29. Bekicot, Rusa, Singa, Kucing (Post Ulang)

32.7K 1.2K 213
                                    

Karena merasa terlalu panjang author pangkas part kemaren yaak :') Up bagian barunya mungkin setelah author selesai UTS 😘

♥♥♥

"Anak keledai itu. Berani-beraninya mengancamku?" Desis Handoko tak terima. Nafasnya memburu. Meronggoh saku jasnya tergesa-gesa.

Menanti sambungan di terima, ia menarik nafasnya berulang kali. Tak habis pikir dengan apa yang terjadi sekarang. Anak Mikail itu beraninya menduduki jabatan penting di perusahaannya. Hand Company miliknya!

Panggilan tersambung. Senyuman miring terpeta di bibirnya membayangkan jalan pintas untuk menyingkirkan parasit yang menghalangi rencananya. Setelah itu baru dalang yang menanam parasit tersebut yang harus ia musnahkan.

Semuanya harus sesuai dengan tahapan dan itu selalu dimulai dari yang terkecil, bukan?

"Anak kurang ajar itu sudah berani ikut campur dalam urusanku. Sudahku peringatkan padamu untuk mengawasinya!" Handoko menegaskan suaranya di akhir kalimat. "Jangan lupa apa janjimu jika ia mulai berulah"

"Aku tidak bisa"

"Apa? Kau berani-"

"Aku hamil. Aku tak mau anakku tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah, Papa."

"Kayana!!!" Emosinya kembali naik. "Astaga, kau memang tak berguna. Aku muak denganmu. Tunggu saja berita kematian Ibu sintingmu itu-"

"Jangan... Aku mohon Papa, cukup Papa buat Mama berada di rumah sakit jiwa. Jangan sakiti Mama lagi. Bagaimanapun Mama itu istrimu"

"Dan sekarang kau berani melawanku? Oh ini hasil didikkan si keledai itukan? Tsk dia berhasil membuatmu jadi anak pembangkang sekarang" Handoko terkekeh sinis.

"Tak masalah jika itu pilihanmu, aku bisa menyuruh orangku untuk membunuh suami tercintamu detik ini juga nak. Dan aku pastikan ia akan merasakan pahitnya neraka duluan sebelum meregang jawa" Handoko menatap tajam supirnya yang melirik sedari tadi ke arahnya. Ingatkan ia untuk memecat supir tak tau diri itu nanti.

"Papa! Aku mohon. Aku, aku bisa melakukan apa saja kecuali yang satu itu. Aku akan melakukan semua perintahmu asalkan jangan sakiti Raxel"

"Apa saja? " Handoko keluar dari mobilnya, menatap gedung pencakar langit itu sinis. Gedung yang memiliki dua tower besar pas berseberangan dengan perusahaannya. Ia akan memberi pelajaran sedikit kepada anak ingusan yang sudah mulai menunjukkan taringnya itu.

"Iya apa saja" Jawaban mantap dari seberang sana membuatnya tersenyum tipis. Ia sangat mengenal putri sulungnya itu, rela melakukan apa saja asalkan orang yang ia sayangi bisa selamat. Tabiat orang bodoh.

"Aku pegang ucapanmu nak"

♥♥♥

"Tolong lepaskan tangan anda dari Nona kami! "

Dua orang berpakaian hitam tiba-tiba masuk ke dalam. Salsa mendelik jengkel. Lalu menghempaskan tangan Rachel yang ia pegang.

Hatinya makin sakit melihat itu semua. Begitu berhargakah anak manja ini bagi pria itu? Sampai-sampai menyewa bodyguard untuknya? Salsa mengeram marah.
Dari tadi ia sempat curiga dengan kehadiran dua pria beda usia itu di depan pintu toilet. Tebakannya ternyata benar.

Rachel bingung dipanggil nona emang kapan ia memperkejakan bapak-bapak ini

"Bapak salah orang yaa? Juga salah toilet ini toilet perempuan. Gak niat ngintipkan?" Salah satu dari mereka menggaruk kepalanya tanda salah tingkah.

Pengantin PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang