Aku gak bohong lho saat gak sengaja lihat mata Kak Hoseok yang berbinar-binar, di bawah lilin yang meliuk-liuk gitu. Kalau ada kamera SLR aku ingin memotret rasanya. Dia memejam mata saat buat permintaannya, setelah itu di tiup lah lilinnya dan bertepuk tangan kegirangan.

"Mamih, so sweet banget!" Itu katanya sehabis dapat kecupan dan ucapan selamat ulang tahun dari Mamanya. Aku ber yeay ria.

Lalu suara perempuan yang nyatanya adalah Kak Ra tempo hari yang lalu, menyeletuk, "Mami lu effortnya mantap nih, Seok. Coba cium lagi sekali lagi." Tangannya memegang ponsel untuk mereka ulang kejadian ibu dan anak ini. Tahu kalau Kak Hoseok itu anak Mamih banget.

"Makasih semuanya! Aduh, malu udah gede masa dirayain," katanya begitu.

Kak Yoongi berucap pedas, "Halah, seneng kan lo?"

Sesi tertawa ria diakhiri dengan suara Seoyun yang ngambek entah kenapa, buat Mama panik sebetulnya tapi dengan sigap Mama Kak Hoseok langsung menggendong anak bayinya tapi di oper lagi sih ke Papanya. Habis itu beliau menggiring kami untuk makan bersama, baru deh Kak Hoseok sadar kalau aku juga ikut, hehe. Dia gak bilang apa-apa sih. Aku juga ...  sedikit takut karena insiden kemarin. Entah kenapa, sehabis Kak Hoseok nganterin pulang kemarin-kemarin dan balas chat whatsapp terakhir singkat begitu, buat aku jadi segan.

Serem.

Jadi ... aku ngucapin gak ya?

AH TAKUT.

Yaudah di chat aja kalau sudah pulang, fix.

"Lo kok tumbenan gak bacot sama Hoseok?" ucap Kak Yoongi (sial, kenapa dia peka amat) duduk selonjoran di samping aku yang lagi makan kue nya. Enak, ih. "Ya kali marahan."

Yaelah kenapa harus banget banget Kak Yoongi bener tebakannya?

"E-enggak k-kok."

"Kok gagap?"

"Mana gagap, Kak?"

"Tadi, buset dah. Pinter amat lu aktingnya," katanya, "Jadi ... bener? Marahan lu berdua?"

"A-aku mah gak marah, Kak," mata aku lirik-lirik Kak Hoseok yang lagi ngobrol sama Mamanya, Mama juga dan Kak Ra itu, takut ketahuan. "Tapi kayaknya Kak Hoseok yang marah."

"Kenapa emangnya sih? Lu apain dia?"

"Orang gak ngapain-ngapain!"

"Terus, udah nanya kenapa sama dia?"

"Belum."

"Yeee, gimana caranya lu tahu dah dia marah karena apa? Heran gue?"

"Ya abisnya cuek gitu! Bikin takut!"

"Oh dicuekkin?"

"Tahu ah! Aku gak ngerti!"

"Makanya ngertiin cowok juga dong, jangan cewek mulu yang mau dingertiin."

"Gimana mau ngertiin kalau dianya aja begitu?!"

"Salah sendiri gak mau nanya."

"Stres aku ngomong sama Kakak!"

"Terus? Salah gue gitu?"

"IHHHHH!"

"Yoongi, adeknya jangan di jailin mulu dong, Sayang?" Penyelamat 112, 911, 221, apalah itu, pokoknya YES YES YES YES! Biar kena itu imbas dari Mami nya sendiri, BIAR TAHU RASA!

"Aku gak jailin, Mih."

"Yoongi, ini ada Mamanya lho? Gak malu?" cetus Maminya lagi, sambil menunjuk ke arah Mama yang sialnya ketawa ketiwi gak mikirin anaknya yang bisa ubanan karena hadapin Kak Yoongi.

"Ah, biasa itu, kurang jail nih, Yoong," arah banget gak sih Mama bicara kayak gitu? Kayak menuang bensin di kobaran api? Ya Gusti, kenapa .... KENAPA?!

Daripada aku botak dan berhubung aku masih sayang sama kesehatan mental aku, terpaksa aku berjalan menuju kerubungan Mamih, Mama, Kak Hoseok, dan Kak Ra itu. Aduh, sial, aku takut. Apa balik aja kali, ya? Ih! Kenapa sih dua sodara ini sama-sama kayak milih antara jatuh di jurang atau tenggelam di laut? Tapi sudah kepalang ... aku sudah jadi pusat perhatian satu kubu ini.

Jadi, aku menyengir garing, "Halo."

Kak Ra itu yang pertama menyambut sapaan kaku aku. "Halo! Aku Lara! Belum pernah ketemu kita ya?"

"E-eh, iya Kak." Aku garuk kepala. "Tapi aku waktu itu gak sengaja lihat sih, tempo hari yang lalu? Waktu Kakak kesini sama Kak ... Hoseok, kalo gak salah?"

"Oh iya masa? Aku kok gak liat ya?"

"Itu ... aku lagi di balkon kamar, liat dari atas, Kak, hehe."

"Oooh gitu."

"Say, kamu gak makan nih? Masih banyak kue nya nih." Mama Kak Hoseok menawari tiba-tiba, tahu banget deh kalau aku sudah kopong ide mau bicara apalagi. Ya gimana mau bicara ya ... kalau ada satu orang di samping Kak Lara sedari tadi menatap intens. Sebel.

"Eh, iya Tante." Aku ngangguk.

Tenang saja, temen-temen, kalian pikir aku tahan melihat dan dilihat-lihat judes sama Kak Hoseok? Enggak dong, jadi aku menyerahkan diri sendiri ke Kak Yoongi lagi, walaupun disambut dengan ngapain lagi lu kesini, tapi gak papa. Aku kuat. Terus kalau kalian berharap besar setelah ini Kak Hoseok kesambet dan ngomong sama aku, jangan halu kebanyakan. Dia marah. Aku terlalu takut. Jadi ... hari ini disudahi dengan obrolan tak berujung bersama Kak Yoongi. Dadah.

"Kemaren gue liat foto instagram lu."

"Yang mana tuh?"

"Yang sama cowok." kata Kak Yoongi, "Itu pacar atau gebetan?"

"Kating ya Tuhan, itu captionnya emang ngeselin sih, jadi gak keliatan buat tugas ospek jurusan." Aku menghela nafas tapi menyikut Kak Yoongi pelan, "Tapi ganteng ya, Kak? Likes aku jadi banyak masa, hehehe."

Kak Yoongi gak respon balik colekkan aku dengan dorongan sadis kayak biasanya, tapi tiba-tiba hidungnya mengendus udara begitu, kedengeran jelas banget suara hidungnya, "Lu kecium bau kebakar gak?"

"Hah?!" panik DOOONG! Tubuh aku langsung tegap, memfokuskan alat pengindra hidung aku untuk mencium setajam mungkin, "Gak ada! Jangan bercanda yang enggak-enggak dong, Kak!"

"Ini bukan bau kebakaran biasa soalnya."

"Lagi ngelawak ya, Kak?"

"Enggak, bego. Beneran ini."

"Bau kebakar apaan sih?"

"Bau terbakar api cemburu."

"Kan, kan, kan, komedi terooooosssssssssssss."

"Good luck, ya Dek."

--

Kalian #TeamHoseok

Atau

#TeamAku

Atau

#BukanTeamDuaDuanyaSoalnyaKeduanyaOneng

[SUDAH TERBIT] sore, hoseok !Место, где живут истории. Откройте их для себя