16.salah sangka?

14 5 2
                                    

   Lama sudah yg ditunggu-tunggu akhirnya kesampaian juga. Dua hari lagi Rey akan resmi menyandang status S2 dari universitas terbaik negri model itu.

" lo yakin gue harus ikut Rey?" Seru Yara memastikan.
"Iya!" Angguk Rey mantap.

Yara hanya bisa pasrah. Rey mengajak nya untuk berkunjung ke rumah orang-tua nya. Yara bukannya paranoid untuk bertemu dengan orang lain, tapi big problem nya, Yara tidak mau orang tua Rey mengganggap nya punya hubungan lebih. Tapi,Ya sudah lah. Pasrah saja pada dewa Neptunus.

  Selama perjalanan,Yara hanya diam.

"Ra?" Seru Rey
"Hmmm!"
"Lo kenapa sih? PMS lo?"
"Gundul mu, gue lagi nyusun sesuatu nih!"
"Apa?"
"Gak jadi!" Balas Yara cuek.

Yara dan Rey sama-sama diam lagi. Rey juga kehabisan stok kata-kata buat hari ini. Dan sepertinya juga, Yara kelelahan.

***
"Ra,bangun Ra!'" Seru Rey sambil menoel-noel hidung Yara.
"Brisik Rey,gue masih ngantuk!" Seru Yara berucap sambil menguap.
"Ya elah,kita udah nyampe. Buruan gih,kita keluar!"

Yara hanya bisa pasrah,ia keluar dari mobil dengan sorot wajah malas nya. Tapi ini demi Rey,batin Yara. Sekilas Yara mengamati bangunan putih bertingkat yg sekarang berada dihadapannya. Ia kembali menoleh milihat malas ke arah Rey.

"Ini rumah lo?" Tanya Yara memastikan.
"Bukan, ini rumah mbah dukun!"
"Trus,ngapain kesini?"
"Ya ampun Ra, jelas lah ini rumah gue. Gak mungkin coba gue bawa lo ke rumah satan kan? Sinting lo!" Seru Rey sambil menjitak kepala Yara.

  Tiba-tiba pintu itu terbuka. Seorang wanita paruh baya datang dan memberikan senyum lembut nya.

"Rey udah datang?" Seru Wanita itu.
"Bonjour mom!" Kekeh Rey sambil mencium pipi wanita itu.
"Ya ampun Rey, siapa gadis ini? Pacar oh bukan tunangan kamu Ya?" Seru wanita itu ketika pandangannya beralih menatap Yara.

"Salam madame, nama saya Yara!" Seru nya sambil mencium punggung tangan wanita tua itu yg ia tau bernama Merry

"Rey?" Seru Merry
"Dia sahabat aku mah. Gak usah aneh-aneh deh!" Seru Rey sambil merotasikan kedua bola matanya.

"Lhh... gak usah ngeles nak. Mama tau kamu,kalau gitu kapan kalian nikah?" Seru Merry jahil.

"Mom, kalau datang tamu di masukin dulu kek. Ini malas gak jelas banget sih!"

"Hahaha.. kamu gak berubah nak. Yuk masuk!"

Dengan canggung, Yara masuk ke dalam rumah bergaya eropa clasik itu. Yara cukup merasa terkagum dengan arsitektur bangunan itu.

"Ra, omongan mama gue gak usah dengarin. Mama gue emang gitu!" Seru Rey sambil memberikan secangkir coffelate kepada Yara.
"Mama lo gaul juga Rey!"
"Hmmm!"

" jadi, mantu nya Mama. Kapan kalian nikah hmm? Mama gak sabar buat punya cucu segudang!" Seru Merry yg tiba-tiba datang dan duduk di samping Yara.
"Eh... maaf Madame...-!"
"Panggil mama aja Sayang. Sama kayak Rey,kamu juga dari Indo kan?"
"Iya ma!"
"Jadi,kapan kalian nikah Rey?"

Rey yg ditanya hanya gelagapan sendiri. Sungguh,Rey sudah kehabisan kata-kata kali ini.

"Ma,dia cuma sahabat aku loh!"
"Udah Rey, langsung nikah aja. Mama suka kok sama Yara!"

Dasar anak sama bokap sama aja,sama-sama sinting!" Batin Yara.

"Ma,kami cuma mau kasih surat undangan buat kelulusan nanti loh.. mama gimana sih!" Seru Rey dengan nada super kesal nya.

"Kirain surat mau nikah!" Kekeh Merry.

Rey kembali merotasikan kedua matanya malas dengan ocehan sang mama. SedangKan Yara? Dia hanya tersenyum hangat. Biar bagaimana pun, Yara tetap merasa bahagia melihat keakraban antara seorang anak dengan ibu. Bukan seperti nasibnya. Jangan kan merasakan kasih sayang, hanya ditanya kan kabar pun Yara tidak pernah.

"Jadi sayang, kapan mau nikah sama anak mama hmm?" Seru Merry beralih kepada Yara.

Yara tersenyum kikuk,ia tak tau harus menjawab apa.

"Kita cuma teman biasa kok Ma!ucap Yara tulus.
"Yah,padahal mama gak pernah loh lihat Rey bawa cewe ke rumah!"
"Kebetulan kayak nya ma!"
" maksud kamu sayang?"
"Kebetulan, Rey nya galak. Jadi gak ada yg mau dekat-dekat sama dia. Udah gitu galak nya melebihi singa lagi!" Kekeh Yara.

  Seketika Yara diam. Ia menatap Merry dengan heran,wanita paruh baya itu ketawa sangat keras. Bahkan sampai menepuk-nepuk perutnya. Padahal, lelucon Yara kan garing?

"Ra, biasain aja!" Seru Rey sambil menggaruk tengkuk nya yg tidak gatal.

"Jadi Rey, mama mau kamu nikah secepatnya sama Yara. Dia itu calon mantu idaman. Cuma dia yg bisa buat mama ketawa bebas!"

"Ma, udah deh!" Seru Rey ngambek.

"Stop,gak ada penolakan. Intinya mama mau dia jadi mantu mama. Dan buat Yara, kamu tinggal tentuin tanggal pernikahan kalian aja. Buat honeymoon nya. Biar mama yg ngurus. Sekarang mama mau ke kantor papa dulu. Oh iya,kalo mau buat cucu sama mama, sekarang juga boleh"

Merry melenggang keluar, menyisakan Yara dan Rey.

Sedari tadi, mulut Yara terbuka. Ia tak habis pikir dengan mama nya Rey. Dan ini juga yg paling di antisipasi oleh Yara. Tapi,apa boleh buat? Yara seolah tak punya tenaga untuk melawan Merry.

" Ra!" Guman Rey.
"Tau gini, gue gak ikut Rey!"

Yara merosot ke lantai. Berguling di karpet merah lalu kembali menempel ke ding-ding.

"Ra, stop deh. Jangan pikirin kata-kata mama gue!" Seru Rey sambil kembali mengangkat Yara dan meletakkan nya di atas sofa.
"Mama lo serius Rey!"

Rey menggaruk tengkuk nya yg tidak gatal. Ia memang tidak bisa menyangkal, jika mama nya sudah berkata maka apa pun itu harus terlaksana. Bahkan meski hal yg dibicarakan pun serius.

" huhh.. gue gak tau lagi harus gimana Ra!' Final Rey ikut berbaring di sofa sambil memeluk Yara.
"Gimana kalau kita nikah aja Rey?"
"Lo aja sama Satan!" Seru Rey mempererat pelukannya.
"Tapi kan gue nyaman sama lo!"
"Ya iyalah. Orang lo terus nyuruh-nyuruh gue!"

Yara terkekeh,tebakan Rey memang selalu benar. Ia mengusap rambut belakang Rey.

"Setidaknya lo boleh jadiin gue pajangan doang kok Rey!"

"Sinting"

"Tapi sahabat lo juga kan?" Kekeh Yara.

"Udah deh, gue ngantuk. Tidur dulu!"

Yara hanya mengangguk, Rey dan tidur dengan saling memeluk.
Padahal status mereka kan cuma sahabat? Masa segitunya??

Tbc

First Meet In ParisWhere stories live. Discover now