(11) First Love

Começar do início
                                    

"Ya sudah, tinggal bilang pada Appa." Aku mengambil tasku lalu beranjak, meninggalkan Jungkook yang sepertinya sedang cemberut itu.

*

*

*

Aku, appa, Sunny dan ibunya sudah berada di ruang makan.

"Di mana Jungkook?" Tanya appa. Appa baru datang kemarin malam dari perjalanan bisnisnya ke luar negeri.

"Masih di atas." Jawabku singkat kemudian meneguk air mineral.

Sesaat kemudian Jungkook datang dengan langkah lesu.

"Kau ini kenapa?" Tanya Sunny.

"Tidak apa-apa." Jawab Jungkook singkat.

"Kau sakit?" Tanya appa.

Aku dapat melihat dari ekor mataku jika Jungkook menggeleng. Pasti gara-gara mobil. Biar saja. Lagi pula bukan salahku kan? Aku ini hanya karyawan biasa yang masih bekerja beberapa bulan, jadi belum sanggup membelikannya mobil. Sebenarnya tak masalah jika Jungkook meminta langsung pada appa karena appa pasti akan menuruti. Namun bocah itu terlanjur nyaman meminta apa-apa padaku.

"Bagaimana kursus mengemudimu?" Appa bertanya lagi.

"Berjalan dengan baik. Aku sudah bisa mengemudi." Jungkook masih saja terdengar lesu. Sepertinya aku sudah merusak paginya. Haha, biar saja.

"Jinja? Kalau begitu aku akan segera membelikan mobil untukmu."

Aku dan seisi ruang sontak menatap appa dengan tatapan tak percaya. Semudah itukah?

"Ji-jinja?" Jungkook saja sampai terbata-bata.

Appa tersenyum sambil mengangguk. Appa memang terbaik.

*

*

*

Hari ini aku mendapat cuti khusus dari appa. Setelah appa mengetahui kalau Jungkook akan tes untuk SIM, appa langsung menyuruhku untuk tidak masuk kerja. Katanya aku harus mengantar Jungkook tes, kemudian mengantar bocah itu memilih mobil. Alhasil Jungkook tidak jadi diantar Jimin. Aku sih senang-senang saja.

"Noona, nanti aku ingin yang berwarna hitam." Ucap Jungkook penuh semangat. Kami sedang dalam perjalanan menuju lokasi tes.

"Di rumah sudah ada tiga yang warna hitam. Kenapa tidak warna lain saja?"

"Aku ingin hitam. Akan sangat keren kalau aku memakai mobil warna hitam."

Ya ya ya, terserah dia saja.

"Noona, belikan aku motor juga ya?"

Aku melirik Jungkook sekilas. Bocah ini sedang memerasku atau apa?

"Tidak."

"Satu saja. Ya? Lagi pula yang membayar kan Appa, bukan Noona."

Benar juga. Namun tidak, aku tidak bisa membiarkan Jungkook mengendarai motor. Appa pasti tidak akan mengizinkannya juga.

"Tidak."

"Ayolah Noona, hari ini aku sekalian tes untuk mendapat SIM khusus motor. Ya ya ya?"

"Aku bilang tidak ya tidak."

"Noona ... Hanya satu, tidak lebih. Lagi pula di rumah kan tidak ada motor." Bocah ini mulai merengek. Membuatku sedikit luluh tapi aku tetap tidak bisa membiarkannya mengendarai motor. Terlalu berisiko menurutku.

Love Is Not Over ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora