★ Dua puluh lima

3K 131 4
                                    

Sore sudah dilahap oleh malam, sang senja telah terganti oleh langit gelap, bulan mulai menampakan wujudnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore sudah dilahap oleh malam, sang senja telah terganti oleh langit gelap, bulan mulai menampakan wujudnya.

Di kamar, Raka sedang duduk di depan laptopnya, ditemani segelas susu yang dibuatkan oleh sang bibi. Tubuhnya sedang berada di kamar, tapi entah mengapa pikirannya berbeda. Fokusnya beralih ke benda pilih yang sedang di charger. Raka mematikan laptopnya, kemudian beralih ke ponselnya.

"Mitha." Satu nama yang berhasil melahap fokusnya.

💬0845278258

Halo, nona? Selamat
malam


Dari ribuan kata berbahasa indonesia, raka memilih menggunakan kata itu, untuk mengganggunya. Raka bahkan belum menyimpan nomor Mitha, apa lagi Mitha ya?

◍•ᴗ•◍

Setelah Raka mengantarnya tadi, dia memutuskan untuk istirahat, rasa sakit masih terasa di lengan dan kakinya. Mitha memutuskan untuk menjauhi Faiz, agar Fina tidak murka padanya.

Lagu yang mengalun menemani Mitha, tiba-tiba terhenti karena adanya pesan masuk. Mitha meraih ponsel yang berada di sampingnya.

Dia mengingat siapa saja yang meminta nomor barunya. Nisa, papah, mamah, Danu, Ogy, kak Faiz, terus sapa lagi?

Dia berpikir keras, siapa lagi ya siapa lagi? Satu nama muncul dalam benak Mitha. Raka? Dia ingat waktu itu Raka mengerjainya dalam mobil, cuma untuk mendapatkan nomornya.

💬0827196389

Halo, nona? Selamat
malam

Apa sih nona-nona!
dikira aku orang
belanda apa?

Raka merasakan ada yang aneh dengan balasan Mitha, Akhirnya Raka memutuskan untuk menelponnya.

"Halo?" panggil Raka dari sebrang.

"Iya."

"Ini gue, Raka."

"Udah tau, kenapa kamu manggil aku nona? Akukan bukan orang belanda!" serunya.

"Kok udah tau? Orang belanda? Sapa yang bilang lo orang Belanda?"

"Hey, aku ga sepikun itu ya untuk lupa, kamukan abis ngerjain aku! Itu nona."

"Oh iya, nona? Orang belanda?" Raka mencoba mencerna apa yang dimaksud Mitha.

"Bego banget sih?! Itu mah Noni, Mitha, Noni. Bukan Nona," teriak Raka frustasi. Raka kembali membuka laptopnya untuk mencari arti kata Nona dan Noni, supaya Mitha paham.

"Ih! Aku gak bego tau."

"Nona itu sebutan buat anak perempuan yang belum nikah, Mitha! Lo kan belum nikah makanya gue sebut nona."

"Ohh gitu."

"Nilai bahasa indonesia lo jemblog ya?"

"Jangan sok tau!"

"Udah taukan bedanya Noni sama Nona?"

Noni adalah panggilan bagi perempuan keturunan Belanda atau Indo dan belum menikah pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Sekarang ini penggunaan Noni sudah meluas pada masyarakat Indonesia.

"Udah, hehe," balasnya.

" Lo ngeselin juga ya? udah sana tidur, besok gue jemput."

"Ihh! Gak mau yaa! Gak perlu juga."

"Tapi gue udah terlanjur izin sama mama lo dong? Dan dia ngebolehin,"

"Gak mungkin."

"Tapi memang fakta, udah! Intinya besok lo, gue jemput."

"Gak Ma---" Raka mematikan ponselnya sepihak.

"MAMAA!!"

◍•ᴗ•◍

Sang waktu menunjukan pukul 06.10, dan cowok itu sudah berada di depan rumah Mitha. Siapa lagi kalo bukan Raka?

"Selamat pagi, Tante," sapanya.

"Eh, Raka? Pagi juga, Nak. Mithanya lagi sarapan, kamu sudah sarapan?"

"Sudah, tan."

"Mari masuk dulu."  Lin mengajak Raka untuk menunggu di ruang tamu.

◍•ᴗ•◍

"Mitha, berangkat sama papah?" Mitha baru saja mau menjawab pertanyaan papanya, tapi keburu didahului mama.

"Mitha, itu Rakanya udah nunggu, kamu cepet makanya," ucap sang mama.

Ah! Sial. Ehh, tapi gak boleh gitu mit, dia kan yang nolongin kamu kemaren?!  Batin Mitha.

"Raka? Kamu berangkat sama Raka?"

"Iya, Pah. Boleh?"

"Bolehlah, yaudah cepet habisin sarapannya, kasian Raka kalo Lama," ucap Hadi.

♥(✿ฺ'∀'✿ฺ)ノ

Haloo kalian! Apa kabar! Kabar baik semoga!!

Bab 25 akhirnya update! Jangan lupa baca! Jangan lupa juga vote dan coment!

Semoga suka yaa:)

Happy reading guys!

_Dita putri♡

Mitha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang