(12) Jealousy

Depuis le début
                                    

"Pergilah, kau sangat mengganggu." Jungra mengalihkan pandangannya pada komputer. Masih pura-pura cuek, tidak peduli, tidak mau tahu.

"Tadi katanya tidak sibuk?" Taehyung, pria muda yang pura-pura lugu.

Jungra kembali mengarahkan padangan pada Taehyung. Oke, kali ini Taehyung menang. "Cepat, aku tidak punya banyak waktu."

Taehyung tersenyum. Bukan senyuman yang biasa dia tunjukkan pada Jungra melainkan senyuman seolah dia ini menghormati Jungra. Senyuman yang Jungra sendiri merasa aneh dengan itu. "Sunny menyukai apa?" Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Taehyung.

Jungra POV

Aku terdiam, berusaha mencerna pertanyaan Taehyung yang out of the box ini. Apa maksudnya? Kenapa tiba-tiba membawa-bawa Sunny?

"Noona." Dia memanggilku karena aku tak buru-buru menjawab.

Masih sama seperti tadi, aku tetap tak menjawab. Aku hanya menatapnya yang sedang menatapku penuh harap. Iyakah? Dia sedang berharap? Berharap bahwa aku akan memberitahu apa yang disuka Sunny?

Hey! Apa-apaan ini? Kenapa Sunny? Kenapa Taehyung menanyakan apa yang disuka Sunny?

"Noona, kau mendengarku kan?"

"N-ne." Sial. Kenapa juga lidahku harus terbelit?

"Jadi apa yang disuka Sunny?"

Oke, baiklah Jungra. Kau harus tenang. "Kenapa tidak bertanya langsung padanya?" Aku memilih memalingkan pandanganku. Tak sanggup terus-terusan memandang wajah tampan mantan kekasihku itu.

"Aku ingin memberinya kejutan, tidak seru kalau aku bertanya langsung."

What? Kejutan? Jujur saja, aku terkejut. Namun aku harus menjaga raut mukaku ini agar terlihat tenang.

"Tanya saja pada Ibunya. Aku tidak tahu." Jawaban aman. Jika seperti ini, aku ingin Taehyung segera pergi saja dari sini.

Kenapa juga dia ke sini jika hanya ingin bertanya mengenai itu? Apa pentingnya untukku? Apa untungnya untukku? Menyebalkan.

"Lebih enak bertanya padamu."

"Jika aku bilang tidak tahu ya tidak tahu! Apa kau tidak mengerti?"

Taehyung terlihat terkejut. Sedetik kemudian aku pun terkejut. Sial! Aku hilang kendali. Aku melihat sekeliling. Teman-temanku memberi isyarat untuk aku tidak berisik. Aku hanya bisa menundukkan kepala meminta maaf.

Kemudian aku kembali pada Taehyung. Aku bangkit dari dudukku bersamaan dengan menarik tangannya.

Sampailah kami pada tempat yang lebih sepi. Well, bukan tempat yang layak sebenarnya. Namun inilah satu-satunya tempat sepi yang paling dekat dengan ruang kerjaku. Tangga darurat.

"Noona wae? Kenapa mengajakku ke sini?" Tanya Taehyung dengan polosnya.

"Kau ini sadar tidak sih? Kau sudah mengganggu kenyamanan kerja."

Taehyung mengerjap beberapa kali. Lucu. "Bukankah tadi Noona yang mengganggu? Noona berteriak sementara aku hanya diam."

"Iya, tapi aku berteriak karena ada kau." Jujur saja, aku kesal. Taehyung selalu bisa membuatku kesal.

"Aku kan hanya bertanya." Dia memasang wajah polos.

Sialnya sekesal apa pun aku pada manusia ajaib ini, aku tidak bisa benar-benar kesal yang sampai mendarah daging. Inginku sih begitu, tapi aku tak bisa.

"Ya ya ya, terserah kau. Sekarang pergilah dan jangan menggangguku lagi." Aku beranjak, tak ingin lagi berhadapan dengan Taehyung karena tujuannya menemuiku adalah bertanya mengenai Sunny.

Love Is Not Over ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant