#04. Berantem

30 0 0
                                    


Hari ini, hari pertama masuk sekolah setelah liburan panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, hari pertama masuk sekolah setelah liburan panjang. Aku yang masih bocah, tentunya merasa senang sekali.

Aku bangun pagi dengan gembira, dan langsung mandi dengan air jernih yang diambil dari sebuah sumur yang berada di samping rumah, lalu aku menggosok gigi dengan sisa batu bata merah yang dibuat jadi serbuk khusus.

Iya, aku memang masih sempat merasakan menggosok gigi dengan batu bukan dengan pasta gigi.

"Nek, aku ingin sikat gigi..." kataku tersenyum.

"Oiya itu sudah ada nenek siapin, sikat giginya pakai tangan dan odolnya gunakan sisa batu merah agar bisa membersihkan kotoran sisa makananmu." Dengan lugas sang nenek menjawab permintaanku.

"Hmmmm, walaupun serasa aneh, tapi aku percaya ini cara yang benar daripada harus membeli ke pasar."

Kami memang terbiasa hidup apa adanya, bahkan untuk makanpun aku terbiasa memakan makanan sisa-sisa minyak dari gorengan ikan yang telah digoreng sang nenek. Walaupun sebenarnya kurang sehat tapi rasanya enak, renyah dan pasti menambah nafsu makan.

"Baiklah nek!!!" kataku bersemangat sambil menjongkok mengambil batu bata merah yang ada di dekat pintu wc. Batu merahnya aku perhatikan, sudah ada serbuk-serbuk yang bekas ditumbuk secara halus. Jadi mudah bagiku untuk menggunakannya. Aku ambil serbuknya dan kugosokkan ke gigiku bagai odol yang dimasukkan ke dalam gusi.

Sang nenek telah menyiapkan segalanya mulai dari peralatan mandi, pakaian dan sarapan pagi. Sarapanku hari ini adalah segelas teh manis panas dan pisang goreng hangat.

Nenek lalu memakaikan baju dan celana dengan cara yang khas dan penuh cinta. Aku tak dapat mengungkapkan dengan kata betapa sang nenek mencintaiku...

Secara perlahan, tangannya dengan lembut merapikan setiap sudut baju dan celana sehingga terlihat enak dipandang. Tangannya masuk ke setiap sudut untuk merapikan baju. Sesekali dipandangnya wajahku dan tubuhku dengan penuh senyum, seolah kagum dengan tampilan wajah dan tubuhku yang sempurna.

Aku sangat senang diperlakukan dengan penuh cinta, walaupun saat itu dalam kehidupan yang sederhana dan apa adanya.

Dengan energi teh manis panas hangat yang telah aku minum, aku dengan bersemangat dan penuh cinta langsung berjalan kaki ke sekolah. Menyusuri lorong-lorong jalan hingga mencapai jalan raya dekat sekolah. Cukup jauh bagi seorang anak kecil, namun saat itu tidak terasa jauh karena perasaan senang bisa ke sekolah bersama para saudara dan teman sebaya tetangga rumah.

Tiba di sekolah, aku langsung bermain dan belajar bersama sang sahabat sebangku. Namanya Firman. Firman adalah anak yang penurut dan apa adanya.

Dia bukanlah tipe anak nakal yang suka mengganggu temannya. Makanya aku senang berteman dan bersahabat dengannya. Tapi yang pasti, aku paling tidak suka dengan anak yang sombong dan sok jagoan.

1st NOVEL: THE POET'S LOVE VERSE "AYAT CINTA SANG PUJANGGA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang