Dia

193 33 14
                                    

Ya, dia. Malam ini Akbar terus memikirkan gadis cantik yang membuatnya berciuman dengan tiang bendera. Akbar penasaran dengan gadis itu, dia mengambil ponselnya di atas nakas dan mulai megetikan nama kontak sahabat karibnya.

"Halooo, arlan disanaa??"

                    "Yaa, gue disinii dirumah."

"Lann, cewek cakep yang dilapangan tadi siapa lan..?"

                              "Ngapa?, naksir luu."

"Hehe, tau aja. Siapa lan??"

                               "Dia??, dia Acha."

"Lu punya kontaknya kagak??"

                         "Punya lahh, mau gak??"

"Mauu atuh lann."

                          "Gue kasih, tapi jajain ?"

"Jajain apaan??"

                            "Bakso mang ujang."

"Oke, sip byee." 
   
Akbar lompat lompat gak jelas setelah mendapat pesan dari Arlan, yaa apa lagi kalau bukan kontaknya Acha.
"Hmm, gue mulai chatnya gimana yaa?"
Tanya Akbar pada dirinya sendiri, akhirnya dia mengetikan pesan ke Acha dengan kata yang amat sangat mainstreamm.
       
Akbar.ramadhan
Hay..     

Setelah menunggu beberapa menit ponsel Akbar bergetar, Akbar bersemangat membuka pesan yang masuk tapi ternyata zonkk, cuma pesan operator.

"Dasar, mas mas operatornya tuh gabut tingkat akut kali ya? Pake ngechat gue segala." Gerutu Akbar karena pesanya tak kunjung dibalas oleh Acha.
Lelah menunggu suatu yang tidak pasti Akbar memutuskan untuk tidur dan menjelajahi alam mimpi, siapa tau ketemu sama Acha.

******
Sang bulan telah tergantikan oleh mentari tapi Akbar  masih mendengkur di balik selimutnya. Untung saja hari ini libur, jika tidak bundanya pasti sudah murkaa.
Sementara di dapur sang bunda tengah berkutat dengan sayur mayur.

"Sheilaa, tolong bangunin kakak kamu itu!"

"Hm, oke bun."
Sheila menaiki tangga demi tangga untuk menuju kamar kakaknya yang paling ganteng seantero kompleknya.
Ceklek..

"Astagaaa kak, bangunn udah siang juga masih ngorok aja." Sheila menarik selimut Akbar sampai sang kakak terguling dan mendarat dengan tidak keren dilantai.
"Adooohh, dasar adek durhaka lu!!"
Akbar bangkit sambil mengusap usap punggungnya yang terbentur lantai.

"Idihh, salah sendiri dibangunin susah.. ngorok terus sampe siang."
"Emang ini jam berapa?" Tanya Akbar dengan muka watadosnya.
"12 kurang semenit." Sheila menjawab dengan muka datar sambil merapikan selimut sang kakak.

"Berarti gue bangun masih pagi, kan belum jam 12 tepat." Ucap Akbar dengan bangga.
"Dasar, punya kakak kok gini amat...ampuni kesalahan hamba ya Allah."
"Harusnya lo bersyukur, punya kakak setampan gue."
"Hoekkk, jijayy."

Sheila memasang muka jijik dan segera turun meninggalkan Akbar, setelah adiknya pergi Akbar baru ingat semalam dia mengirimkan pesan ke Acha.
"Udah dibales lom yaa." Ucap Akbar sambil mengutak atik ponselnya, ia melihat ada notif pesan..ia segera membukanya..

Acha.nadya
Siapa ya?

Akbar segera membalas chat dari Acha dengan semangat.

Akbar.ramadhan
Gue Akbar, lo Acha kan?

ComplicatedWhere stories live. Discover now