"Kau lucu sekali sih? Saat aku seperti ini, kau kesal. Tapi saat aku cuek padamu, kau sedih. Lalu aku harus bagaimana?"

What? "Apa katamu? Sedih? Sedih pantatmu."

"Tak usah mengelak, aku tahu kau sedih. Iya kan?"

"Tidak." Tentu saja aku bohong. Mana mungkin aku langsung mengaku? Bisa-bisa dia besar kepala nanti.

Setelah mendengar jawabanku, tiba-tiba Taehyung menggeser kursinya mendekat padaku. Eh, tidak. Maksudku mendekat ke arah komputerku.

"Apa masih kurang banyak? Aku bisa membantu lho."

Ucapnya dari jarak yang lumayan dekat. Ya ya ya, dekat dengan komputer. Namun mau tidak mau dekat denganku juga. Aku grogi dibuatnya.

Dan semakin grogi saat tiba-tiba dia menoleh, menatapku dalam jarak yang sangat dekat. "Katakan, mana yang harus aku bantu?"

Aku mengerjap, tak benar-benar fokus dengan apa yang dia katakan karena aku fokus pada wajahnya yang begitu dekat itu.

"Hey."

Aku mengerjap lagi. Sadar Jungra, sadar!

"Ti-tidak ada."

Syukurlah, dia sudah kembali bersandar pada kursinya.

"Lalu kenapa lama sekali?"

"Aku tak menyuruhmu menunggu. Kalau kau mau pulang ya pulang saja." Aku menjawab dengan lancar setelah memenuhi diriku sendiri dengan kesadaran. Sadar pasca mabuk karena terlalu banyak menatap ketampanan Taehyung.

"Tidak. Aku akan menunggumu."

Tak kuhiraukan. Aku memilih melanjutkan pekerjaanku. Bagusnya, kali ini dia anteng. Tak banyak gerak dan tak banyak bicara.

"Noona." Oke, dia mulai bicara.

Aku diam.

"Nanti aku makan malam di rumahmu ya?"

Aku langsung menoleh, memberi tatapan menyetujui yang aku balut dengan tatapan tidak setuju. "Tidak bisa." Ucapku ketus.

"Wae?"

"Aku akan makan malam dengan Yoongi Oppa di luar."

"Jangan bohong. Malam ini Yoongi Hyung sedang sibuk menggarap lagu kolaborasi di perusahaan sebelah."

Benarkah? Sial!

"Sekalian aku akan menginap."

"Mwo?"

*

*

*

Bukannya makan dengan tenang, dua bocah ini malah asyik sendiri dengan obrolan-obrolan tidak bermutu. Jungkook datang menggangguku dan Taehyung yang sedang makan malam. Jangan heran jika hanya ada aku dan Taehyung yang makan malam karena ini sudah terlalu malam untuk makan bersama keluarga Jeon. Tidak buruk, at least aku tidak satu meja dengan si nenek lampir.

"Jungkook, tidak bisakah kau membiarkan Taehyung makan dengan tenang?"

Taehyung bahkan sama sekali belum menyumpit makanannya, keduluan oleh Jungkook yang datang dan bercerita tentang banyak hal.

"Ah benar. Hyung, makanlah."

"Eyy, tak masalah. Aku bisa menangani ini." Taehyung mulai memasukkan makanan ke dalam mulutnya. "Lalu? Bagaimana dengan dosen galak itu?" Sempat-sempatnya menanggapi si Jungkook.

Love Is Not Over ✔Where stories live. Discover now