Prolog

165 17 24
                                        

Hari ini dan detik ini langit biru dan bangunan sekolah SMA Pelita menjadi saksi bisu kebersamaan angkatan 11 untuk yang terakhir kalinya.

Seluruh siswa angkatan 11 berdiri melingkar di tengah luasnya lapangan, saling merangkul dan berderai air mata karena perpisahan sudah di depan mata.

Lagu Sampai Jumpa mengalun merdu bersamaan dengan air mata mereka yang jatuh. Suara demi suara mulai ikut bernyanyi diiringi musik yang mengalun melalui speaker.

Datang akan pergi
Lewat kan berlalu
Ada kan tiada
Bertemu akan berpisah

Seketika asap berwarna-warni muncul menghiasi langit, asap itu berasal dari smokebomb yang dibawa oleh beberapa siswa sambil mengelilingi lapangan.

Awal kan berakhir
Terbit kan tenggelam
Pasang akan surut
Bertemu akan berpisah

Suasana haru ditambah sedih membuat air mata terus mengalir. Beberapa dari mereka mulai berpelukan, merasakan kebersamaan untuk yang terakhir kalinya.

"Pak, Bu maafkan kami belum menjadi siswa yang terbaik..."

Suara Ghafa sang ketua angkatan membuat suasana semakin haru, beberapa siswa laki-laki juga ikut membentuk lingkaran baru saling merangkul seraya memejamkan mata.

Heii Sampai jumpa dilain hari
Untuk kita Bertemu lagi
Ku relakan dirimu pergi

"Pak, Bu maafkan kami karena kehadiran kami hanya membuat onar..."

Lagi-lagi suara Ghafa terdengar kembali, ia mengucapkannya dengan nada gemetar. Mengingat, angkatan 11 memang dipandang sebelah mata karena sifat dan perbuatan mereka yang selalu membuat onar.

Meskipun Ku tak siap untuk merindu
Ku tak siap Tanpa dirimu
Ku harap terbaik untukmu

"Pak, Bu terima kasih karena telah membimbing dan mengajar kami tanpa lelah..."

"Terima kasih sebesar-sebesarnya dari angkatan kami, angkatan sebelas..."

Pecah sudah tangisan mereka, semuanya menangis, merenung dan menikmati keharuan ini untuk yang terakhir kalinya.

Perpisahan sudah didepan mata, takkan ada lagi canda tawa diantara mereka. Semua akan berpisah untuk mengejar cita-cita mereka masing-masing.

Tiga tahun terlantar, tanpa kasih sayang dan tidak dianggap membuat mereka semakin dewasa. Membuat mereka berpikir bahwa mereka harus bisa membuktikan bahwa mereka tidak hanya bisa berbuat onar melainkan bisa menjadi orang sukses.

"Teruntuk saudara-saudara saya, angkatan sebelas, semangat, belajar dengan sungguh-sungguh, gapailah mimpi kalian..."

"Semoga kalian menjadi orang yang sukses tanpa melupakan kita, tanpa melupakan kebersamaan kita, tanpa melupakan suka duka kita..."

"Ingat, kita pernah bersama ditempat yang sama. Kita pernah mengalami susah dan senang yang kita lalui bersama..."

"Saya doa 'kan yang terbaik untuk kalian semua..."

Ucapan Ghafa benar-benar sangat menyentuh membuat air mata mereka kembali mengalir.

Ghafa memang sudah menganggap mereka seperti saudara bahkan keluarga sendiri. Begitu pula dengan mereka, walaupun masalah selalu menghampiri mereka, mereka tetap kompak dan menjunjung rasa solidaritas yang tinggi.

Terlebih lagi Anthra X, komunitas yang berperan penting bagi mereka. Karena Anthra X yang selama ini sudah membantu sekolah untuk memecahkan berbagai masalah.

"Sampai Jumpa kawan, kami harap perpisahan ini bukanlah akhir dari segalanya."

Ucap Revan mewakili seluruh anggota Anthra X, mereka sangat berharap perpisahan ini bukan akhir dari segalanya.

Mereka berharap akan berkumpul kembali nantinya, berkumpul untuk mengenang kembali masa putih abu-abu mereka.

"Selamat Tinggal SMA Pelita."

⚪⚪⚪

Hai ini versi revisi, nggak beda jauh, tapi ya beda hehe.

Jangan lupa tinggalkan jejak:)

Anthra X Where stories live. Discover now