14.party

11 6 1
                                    

Malam nya Yara dan  Rey menjadi pusat perhatian di acara kampus Rey. Ralat,sebenarnya perhatian lebih ditujukan pada Rey. Dengan setelan jas nya dan dasi kupu-kupu merah yg melekat sempurna membuat mata tak bisa berpaling bahkan sejenak sekalipun.

Berbeda hal nya denga Yara, gadis itu hanya memakai celana jeans nya dengan atasan sweater
merah senada dengan pakaian Rey.

"Rey,gue pulang aja ya!" Pinta Yara. Ia merasa tidak enak hati jika Rey dianggap sebagai perusak suasana karena mengajak Yara

"Sttt.. lo tenang aja Ra. Gak usah peduli sama mereka. Lagian lo tetap cantik kok!" Seru Rey

Memang tak bisa dibohongi, meski Yara memakai pakaian sederhana malam ini tapi pesona Yara masih saja sama.

Rey menggandeng tangan Yara menuju meja Willy.

"Lo datang juga Rey!" Kekeh Willy
"Lo tau apa kelemahan gue!" Balas Rey cuek.

Saat masih asyik bercengkrama, sosok perempuan langsung bergelayut manja di lengan Rey.

"Rey,you look so handsome toningt!" Seru gadis itu manja.

Yara yg melihat gadis centil itu ingim rasanya mencabik dan menampar muka nya. Tapi Yara juga tau diri apa posisinya di sini.

"Pergi!" Bentak Rey.

Gadis itu nampak terkejut,namun secepat mungkin menetralkan wajah nya.
"Rey,jangan kasar dong sama cewe!" Keluh nya.
"Pergilah Nic,atau kau akan berakhir mengenaskan malam ini!" Teriak Rey hingga menjadi pusat perhatian.

Yara baru tau bahwa nama gadis itu adalah Nic. Tapi Yara mencoba menahan amarahnya saat ini.

"Kenapa Rey? Lo gak suka sama gue? Gue kan udah pakai baju sexy biar kamu tertarik!"

"Dasar jalang" bentak Rey menghempaskan tangan Nic hingga gadis itu sedikit terhuyung.

Yara sudah emosi,ia berlalu dari hadapan Rey dan sedikit terhesa-gesa menuju toilet. Dengan cepat kilat, Yara membuka tas yg ia bawa dan mengeluarkan dress yg ia bawa untuk jaga-jaga jika hal ini terjadi.

Yara melihat tampilannya yg kelihatan tambah cantik di cermin. Ia memoles sedikit bedak dan liptin. Satu sentuhan terakhir,Yara mengeluarkan Highliss nya.

Yara benar-benar sempurna,ia keluar dari toilet. Sepanjang jalan menuju meja Rey semua tatapan tak bisa lepas dari Yara. Bahkan Rey sendiri dibuat terperangah melihat penampilan Yara yg berubah drastis.

"Y-yara?" Kikuk Rey
"Hmm, lo Nic kan?" Seru Yara mengabaikan Rey.
"Emang kenapa?" Tanya Nic menyindir.

"Lo gak usah gangguin Rey lagi, lo seperti jalang kalo gitu!" Balas Yara sengit.

Semua aktifitas terasa berhenti sesaat, karena semua pasang mata seolah tertarik untuk melihat sesi debat live antara Yara dan Nic.

"Hah, emang lo siapa nya Rey huh? Berani-berani nya lo ngatur-ngatur gue!" Balas Nic tak kalah sengit.

"Lo gak perlu tau apa hubungan gue dengan Rey. Tapi satu hal yg lebih pasti kalo gue udah jelas lebih menang daripada elo kalo masalah Rey. Stop buat diri kamu jadi wanita murahan. Karena seseorang pasti akan mencintai mu tulus tanpa lo berperilaku lebih dari seorang jalang murahan. Apa lo gak punya pendidikan huh, atau lo memang jalang murahan?" Bentak Yara berapi-api.

Nic diam, Rey diam, semua diam. Tak ada yg bisa membantah ucapan Yara,bahkan Rey sekalipun dibuat terdiam.

"Ap huh? Lo gak bisa ngelawan lagi? Apa perlu bibir lo gue jadiin sate?" Balas Yara.

"G-gue, lo benar. Gue emang perempuan murahan. Sekalipun gue gak tau siapa lo dan nama lo. Tapi lo benar. Gue emang gak punya pendidikan,bahkan orang tua gue gak nganggap kalo gue itu ada!" Balas Nic dibarengi dengan air mata yang sudah membanjiri wajah nya.

Yara tersenyum puas akan kemenagan. Setidak nya Tuhan itu adil, berarti bukan hanya Yara yg bernasib sama seperti Nic.

Tanpa sepengetahuan semua mata yg melihat mereka. Yara mendekap Nic sehingga gadis itu nampak terkejut,baru kali ada orang  yg mau memeluknya.
Yara melepas pelukannya dan kembali menghadap Nic.

"Gue tau apa lo rasain Nic. Karena kita sama. Tapi,lo dituntut untuk menjadi dewasa untuk jalanin masalah hidup lo. Bukan nya dengan lari dari masalah Nic. Malah itu bakal buat lo semakin tersesat dalam hidup dan rasa benci lo. Lo harus bisa ngelawan dunia ini. Lo harus tunjukin kalo lo itu adalah Wanita yg berkarisma dan penuh tanggung jawab!" Seru Yara.

Nic kembali terisak kuat,baru kali ini ia mendengar secara langsung nasehat dari orang lain. Ia benar-benar bersyukur bisa bertemu dengan gadis bermulut pedas ini.

"Trimakasih, gue bakal pegang kata-kata lo. Terimakasih karena udah jadi motivator dalam hidup gue. Gue janji bakal tunjukin yg terbaik dari apa yg gue punya!"

"Semoga berhasil!" Balas Yara.

Nic tersenyum lalu pergi begitu saja. Yara tidak mau tau kemana gadis itu pergi tapi setidak nya ia telah memberikan yg terbaik.

Yara menoleh,
Sepasang mata sedang menatapnya. Menoleh lagi, dua-tiga- Akhirnya Yara memperhatikan sekeliling nya. Semua mata sedang tertuju ke arah nya.

Namun tanpa dugaan Yara,semua langsung bertepuk tangan meriah kepadanya. Yara hanya memutar bola mata nya malas, apa hebat nya? Batin Yara.
Toh semua kata-kata yg ia keluarkan hanya kutipan seorang penulis terkenal bernama Tere-liye. Penulis yg menjadi motivator Yara.

Yara berjalan ke arah Rey.

"Rey,kok mereka pada lihatin gue sih?" Keluh Yara.
"♡lo bijak Ra, dan..!"

Rey sengaja menggantungkan ucapannya
" apa?" Tanya Yara.
"Lo makin cantik aja!" Seru Rey sambil mencolek hidung Yara.

Bukannya tersipu malu atau blussing, Yara malah memutar bola mata nya malas. Karena Yara sudah biasa mendapat pujian seperti ini.

Keadaan sudah kembali seperti semula,alunan musik kembali bergema diseluruh penjuru ruangan. Semua nya kelihatan menikmati acara party,namun tidak dengan Yara. Bahkan Yara sesekali menguap tak peduli jika ia sedang berada di keramaian.

"Lo ngantuk?" Tanya Rey yg memang selalu berada di samping Yara.
"Hmmm,gue capek banget!" Keluh Yara.
"Gue salut sama lo, lo rela make dress dan highliss demi gue!" Kekeh Rey.
"Gue cuma mau seperti ini kalo sama lo aja!" Balas Yara kembali tersenyum.

Sedangkan Willy yg melihat interaksi keduanya sudah panas dingin. Rey dan Yara sama-sama tidak peka pada perasaan mereka berdua.

"Kita pulang aja Ra!" Tawar Rey
"Gendong!" Minta Yara.

Rey menggendong Yara ala bridal syle menuju ke arah parkiran. Dan meninggalakan orang-orang yg speechless melihat mereka berdua.

"Gue sumpahin lo gak peka selama-lama nya Rey!" Seru Willy malas.

Tbc

First Meet In ParisWhere stories live. Discover now