chaos make a love?

39 2 1
                                    

Sesampainya mobil di rumah Barel, Mbok Ginah, Mama dan sopir sang Mama sudah berdiri di depan rumah dengan wajah yang sama-sama khawatir. Tanpa menunggu Barel mematikan mesin, Semenjani sudah turun, memeluk ibunya dan mengatakan bahwa ia baik-baik saja.

Meskipun ingin menahan Semenjani sebentar, Barel nyatanya tak bisa berbuat apa-apa ketika Mbok Ginah dan Semenjani pamit pulang dengan diantar pak Danar, sopir sang Mama.

Masih diam dan berdiri di sebelah mobil, sang Mama menegurnya "Wajah kamu kucel. Sebaiknya mandi dulu."

Barel mengangguk tidak bersemangat, memasuki rumah tanpa bereuforia karena Mamanya memberi Ia perhatian. Hatinya hampa dan merasa bersalah sekaligus. Menatap wajah ketakutan dan cemas mbok Ginah, dan wajah Semenjani yang terlihat membencinya.

Setelah mandi dan membuat kopi sendiri, Barel meminta bantuan Rubi untuk mencarikan nomer Whatsapp milik Semenjani. Barel lega, Rubi paham keadaannya tanpa harus bertanya kenapa dan mengapa ia meminta nomer semenjani. Tanpa menunggu malam semakin larut, Barel mengetik pesan dan mengirimkannya kepada Semenjani.

Barel : Maaf. Gue harap lo maafin gue jan. Gak ada niat apapun, gue harap juga lo cepet sembuh. Kalau lo masih khawatir soal Cece, i be there for you. Lo gak perlu khawatir. I save you.

Barel lega, entah berakhir seperti apa chat nya yang terpenting ia sudah bisa menghubungi Semenjani.

Semenjani : Gue juga minta maaf. Sebenarnya lo gak salah, ini cuma kebetulan aja. Makasih ya, maaf ngrepotin. Dan gue minta maaf ibuku hari ini bikin rumah lo kacau.

Barel tidak menyangka Semenjani membalas pesannya. Tak berselang lama muncul pesan Semenjani lagi.

Semenjani : makasih, lo gak perlu jadi matahari rel. Lo gak perlu menerangi bulan ketika pagi. Sinarnya lo simpen aja, bulan tahu malam dan matahari bisa bersahabat. Tapi tidak dengan pagi.

Semenjani : puisi itu anggep aja ucapan makasih gue karena lo udah bukain pintu gudang, kalau lo gak ada sekarang gue gak bisa tidur di kamar. Ibuku mungkin nangis dan asam lambungnya kambuh. Puisi itu juga sebagai tanda maaf, gue udah marah-marah. Selamat malam, Barel.

Barel merasakan ada yang aneh dengan cara kerja jantungnya ketika membaca kata-kata Semenjani. Ia lega karena dimaafkan, dan dia bahagia. Entah bahagia untuk apa. Karena sebelum bertemu cewek seperti Semenjani, Ia tidak pernah berpikir berperan sebagai matahari. Ia sering dikagumi dan diibaratkan sebagai artis-artis luar negeri, namun Semenjani beda. Dia menjadikan Barel objek frasa dengan hati-hati, dan Barel masukkan dalam hati.

# # #

Tanpa harus membuat pengumuman terlebih dahulu, Barel sudah menugaskan Gunawan. Bagian humas ekskul basket, untuk mengumumkan di loudspeker sekolah bahwa ada rapat dadakan yang diperuntukkan anak basket dan anak cheerleader di ruangan meeting umum ekskul yang sudah terlebih dahulu Barel reservasi ke bagian Tata Usaha.

Semua anggota, dari pemain basket inti, cadangan, dan semua anggota cheers sudah duduk manis di kursi yang disediakan.

Barel, sebagai kapten basket Sma Pendidikan Muda, dan ketua ekskul basket dan cheers yang terangkap menjadi satu kesatuan sudah duduk di podium kecil.

"Untuk mempersingkat waktu, Kak Barel dipersilahkan langsung membuka dan mengawali briefing hari ini." Ucap Dena, junior yang bertugas menjadi pembicara ketika ada briefing.

Barel berdeham, diliriknya Cece yang duduk di ujung, tepat lurus dari podium yang ia tempati sekarang.

"Assalamualaikum, selamat siang dan maaf telah mengganggu waktu istirahat kalian semua. Langsung menuju inti, saya mengetahui tindak tidak terpuji salah satu anggota kita. Yang rencananya bulam depan diangkat sebagai ketua cheers dibawah pengawasan saya. Yaitu saudari Cece Putri Hardi."

fly me to the Moon, Earth So Long For Short HeartWhere stories live. Discover now