21. Accident

9 4 0
                                    


"Jadi, ini namanya Monas?" Seru Rey antusias.
"Hmmm!"
"Benar-benar mengagumkan, aku sudah lama tidak mengunjungi Indonesia."
"Ya, ibu tau kau datang ke sini Rey?"

Rey melihat Yara yg berjalan di samping nya. Ada sedikit rasa senang di hati Rey ketika Yara peduli kepadanya.

"Bahkan, ibu minta agar kamu datang lagi ke Paris!"
"Hmm... malas gue!"
"Tapi kan, ini perintah mama loh Ra. Lo gak mau kan lihat mama gue nangis!"
"Alay banget sih!"
"Tapi, ini kan perintah loh Ra!"
"Hmmm!"
"Hmmm? Hmm berarti lo mau kan?" Seru Rey semangat
"Serah!"
"Ye.. berarti ia dong. Lo tenang aja deh. Gue yg bakal semua nya!"
"Bodo amat!" Seru nya sambil menyebarangi jalan

"Yara!!"

Yara menoleh dan mendapati  Rey yg sedang menyebrang juga. Yara menoleh, sudah ada sebuah mobil yg melaju cepat ke arah Rey. Bagai terdampar di nonstalgianya, Yara kembali mengingat bagaimana seseorang itu pergi meninggalkan nya. Yara melirik Rey dan mobil itu bergantian. Ini tidak bisa dibiarkan,  bagi Yara cukup hanya sekali ia pernah merasakan sakitnya kehilangan seseorang yg berarti baginya. Sebelum mobil itu menyentuh Rey. Ia berlari membuat langkah Rey juga terhenti.

"Kok balik?" Seru Rey

Yara mendorong Rey ke pinggiran jalan. Hingga,

Jleb...

Tubuh Yara menghantam mobil itu dengan kuat. Tetesan darah demi darah keluar dari dalam hidung dan mulut Yara. Sedangkan Rey masih mencerna apa yg terjadi, sebelum kesadarannya kembali.
   Rey berlari menghampiri Yara yg sudah dikerumuni banyak orang.

"Minggir!" Teriak Rey

"Yara, bangun. Gak-lo gak boleh gini. Tolongin woi jangan cuma ngelihat aja lo semua !"teriak Rey frustasi bercampur marah.

Sirene Ambulance terdengar bergemuruh, bahkan sang sopir sudah menambah keceptan ekstra agar mereka cepat sampai di rumah sakit. Rey tak henti-henti nya menangis dan merapalkan doa untuk Yara. Di sampingnya, ada juga Sila yg melakukan hal yg sama.

Seharusnya aku yg berada di posisi Yara.
Seharusnya aku yg menderita
Bukan Yara, tidak.. yara harus baik-baik saja. Rey terus menerus menyalahkan dirinya. Ia datang ke Indonesia untuk menjemput Yara, bukan malah melihat hal seperti ini.

  Rey dan Sila ikut mendorong Brankas rumah sakit menuju UGD,

"Maaf, anda tidak bisa ikut masuk ke dalam ruangan. Silahkan menunggu di luar!" Seru salah satu dokter
"Tidak, saya harus ikut!" Seru Rey menerobos kerumunan para suster yg menahannya

"Rey, kalo lo ikut. Lo cuma bakal mempersulit mereka. Sebaiknya lo keluar aja!"seru Sila sambil menarik Rey.
"Ta-tapi gue mau ikut!"
"Stttt!" Seru Sila memaksa Rey duduk di tempat yg sudah disediakan bagi para penunggu.

"Gue emang bego, seharusnya gue gak ceroboh!" Racau Rey
"Rey berhenti salahin diri kamu sendiri!"
"Gimana gue bisa berhenti Sil? Sedangkan gue harus lihat Yara ketabrak di depan mata kepala gue sendiri!"
"Rey Stop. Yara punya alasan mengapa dia rela mengorban kan diri nya demi menyelamatkan mu!"

Rey menoleh ke arah Sila. Ia penasaran dengan pernyataan terkahir Sila.
"Lo harus jelasin!"

Sila menghembuskan nafasnya lelah, ia merasa kesal memberitahukan hal itu kepada Rey.

Flasback:5 years ago

"Kalian jadi pergi Ra?" Seru Sila
"Hmmm!"
"Kemana?"
"Gak tau Sil!"
"Ya udah, hati-hati!" Seru Sila

Tit...tit...tit...
"Yara, gue udah datang!"
"Bentar!"

Jika kalian berpikir Yara berteriak mengungkapkan hal itu, jawabannya Big No. Yara lebih memilih benda canggih nya mengirimkan pesannya.

" dasar!" Seru Sila.
"Aku pergi dulu!"

Yara  berjalan menuruni anak tangga, ia melihat si ulet pemuda yg sudah menunggunya sedang duduk di sofa sambil memperhatikannya intes.

"Kamu selalu cantik Ra,makin sayang aja!"
"Hmm.. gombal!"
"Gue serius!"
"Udah deh Farhan, ayo berangkat. Kamu juga ganteng kok!"

Dapat hokki apa saya?? Batin Farhan.

Lelaki itu menggandeng lengan Yara dan menuntunnya menuju mobil sport merah yg sudah terparkir di halaman rumah.

Farhan membuka pintu untuk Yara dan mempersilahkan gadis itu masuk. Namun, lagi-lagi Farhan dibuat spot jantung karena mendapat kecupan tiba-tiba Yara.

"Ishh..kan aku udah bilang Ra, jangan sering buat spot jantung!"
"Hmmmm!"
"Cuma hmm? Sadar gak sih kamu buat adik aku bangun!"
"Ck, selalu aja sama!" Kekeh Yara.

Farhan dan Yara sudah menjalin hubungan semenjak memasuki semester 3. Berawal dari Yara yg pernah membantu Farhan, hingga berakhir dengan hubungan mereka. Farhan begitu menyayangi gadis itu, takut akan kehilangan takut direbut orang lain dan takut akan berpaling darinya. Oleh karena itu, Farhan selalu berusaha melakukan yg terbaik di mata Yara.
 
Namun, Yara bukan tipekal gadis seperti itu. Ia senang apa pun yg dilakukan oleh Farhan padanya. Karena cinta Yara juga tulus untuk Farhan.

"Ra, jangan pernah ninggalin gue ya. Meski pun suatu saat kita jauh!"
"Omong apa sih!"
"Aku serius Ra. Aku mau, aku yg tetap berada di hatimu!"
"Farhan, tanpa kamu bilang pun. Kamu adalah satu-satu nya lelaki yg pernah memenangkan hatiku. Aku suka dengan apa pun yg kamu lakukan. Aku suka kalau kamu menjadi diri kamu sendiri. Karena aku tulus mencintai mu!"
"Terimaksih Ra!" Seru Farhan sambil mencium tangan kanan Yara.

Yara dan Farhan turun di sebuah restaurant mahal. Langkah mereka sangat serasi, namun ketika kaki Yara hendak memasuki Restaurant itu. Ia mendengar suara anak kecil, ia melepas pegangan Farhan dan menuju sumber suara. Yara menemukan seorang anak yg hendak menyebrang. Naluri Yara tergerak, ia membantu anak-anak itu untuk menyebrangi jalan.

"Hati-hati adik kecil!" Seru Yara kembali berjalan menyebrangi jalan. Namun, karena kecerobohannya Yara tidak menyadari mobil melaju kencang ke arah nya dan juga sesaat kemudian, Yara merasa dirinya terdorong kuat ke trotoar jalan. Yara merasa darah yg mengalir dari pelipisnya namun, rasa terkejutnya lebih mendominasi ketika menemuka  Farhan terbaring bersimbah darah.

Yara berlari menuju kerumunan orang-orang. Air mata nya tak henti mengeluarkan air mata.

"Fa-farhan?" Seru Yara meletakkan kepala Farhan di atas pangkuannya.
"Yara, aku sayang kamu"
"Aku juga, tolong bertahanlah."

DIMANA AMBULANCE!!! Teriak Yara.

"Yara, kamu harus janji satu hal!"
Seru Farhan sambil memegangi dadanya yg semakin berkedut kencang, membuat nafasnya terhendat-hendat.
"Gak,Farhan jangan pergi kumohon. Ini gak benar, ini hanya mimpi!"
"Dengar!"seru Farhan mengambil sebelah tangan Yara
"Kamu adalah anugrah terindah di dalam hidupku. Kamu tidak pernah mencela kesalahan ku. Kamu selalu menerima ku apa adanya. Perlu kamu tau, aku akan selalu mencintai mu. Dan berjanjilah satu hal!"
"Farhan? Aku mohon!"
"Berjanji lah Yara!"
"Baiklah!"
"Berjanjilah, bahwa suatu saat nanti kau harus menemukan lelaki yg lebih baik dariku. Dan jangan terus menyalahkan diri mu atas semuanya. Aku mencintai mu!"

Bersamaan dengan itu, mata Farhan terpejam dan genggamannya di tangan Yara terlepas. Semua nya yg melihat menitiskan air mata mereka. Sungguh kisah cinta yg menyedihkan.

Yara merasakan hidup nya berantakan. Seharusnya ini tidak pernah terjadi. Mengapa semua ini jadi begini?

Yara masih duduk di jalanan ketika tubuh Farhan sudah dimasukkan ke dalam ambulance. Semua orang kelihatan kasihan kepada Yara. Harus kah Tuhan juga mengambil sumber kebahagiannya??

Tbc

First Meet In ParisWhere stories live. Discover now