Pembiasaan

10.3K 436 149
                                    

Ku terbangun oleh suara adzan shubuh. Akupun membangunkan Sheraz yang membelakangiku.

"Raz, bangun.. Shalat shubuh"
Sheraz bangun dari tidurnya.
"Aw" kata Sheraz sambil memegang lehernya.
"Eh kenapa?" kataku dengan spontan.
"Engga, kayaknya salah posisi tidur"
"Hmm, ngga papa?" Tanyaku malu.
"Ngga, shareen shalat?" Tanyanya.
"Aku lagi halangan" jawabku dengan pelan.
Sheraz hanya menjawab dengan senyuman Dan anggunkan Dan langsung menuju kamar Mandi untuk mengambil air wudhu.
Setelah sheraz selesai mengambil air wudhu akupun ke kamar Mandi untuk cuci muka, setelah itu aku keluar kamar untuk membuat teh hangat, ini sudah menjadi kebiasaan ku minum teh hangat setiap pagi, tapi sebelumnya aku harus minta izin ke tante Maya.
Ketika sampai di dapur ternyata tante Maya Ada disana sedang mengobrol dengan asisten rumah tangga-nya.

"Hi, shareen" sapanya.
"Hi, tante, hmm maaf tante shareen boleh bikin teh ngga?"
"Masya Allah, ya boleh lah, mau tante dibikinin ngga"
"Ngga usah, biar shareen aja"
Setelah itu tante Maya menunjukan dimana letak teh-nya.

Ketika sedang membuat teh, ngomong ngomong aku buat 2 gelas teh.

"Shareen" ucap tante Alya.
"Iya?"
"Mulai sekarang shareen panggil tante sama om umma sama baba aja ya, sekarang Kita kan udh jadi keluarga" umma dan baba adalah panggilan sheraz ke orang tuanya.
"Hmmm, iya" jawabku malu.

Lalu tiba tiba tante Maya memeluk -ku.
"Shareen, tolong jagain Sheraz ya" ucapnya gemetar.
Disitu aku pengen nangis.

"Iya..insha Allah umma, makasih udah percaya sama shareen" Ucapku.

Lalu aku kembali kekamar sambil membawa teh yang sudah kubuat.

Ketika masuk aku melihat Sheraz lagi memainkan laptopnya di sofa.
Aku pun memberanikan diri untuk memberikan teh yang aku buat.

"Raz, ini teh nya, diminum" Ucapku. Lalu aku menaronya dimeja.

Tapi Sheraz ngga jawab apa - apa.
akupun kembali ketempat tidur.

"Reen?" Panggilnya.
"Ya?"
"Makasih"
Aku pun tersenyum lega.

Setelah sarapan pada 8 pagi, aku Dan sheraz sudah siap untuk pindah ke rumah baru, rumah yang Akan aku tinggali dengan Sheraz berdua.

Koper - koper yang kemarin aku bawa Dan semua barang Sheraz sudah diantar duluan tadi jam 7. Dan barang barang ku yang Ada dirumah udah diantar kemarin malam kerumah baru.

Aku, Sheraz, umma dan baba, sudah berada diteras.

"Ini kunci rumah-nya Dan baba udah share location-nya ke sheraz" ucap baba sambil memberikan kunci rumah ke Sheraz.
"Makasih, ba" jawab sheraz.
Baba terlihat ngga kuat menahan air mata disitupun sharez langsung memeluk-nya. Dilanjut dengan umma yang memmeluk dan membisikkan sesuatu ke Sheraz.
Melihat itu semua aku ingin menangis dan merindukan keluarga.

Setelah itu umma dan baba datang kepadaku, Dan mengucapkan beberapa kata, tapi tak banyak, mungkin mereka terlalu sedih tadi.

"Yaudah, sherazz... sama Shareen berangkat ya" kata sheraz.

Kami pun pamit.
Masuk kemobil.
Dimobil Tak satupun dari kami berbicara Dan mungkin Tak tahu harus berbicara apa.

Tujuan aku Dan Sheraz Hari ini sebelum ke rumah baru adalah memperbarui KTP, membuat Kartu Keluarga.

Pukul 14.12 aku Dan Sheraz selesai mengurus dan bulak balik Sana situ, Kita tinggal menunggu kapan bisa diambilnya.

Dijalan menuju rumah baru.
"Reen, gimana kalau Kita makan dulu" ucapnya. Bener juga sih ini udah hampir setengah 2, terakhir makan tadi sarapan dirumah Sheraz.
"Iya, boleh"
Akhirnya Aku Dan sheraz berhenti disalah satu rumah makan sate dan iga bakar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Kita Yang HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang