7.kampus

19 4 0
                                    

Suasana hening menjadi pilihan terakhir jurusan Seni di kampus ini. Saat ini mereka sedang melukis sesuatu yg akan mereka tunjukkan dalam pameran seni. Rey sebagai ketua sedang asyik sendiri melukis wajah seseorang yg sangat mengesankan baginya. Entah apa yg menggerakkan hatinya untuk melukis wajah itu. Rey semakin melebarkan senyumnya ketika gambar nya mulai selasai. Ferfect guman Rey.

" lo gambar siapa Rey?" Tanya Willy mendekat sambil melihat lukisan Rey. Baru kali ini, willy melihat Rey melukis wajah seseorang. Terlebih, Rey melukis wajah seorang perempuan.

" kepo Lo!" Seru Rey cuek.
"Ya elah, lo tinggal kasih tau aja kali!"
"Bukan urusan lo!" Seru Rey.

Tapi bukan Willy namanya jika ia cepat menyerah karena dalam kamus Willy, kata menyerah hanya ada di balik sampul saja.

"Lo lagi fall in love kan Rey!" Seru Willy dengan senyuman nakal nya.
" diam lo!"
"Gue benar kan, iya kan??"
" diam lo!" Seru Rey setengah membentak. Karena mereka sudah menjadi bahan tontonan seisi ruangan.

" Rey udah besar woi, dia udah punya pacar!" Teriak Willy heboh. Ia sengaja berbahasa indonesia, agar teman mereka dari prancis tidak tau. Namun meski demikian, karena mayoritas mahasiswi di ruangan mereka berasal dari Indo, berita ini akan menjadi trending topic di kampus.

Wajah Rey sudah memerah karena ditertawai oleh teman-teman sekelasnya. Ia mengambil alat lukisnya dan berlalu dari ruangan meninggalkan willy dan kawan-kawan sedang tertawa terbahak-bahak.

Rey memutuskan untuk pergi ke perpustakaan, namun wajah sendu Yara selalu menghiasi otak dan fikiran Rey. Langkah Rey akhirnya berbelok, bukannya menuju perpus, Rey mekangkah menuju parkiran. Namun sebelum sampai tujuan, ia sengaja membelikan beberapa bungkusan coklat kesukaan gadis itu.
Sampainya di gedung berwarna putih itu, Rey terus melangkahkan kaki nya menuju apartemen Yara. Namun ia tak sengaja melihat Yara dengan seorang lelaki sedang duduk dalam cafetarian. Mendadak perasaan Rey bercampur aduk. Apakah Yara sudah punya pacar? Tapi setahu Rey, Yara tidak pernah menjalin hubungan dengan seseorang. Rey mulai dilingkupi rasa cemburu. Namun melihat Yara yg ogah-ogahan bicara dengan pria itu, meyakinkan langkah Rey untuk mendekat.

" erkhmm... Yara?" Seru Rey.

Yara melihat Rey dengan senyuman tulus nya. Jantung Rey mendadak berdetak tak karuan mendapat senyuman manis dari Yara.

" eh Rey? Ayo duduk!" Seru nya sambil menunjuk kursi di sampingnya.

" siapa Ra?" Tanya lelaki yg tadinya sedang bicara dengan Yara.
"Eh, salam kenal gue Raymond. Asal Indo!" Seru Rey memperkenalkan diri.
"Gue Jack, asal Indo juga. Editor nya Yara!" Seru lelaki bernama jack itu.
" Oh, kirain siapanya Yara!" Seru Rey.

Kini Jack kembali fokus bicara dengan Yara.
"Ra, cerita lo banyak peminatnya. Gue sebagai editor elo rekomendasikan sama lo biar buat cerita full Naken aja!"
" gue gak tau buat alur gitu Jack. Gue belum ada pengalaman!" Seru Yara sambil bersandar di bahu Rey.
Sedangkan Rey sedikit tersendak karena Yara tiba-tiba bersandar padanya.

Jack menghembuskan nafas nya kasar, ia sudah tau jika Yara menolak untuk menulis cerita yg Full Naken dengan alasan yg sama.

" lo bisa buka di Youtobe Ra, gue jamin peminat nya nanti bakal lebih banyak" seru Jack
" gue gak mau lihat punya orang lain Jack!"
" jadi, lo lakuin sama gue aja!" Canda Jack.

Brukkk....

Yara dan Jack terkejut melihat Rey yg tiba-tiba mengegebrak meja kuat. Yara tidak tau apa yg terjadi pada Rey.
"Jangan coba-coba lakuin hal gila sama Yara!" Seru Rey penuh penekanan.
"Eh siapa loh, larang-larang gue hah? Lagian gue becanda kok!" Bela Jack.
"Gue pacar Yara, dan gue berhak ngatur kehidupan Yara!" Bentak Rey.

Yara dan jack sama-sama melongo medengar penuturan dari Rey.

"Yara,lo gak bilang udah punya pacar. Kan gue bisa ngatur image gue di depan pacar lo!" Seru Jack.

Namun Yara diam tak menjawab, ia malah asyik melihat Rey yg juga sedang memandanginya. Karena tak kunjung menjawab, Rey mengambil tangan Yara dan membawanya ke dalam mobil nya. Yara hanya diam menurut, bahkan tak melakukan perlawanan sedikit pun. Bahkan sampainya mereka di apartemen Yara. Mereka masih saja sama-sama terdiam.

" Yara?" Seru Rey.
"Gue minta maaf kalau gue keterlaluan. Tapi gue gak mau lo ledak sama pria lain!" Seru Rey.
"Yang tadi juga jangan lo ambil hati. Gue cuma pengen yg terbaik buat lo"

Di luar eksperasi Rey, Yara hanya tersenyum dan langsung memeluk Rey.
"Thank's udah peduli sama gue Rey!" Seru Yara.

Rey tersenyum dan balas memeluk Yara. Mereka terus berpelukan sampai Yara terlebih dulu melepas pelukannya.

" Ada apa Yara?"
"Rey,gue mau coklat!"
" hahaha.. gue udah duga. Ini, tadi sebelum gue datang kesini. Gue sempat beliin lo coklat!"
" ayai... makasih Rey!" Seru Yara mencium pipi kanan Rey lalu detik kemudian Yara sudah duduk di ranjang sambil membuka bungkus coklatnya. Sedangkan Rey masih diam mematung mendapat perlakuan tiba-tiba dari Yara. Biar bagaimana pun Rey adalah seorang lelaki, ia berusaha mati-matian agar tidak menyerang Yara. Baru kali ini Rey merasakan yg namanya jatuh cinta. Namun Rey takut jika Yara menolaknya. Ia lantas menutup hatinya, lalu berjalan ke arah ranjang dan ikut menonton Anime yg sedang diputar oleh Yara. Sesekali Yara menyuapi coklat ke dalam mulut Rey.
"Rey,lo udah pernah lakuin hal itu sama cewe?" Seru Yara.

Pasalnya serial Anime yg mereka tonton sedang melakukan adegan 18+. Dan dengan polosnya, Yara malah semakin menaikkan gairah Rey.

" gue belum pernah melakukan hal-hal itu sama cewe Yara. Karena gue bakal kasih keperjakaan gue nantinya sama istri gue" seru Rey sambil mematikan laptop Yara.

" eh kok dimatiin Rey?"
" gue gerah!" Seru Rey. Jangan lupakan fakta bahwa Rey sedang bersama dengan Yara.
"Lo mau es? Di kulkas ada kok!"jawab Yara polos.

Rey mengehembuskan nafas nya kasar lalu beranjak dari ranjang menuju dapur. Rey bukannya haus atau kepanasan tapi percayalah,adegan tadi sangat menguji iman Rey. Tapi beruntung, Yara adalah gadis polos, sehingga Rey bisa menahan hasrat nya.

Setelah dari dapur, Rey kembali melihat Yara. Rey sedikit menaikkan sudut bibirnya melihat Yara yg tidur seperti anak bayi. Rey membenarkan posisi tidur Yara dan berjalan ke luar apartemen Yara. Hari ini adalah hari paling membahagiakan sekaligus hari yg paling menguji iman seorang Rey. Lelaki itu tetap melangkahkan kaki nya keluar dari gedung putih itu. Bahkan ia sampai lupa jika ia punya tugas melukis. Namun Yara sudah menjadi prioritas baginya.

Holaa!!
Satu chap beres.
Belum revisi harap voment.

17/02/2019

First Meet In ParisWhere stories live. Discover now