Aku menatapnya tidak mengerti. "Mengganggu?"

"Err,, yeah... Mengganggu.. Misalnya menggoda dan merayumu."

"Konyol. Siapa yang mau merayuku?"

"Entahlah. Aku mendengar ada beberapa orang." P'Pha mengalihkan wajahnya menghadapku dan menatapku lekat. "Kamu mungkin tidak sadar betapa terkenalnya Nong'Yo. Seorang wanita dari sekolah kedokteran pernah cerita tentang kamu yang sialnya sangat populer." Dia kemudian melihatku dan mengamatiku lama yang kemudian ku balas dengan gelengan kepala tidak percaya. Itu tidak mungkin.... Tidak akan pernah terjadi.

Tapi jika kupikir-pikir lagi.. Memang ada sesuatu yang aneh terjadi akhir-akhir ini sebenarnya.

Aku memutuskan untuk menyudahi tugas yang kukerjakan jadi kini kami berdua hendak pergi makan malam. Kami hanya makan seperti biasa, dan kemudian dia mengantarku pulang sebelum kemudian kembali ke lab untuk melanjutkan pelajarannya bersama dengan teman satu geng nya. Dia harus mengingat dan menghafal semua tulang yang ada pada tubuh manusia atau semacamnya dikarenakan tidak satupun yang boleh membawa pulang patung tulang manusia untuk belajar mandiri. Sedangkan aku, menghabiskan waktu di sore hari dengan kegiatan rutinku kemudian memutuskan keluar untuk membeli beberapa snacks dari seven eleven sekitar pukul 9 malam.

Aku baru saja hendak mengambil beberapa eskrim saat kusadari beberapa pria di luar sana terus menerus berbicara dan berbisik-bisik sembari melihat ke arahku. Aku tidak terlalu mempedulikannya karena aku tidak mengenal seorangpun dari mereka. Tapi tidak lama kemudian, salah satu dari para pria itu mengambil langkah menghampiriku dan menyapaku dengan menyentuh lenganku.

"Kau..."

Aku menoleh ke atas untuk melihat pria-yang tampaknya playboy berdiri di sampingku. Apa yang diinginkannya?

"Khrub?"

"Wayo, Bulan Kampus Sains?"

Tentu saja, itu bukan nama akhirku, tapi yeah, aku tidak bisa menghindar dengan mengatakan bahwa nama pertama yang ia sebut memang namaku. "Khrub.. dan... Errr.. Ada yang bisa kubantu?"

Dia menoleh kembali memberi isyarat yang entah apa itu dan kemudian kembali padaku tersenyum. Apa-apaan pandangan aneh yang dikenakannya itu? Aku tidak menyukainya. Dia menyapukan pandangannya mulai dari kepala hingga kakiku – terutama bokongku. Apa ada sesuatu yang menyangkut di bokongku?

"Ada apa?" sahutku mulai merasa terganggu.

"Tidak ada." Dia menundukkan kepalanya dan mendekatkan wajahnya padaku seraya berbisik. "Aku hanya ingin tahu..."

"..."

"Berapa banyak yang kau minta untuk servis perjam?"

Servis? Apa yang dibicarakannya? Merasa ada sesuatu yang tidak benar, aku mengambil langkah mundur menjauh dari wajahnya.

"Apa yang kau maksud? Servis apa yang kau bicarakan? Aku tidak mengerti."

"Servis darimu untuk tidur denganku."

Rasanya seolah truk besar menghantamku saat mendengar kalimatnya. Kurasakan ketegangan yang membuat darahku mengalir deras dari kepala hingga kaki dan ketakutan itu menyebar ke seluruh tubuhku.

"Apa yang kau bicarakan? Darimana asalnya pemikiranmu itu?"

Aku memang ketakutan, tetapi tidak ingin membuat adegan histeris dengan berteriak atau memaki padanya di dalam toko. Aku hanya ingin tahu lebih jauh tentang info yang ia bicarakan tadi.

Ini gila.

"Semua orang juga tahu.." dia mengangkat bahu. "Kau memacari mereka para pria yang berkualitas premium. Kau tidak kencan dengan sembarang orang, benarkan? Contohnya..."

2 moons Book 2 terjemahanNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ