Warning 17+
Dalam cerita ini banyak mengandung bahasa kasar dan memuat adegan pelecehan. Dimohon untuk bijak dalam membaca serta mengambil pesan dari cerita ini.
🌻🌻
"Elana sudah mati." Perempuan itu menatap ke arah Junna secara intens. "Gadis lema...
"Ekspresi seorang wanita di wajahnya jauh lebih penting dari pakaian yang ia pakai." -DaleCarnegie
🌻🌻
Suara ankle boats bergesekan dengan lantai cukup membuat banyak pasang mata menoleh kepada si pemilik. Bukan karena suara itu saja yang menyita perhatian seluruh koridor kampus, akan tetapi dimulai dari atas sampai bawah outfit yang dia gunakan; kemeja berwarna peach berlengan panjang dengan dua kancing dibiarkan terbuka, rok pinsil berwarna putih yang tingginya satu jengkal di atas lutut. Eksistensinya membuat banyak orang memusatkan perhatian kepadanya, terutama para laki-laki.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rambut panjang bergelombang dicat menjadi cokelat terang, padahal seminggu lalu rambutnya masih berwarna cokelat gelap.
Cantik,
Elegan,
Cerdas,
Multi talent,
Berprestasi,
Tapi jangan harap keramahan terdapat pada sikap perempuan itu. Ekspresinya yang datar serta sorot mata tajam membuat orang lain segan untuk sekedar menyapanya.
"Elana," panggil seorang lelaki tampan dari belakang.
Si pemilik nama lengkap Elana Ratu Valencia, menghiraukan panggilan dari lelaki tampan itu. Bisikkan mulai keluar dari bibir para kaum hawa, bahkan ada yang berani taruhan dalam situasi seperti ini.
"Selamat pagi, El." Lelaki tampan itu mensejajarkan langkahnya, namun tidak ada tanggapan apapun dari Elana.
Geram merasa diabaikan, lelaki tampan itu menarik tangan Elana hingga tubuhnya berhadapan dengan lelaki itu.
Jarak mereka saling berdekatan membuat lelaki itu mempunyai kesempatan untuk mengunci pergerakan Elana dengan cara dipeluknya pinggang rampingnya secara posessive, senyuman licik terpampang jelas di wajahnya. Seakan mempertontonkan kemesraannya di hadapan publik.
"Kamu gak akan bisa nolak aku di depan banyak orang, 'kan? Image kamu sebagai model bisa turun. Kamu ingat berhadapan dengan siapa?" Lelaki itu menaikkan satu alisnya, berusaha menggoda Elana.
