuk membangunkan Mean, dan tempat tidur Mean kosong.

Bantal, guling dan selimut sudah tertata rapi.

"Sialan! Kenapa dia tidak membangunkanku!!!!" teriak Plan kesal.

Kelas dimulai pukul 08.00 dan bukan bangun telat yang dipermasalahkan Plan.

Dia belum belajar untuk presentasi.

Selama ini yang Mean sebut dengan kerja kelompok adalah Mean yang mencari materi lalu Plan mengetiknya dengan rapi layaknya sekretaris pribadi Mean tanpa ada diskusi maupun penjelasan tentang materi yang akan mereka jelaskan di depan kelas.

Mean semakin pintar dan Plan terlihat semakin bodoh.

Plan tidak menyukai Pak Theo, tentu saja dia tidak pernah mau mendengar penjelasan Pak Theo di kelas.

Alhasil dia tidak mengerti apapun yang Pak Theo ajarkan.

"Selesai sudah riwayatku hari ini," pikir Plan seraya berlari ke dalam kamar mandi.

*****

Rooftop gedung 03 menjadi tempat favorit Plan untuk bersantai – lebih tepatnya adalah tempat favorit Plan saat bolos kuliah–.

Tidur bersantai di atas bangku kayu sambil menatap langit yang mulai meredup sambil menikmati hembusan angin yang menggerakan anak rambutnya dan seakan membelai pipinya.

"Phi! Ayo turun! Ini sudah sore. Kau bahkan bolos dua mata kuliah hari ini," ajak Gun dari arah tangga.

Tidak ada respon.

Plan tidak bergeming, masih dalam posisi tidur terlentang menatap langit.

Gun menghampiri Plan karena dia tahu pasti Plan sedang tertidur.

RENJANA /ren.ja.na/ [MEANPLAN LOVE STORY]Where stories live. Discover now