31. Throwback

21.8K 1K 161
                                    

1K Author Double Up!!!

Happy Reading 💕

Rachel meringkuk di sudut lift. Tubuhnya melemas. Dadanya sesak seperti terhimpit berton-ton batu bata. Membuatnya susah untuk bernafas dengan normal.

"Rachel jangan takut, " Matanya bertemu dengan sepasang bola mata berwarna biru yang kini sedang menatapnya lembut. "Liftnya lagi diperbaiki, jadi kita tunggu aja sampai liftnya kembali berfungsi"

Dengan ragu dirinya mengangguk. Lalu menatap sekeliling ruangan. "Tapi, tapi gelap..."

"Kan ada Om Bule di sini," Kedua tangannya di genggam erat oleh tangan yang mulai manua itu. Bahkan usapannya terasa nyata.

"Om, ada asap!" Pekiknya kaget dan terhenti di saat suara nyaring beserta getaran keras muncul tiba-tiba.

Brak

Rachel memucat. Guncangan barusan itu pertanda tak baik. Apalagi kumpulan asap mulai memasuki lift ini.

"Om Bule, ki-kita bisa keluar dari sinikan?" Cicitnya pelan. Menatap kosong dinding besi di depannya.

Laki-laki tua itu mengangguk. "Pasti," Lalu menuntun tangannya untuk menutupi hidung. "Tetap seperti ini Cel, jangan buka. Nanti sesak nafas"

Lift kembali berguncang. Kali ini lebih keras dari sebelumnya. Sehingga mereka jatuh terduduk ke lantai.

"Acel takut... " Ia pun terisak. Benda yang terbuat dari besi ini mulai terasa panas di kulitnya.

Tubuh mungilnya dipeluk erat. "Om pastikan kamu selamat, Rachel"

Isakannya pun semakin keras. Ia tak bodoh. Sahabat Daddy-nya ini bukan super hero yang bisa menembus benda padat ataupun melelehkan baja.

"Kita bakalan mati, Om"

"Jangan bilang begitu," Pelukkan mereka merenggang. "Kamu lupa Cel? Kamu harus jadi barbienya anak Om. Kamu gak boleh jadi bidadari"

Rachel menyerngit. Bingung. "Emang kalau mau jadi bidadari harus mati dulu? "

Om Bulenya tertawa. Lalu menepuk puncak kepalanya lembut. "Kamu harus tetap hidup. Temenin Melvin, Rachel"

Tepukkan di kepalanya menghilang.
Rachel membuka matanya perlahan. Mencoba menyesuaikan dengan pantulan cahaya yang masuk ke dalam retinanya.

"Alhamdulillah. Kamu udah siuman, sayang"

Dara memeluk Rachel erat. Lalu menangkup wajah putri bungsunya dengan sayang."Mommy khawatir banget sama kamu. Syukurlah Mel-"

"Mommy,"Gumaman pelan dari Rachel membuat ucapannya terhenti. Menatap kedua mata putrinya yang memerah.

"Om Bule... Om Bule mana Mommy?" Dara terdiam. Tatapan itu melemparkannya pada kejadian 10 tahun yang lalu. "Om Bule yang di lift bareng Acel Mommy!"

Dara menutup mulutnya tak percaya. Menoleh ke samping saat sepasang tangan menyentuh pundaknya.

"Ra-Rachel? "

Mikail mengangguk. "Ingatannya kembali"

♥♥

Gadis kecil berkepang dengan baju bermotif bunga-bunga berlari berusaha menarik jas Ayahnya.

"Acel ikut!!!" Pekiknya sambil merengek.

Melihat hal itu. Ayahnya pun berjongkok menyamakan tinggi badan mereka. "Rachel, kamu tunggu Daddy di sini aja sama Om Erdvin" Lalu mengusap rambut hitam lebat itu dengan sayang.

Pengantin PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang