[7] Cinta Luar Biasa

Mulai dari awal
                                    

"APA?" Pekik Bianca benar-benar merasa kesal, anehnya Nata malah tertawa semakin kencang. Bianca dengan cemberut bertanya "Kenapa emangnya? Karna cara jalan aku mirip Bebek ya?"

Nata menggeleng dengan cepat "Enggak kok! Jalan kamu udah kayak Taylor Hill"

Bianca menggerutu "Terus kenapa dipanggil Bebek deh!"

Nata menjawab alasannya dengan jujur kali ini "Karena Bebek warnanya kuning"

Bianca mengerutkan keningnya tidak mengerti, "Gak ada hubungannya Mahananta" Katanya tidak habis pikir dengan jalan pikiran Nata

Pria itu menjawab lagi "Matahari kan warnanya kuning"

Bianca menatap Nata semakin tidak mengerti "Sumpah aku enggak ngerti" Bianca masih tidak terima dipanggil Bebek. Sekarang Nata malah membawa-bawa matahari kedalam percakapan mereka.

Nata menatap Bianca sambil tersenyum menampilkan lesung pipinya yang sangat manis "Because you like the sun"

"My sunshine"

***


Besoknya, Nata dan Bianca mampir ke bolu meranti membelikan Mikaela bolu. Ini adalah ide Bianca karena membawa buah sudah biasa kalau menjenguk orang sakit, jadi baik membawa kue yang enak. "Ini rumahnya Yang?" Tanya Bianca sambil menatap rumah yang ada di depan mereka

Nata mengangguk "Aku turun bentar ya, minta Bibi rumah itu bukain pagar supaya mobil bisa masuk" Kata Nata membuat Bianca mengangguk.

Setelah Nata keluar dari mobil untuk membuka gerbang, Bianca terus memperhatikan rumah yang terasa sangat asing itu. Dalam hati Bianca bertanya-tanya kenapa dia bisa tidak mengenal teman Nata yang satu ini.

Nata kembali kedalam mobil dan memasukkan mobil mereka kedalam garasi rumah Mikaela, setelah berhasil parkir dengan baik Nata dan Bianca pun turun dari mobil sambil membawa bawa bolu, mata mereka menangkap sosok Pembantu yang membukakan gerbang sedang tersenyum "Silahkan masuk Mas, Mba. Non Mikaela nya ada di dalam kamar sama Suster. Kalau Tuan Gabriel masih belum pulang kerja"

Nata dan Bianca mengucapkan terimakasih kepada Pembantu tersebut dan berjalan memasuki kamar Mikaela yang tidak jauh dari ruang tamu. Rumah Mikaela tidak tertingkat, tapi sangat lebar sampai bisa dijadikan tempat untuk bermain sepak bola. Design rumahnya pun sangat sederhana dimana kita bisa dengan mudah menemukan ruangan yang kita cari. Tipe rumah modern yang simple.

"Ayo kita masuk, Bi" Ajak Nata kepada Bianca yang masih sibuk memperhatikan interior rumah Mikaela dengan seksama. Bianca mengangguk dan mengikuti Nata masuk kedalam kamar Mikaela yang tidak di kunci

Disana, terdapat seorang perempuan sedang duduk di atas tempat tidur sangat serius menatap layar di depannya dengan jari jemari yang tidak berhenti mengetik, rambutnya di kepang dua membuat Mikaela tampak lucu. Meski wajahnya pucat, Bianca bisa melihat kalau gadis ini bukanlah gadis biasa karena sekarang, Nata sedang menatapnya sambil tersenyum tipis.

"Eh ada orang La" Seorang Suster yang tadinya sibuk memotong buah menatap kedatangan Nata dan Bianca dengan agak terkejut, Mikaela menoleh ke arah pintu kamarnya dan langsung melotot kaget melihat Nata ada disana. Bersama Bianca

"Hai" Nata menyapa Mikaela sambil tersenyum dan berjalan mendekat bersama Bianca. Mikaela tersenyum kaku dan membuang muka tidak berani menatap Bianca dan Nata yang mendatanginya.

Jantung Mikaela terasa berdetak kencang, untung hari ini dia sudah mandi dan sedikit rapi. Kalau tidak, Mikaela tidak tau lagi harus menaruh mukanya dimana karena Nata terus-terusan melihat penampilannya yang dekil.

Nata dan Bianca duduk di kursi yang diberikan Suster tersebut kemudain Bianca memberikan bolu yang sempat dibelinya bersama Nata kepada Mikaela. Perempuan itu tersenyum kaku dan mengucapkan terimakasih kepada Bianca

"Gue kemaren gak enak banget, lo sakit ternyata gara-gara Chatime. Gue gak tau" Nata merasa sangat bersalah kepada Mikaela.

Mikaela menggeleng dan berkata dengan pelan, menyembunyikan rasa gugupnya dari Nata dan Bianca "Gak apa-apa kok, santai aja. Bukan gara-gara itu kok" Katanya mencoba tidak menatap kedua orang itu.

Bianca berdehem pelan dan tersenyum, perlahan perempuan itu memeluk lengan Nata dengan mesra sambil menatap Mikaela "Nata takut sakit lo tambah parah gitu karna dia, makanya deh kami kesini, by the way salam kenal ya Mikaela" Katanya dengan ramah.

Mikaela menatap Bianca yang memeluk lengan Nata tersebut dengan senyuman kecil, ternyata melihat langsung kemesraan mereka jauh lebih sakit daripada melihatnya di foto, Mikaela berdehem "Salam kenal, lo Bianca kan?"

Bianca membulatkan matanya terkejut "Kok lo bisa tau nama gue Bianca?" Tanyanya membuat Mikaela menelan ludah kasar. Mikaela pasti sangat malu sekali kalau mengaku sudah mengikuti instagram Nata jauh sebelum Bianca dan Nata berpacaran. Mikaela tidak akan punya muka lagi kalau Bianca dan Nata tau.

"K-kalian berdua kan terkenal banget" Lirihnya pelan berharap alasan yang diberikannya masuk akal. Namun Bianca masih menatapnya curiga dan bertanya "Lo mengikuti gossip kampus juga ya haha, apa jangan-jangan lo follow Nata atau gue ya di Instagram?" Tanyanya membuat Mikaela semakin gugup.

Mikaela sudah terlanjur tidak mempunyai muka lagi sekarang karena ketahuan mengikuti intagram Nata, perempuan itu tersenyum kaku dan berkata dengan sangat berat hati "Iya, gue follow kalian berdua"

Sungguh rasanya Mikaela seolah mengakui kalau dirinya menyukai Nata. Mikaela tidak ingin terlibat sejauh ini dengan Nata, Mikaela tidak ingin pria itu tau kalau dirinya adalah salah satu fans Nata, Mikaela malu.

Bianca tersenyum puas "Wah, username lo apa Mikaela? Main follow-followan yuk!" Ajak Bianca dengan sangat semangat.

Nata yang sejak tadi memperhatikan Bianca dan Mikaela pun akhirnya angkat bicara "Kita jadi gak nih beli anjingnya?"

Bianca menatap Nata dengan sedikit sebal "Bentar dulu Yang, aku mau tukeran kontak sama Mikaela. Mau tambah teman baru" Katanya mengeluarkan ponselnya dengan semangat dan menatap Mikaela berbinar-binar "Mikaela mau kan temenan sama aku?"

Mikaela tidak mengerti kenapa Bianca yang terkenal cuek dan sedikit sombong di jurusannya itu mengajak Mikaela berteman. Bianca gadis yang baik dan sangat ramah, dan Mikaela tidak habis pikir dengan gossip gossip miring yang menipa perempuan itu.

"Mikaela?"

Mikaela menatap Bianca yang terus mengajaknya untuk berteman, perempuan itu mengangguk pelan "Mau kok" Meski dalam hati, Mikaela sangat tidak ingin berteman dengan Bianca.

Sudah cukup Mikaela menatap kemesraan Nata dan Bianca dari kejauhan, dari snapgram Nata yang berisi screenshoot percakapan manis mereka, melihat keduanya bergendengan tangan, berpelukan bahkan berciuman. Mikaela sudah cukup menyaksikan semua itu.

Kalau Mikaela berteman dengan Bianca, intensitas Mikaela sakit hati akan lebih sering lagi mengingat Bianca sering mengumbar kemesraannya dengan Nata di seluruh akun sosial media miliknya.

"Cepet Yang, nanti toko anjingnya tutup" Nata menyuruh kedua perempuan yang asyik bertukar kontak itu untuk cepat menyelesaikan urusan mereka, karena Nata sudah ada janji lain dengan Randy dan yang lain.

Lagipula. Nata hanya ingin memastikan Mikaela baik-baik saja dan tidak bertambah parah karena chatime yang kemarin dibelikannya. Tidak lebih.

Setelah berhasil bertukar kontak dengan Mikaela, Bianca tersenyum puas dan berpamitan dengan perempuan itu. Mikaela tersenyum kecil dan mengucapkan terimakasih karena Nata dan Bianca menjenguknya.

Memang apa yang Mikaela harapkan? Dirinya hanyalah seorang perempuan biasa yang jatuh cinta kepada Mahananta, pria luar biasa yang mempunyai segalanya.

Perempuan itu menggigit bibir bagian dalamnya mencoba menahan sesak yang tiba-tiba muncl di dadanya melihat punggung Nata, lagi-lagi berjalan menjauhinya. Namun untuk kali ini, punggung itu tidak sendirian, melainkan bergandengan.

Tbc.

I'm a MessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang