Bab 21

69 5 0
                                    

Happy reading ^^


Fahmi mengantarkan Salma pulang dengan selamat. Salma hendak turun dari mobil Fahmi namun Fahmi mencekal tangannya.

"Sal", tiba tiba Fahmi memeluk Salma

Salma yang tidak nyaman dengan posisi ini langsung melepaskan pelukannya.

"sorry", ucap Fahmi

"hmm", Salma mengangguk canggung

"makasih udah mau nemenin gue hari ini, makasih udah buat gue seneng hari ini. Kayaknya rasa sayang gue ke lo nambah 60 persen deh. Jadi total sayang gue ke lo sekarang 160 persen", Fahmi menatap mata Salma dalam

"apaan sih gembel ah", Salma menyelipkan rambutnya ke belakang telinga sambil tersipu malu

"gombal kali Sal"

"oh udah ganti ya hehe", Salma terkekeh canggung karena sedari tadi mata Fahmi tidak lepas dari Salma

"udah ah, masuk sana. Udara malem gak baik buat lo", Fahmi melepaskan genggaman tangannya dari Salma

"yeu, dari tadi kan lo yang nahan nahan gue"

"dah ah gue pulang, bye", Salma segera memasuki rumahnya

Fahmi menatap Salma dari dalam mobilnya. Ia sangat bahagia malam ini, tidak sangka bahwa celetukan Salma yang menyuruh tante Sonya menganggap Fahmi sebagai anaknya yang hilang malah mebuat hati Fahmi merasa sangat tenang. Seperti ada rasa yang lama belum pernah Fahmi rasakan, dan Fahmi tidak tahu itu yang ia tahu hanyalah malam ini ia bahagia karena Salma.

Setelah lama asyik melamunkan Salma, Fahmi tersadar dan segera melajukan mobilnya untuk pulang.

***

Sesampainya Fahmi di rumah, ia langsung masuk dan naik menuju kamarnay yang terletak di lantai dua rumanya. Ketika ia melewati kamar mama dan papanya, ia tak sengaja mendengarkan obrolan yang menurutnya sangat mengganjal.

"mas, tadi papa telfon. Dia nyuruh Arkan buat nerusin perusahaan nanti", ujar Sofie kepada Irfan

"kenapa ? Fahmi lebih pinter dari Arkan", Irfan tak setuju dengan ucapan Sofie

"tapi kamu tau sendiri kan mas, papa maunya yang nerusin perusahaan itu keturunan dari keluarga Nugraha"

Deg

Fahmi terkejut dengan perkataan mamanya barusan, apa maksudnya ? apakah ia bukan bagian dari keluarga Nugraha ? lantas siapakah dia ? kenapa ia baru mengetahuinya sekarang.

Fahmi bingung dengan semua ini, lalu ia memutuskan untuk melanjutkan menguping pembicaraan kedua orang tuanya.

"bagaimanapun dalam hukum Fahmi itu anak kita"

"tapi mas", ucap Sofie menggantung

"sudahlah kita bahas besok aja, sekarang aku lagi gak mau marah sama kamu", Irfan berjalan menuju pintu

Fahmi yang terkejut mendengar langkah kaki papanya yang mendekat, segera berlari menuju kamarnya agar tidak ketahuan sedang menguping.

Sesampainya ia di kamarnya, ia segera melepas sepatunya dan mengganti bajunya dengan baju santai. Ia berjalan ke arah nakas di samping ranjangnya dan menarik laci di bawahnya. Ia mengeluarkan sebuah buku album besar.

Fahmi mulai membuka lembaran pertama di foto itu. Foto itu menampilkan Fahmi yang berusia kira kira 3 bulan. Dulu awalnya ia bertanya tanya mengapa tidak ada satupun pengabadian momen Fahmi dilahirkan seperti foto mamanya yang sedang berjuang melahirkan Arkan. Namun mama papanya bilang kalau dulu tidak sempat memotret karena papanya juga datang terlambat karena pada saat itu papanya sedang tugas ke Singapura.

Di lembaran kedua menunjukkan foto ulang tahunnya yang ke 7, disana ada kedua orang tuanya berserta ia dan Arkan yang dulu usianya masih 3 tahun. Fahmi baru menyadari kalau warna bola  matanya memang berbeda dari kedua orang tuanya.

Warna bola mata Fahmi kecoklatan sedangkan warna bola mata seluruh anggota keluarganya hitam legam. Hal ini semakin menunjukkan bahwa ia memang bukan keturunan asli dari keluarga Nugraha.

Lalu siapakah dia ?

Fahmi mendesah frustasi dan meletakkan kembali foto albumnya ke dalam laci. "kenapa jadi gini sih?!"

"baru aja gue seneng, baru aja gue bahagia, baru sejam yang lalu padahal. Kenapa sekarang gue jadi hancur gini sih?!", Fahmi menghempaskan kasar tubuhnya ke atas ranjang.

Fahmi mencoba memejamkan matanya. Karena pikirnya tidur mungkin bisa menghilangkan rasa sedih walaupun hanya sekejap. Namun ia gagal, ia tidak bisa tidur karena kepikiran dengan masalah ini. "tuh kan kok malah gak bisa tidur ?" kemudian Fahmi memutuskan untuk menghubungi dua teman gesreknya, siapa tahu dengan celotehan celotehan gak gunanya Fahmi bisa merasa terhibur. Walaupun sedikit.

Fahmi : gengs :(

Dion : babang mimi ^^

Brian : napa dah mi, sedih amat

Fahmi : hibur gue dong :(

Dion : ihh ogah dedeqq bukan wanita penghibur, dedeqq itu pria

Brian : lo kenapa lagi sih mi ? kan udah dapetin Salma, masih galau aja

Brian : yoyon kalo masih gak waras gue kick nih

Dion : uuu atuttt :(

Brian : yoyon, kalo bisa nonjok onlen udah gue tonjok muka lu :)

Dion : sini ayo adu tinju onlen, babang mimi jadi wasitnya

Brian : gue nonjok pipi kanan lu nih

Percakapan aneh tersebut terus berlangsung dan melupakan permasalahan awal Fahmi, namun setidaknya Fahmi merasa terhibur oleh mereka meskipun mereka tidak mempunyai solusi untuknya, itu sudah cukup.





a/n :
Bagaimana part kali ini ?

sebenarnya aku sudah menyiapkan draf ini lamaa banget tapi ragu buat nge-publish nya. lebih tepatnya sih lupa terus buat publish cerita ini hehe.

terima kasih buat yang sudah stay sampe part ini. konflik sudah kelihatan mungkin hanya sekitar 6 atau 7 part lagi untuk ending.

Bab 21 finish

- ifaani

Ipa Vs IpsWhere stories live. Discover now