Dari Aneh Jadi Gila

901 41 14
                                    

Akibat kebodohan Dena yang meng-iyakan saja ajakan Rio untuk pergi ke reunian bareng, setiap kali mereka bertemu secara kebetulan Rio akan menjadi manusia super ramah yang menyapa Dena dengan semangatnya. Dena cukup merasa direpotkan dengan hal itu. Dena merasa agak tidak nyaman karena jujur saja dia masih curiga yang menguntitnya selama ini adalah Rio. Belum lagi ditambah dengan gangguan dari seorang senior yang Dena anggap aneh ternyata dia adalah orang gila! Bayangkan saja, sejak kemarin Dena meng-unblock seniornya itu Surya menjadi semakin gencar dalam melancarkan modusnya kepada Dena.  Parahnya lagi semua teman sekelas Surya yang berpapasan dengan Dena di sekolah akan dengan rajin menyapa Dena, tapi Dena tidak senang!

"Hai, pacarnya Surya! Kok gak bareng Surya, sih?"

Ini nih! Gimana Dena mau senang disapa banyak orang kalau embel-embelnya adalah 'pacar Surya'? Mereka dapet info hoax dari siapa sih? Dipikiran Dena yakin hanya ada satu orang gila yang mungkin menyebabkan asumsi tak masuk akal ini. Siapa lagi kalau bukan Surya! Dena harus bikin perhitungan dengan seniornya itu.

Sesaat setelah sampai di kelasnya Dena langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi Surya.

To: Surya
'Kak, kenapa temen"nya kakak pada bilang saya pacar kakak ya?'

Jangan harap Dena isi berbasa-basi. Ini juga dia malas menghubungi Surya duluan. Dia dipaksa oleh keadaan yang mengharuskannya mengklarifikasi semuanya. Bukannya balasan yang Dena terima, justru ada panggilan masuk dari senior gilanya itu. Dengan malas Dena mengangkatnya.

"Halo"

"Kamu dimana, Den?" Jijik! Seniornya tiba-tiba menggunakan aku-kamu, maksudnya apa coba?!

"Dikelas kak. Saya mau bilang kak, temen-temen kakak mungkin salah paham sama saya. Tolong bilangin ke temen sekelas kakak kalo saya itu bukan pacarnya kakak ya kak. Makasi" Sudah. Dena sudah mengutarakan niatnya. Sebenarnya dia ingin mengakhiri panggilan itu saat ini juga, tapi belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya dimana Surya menerornya karena me-reject teleponnya membuat Dena kapok.

"Oh, iya ya temenku salah. Bentar ya aku bilangin sekarang."

"Eh-eh kak, gak sekarang juga kali!" Terlambat! Dena bisa mendengar teriakan seseorang di telepon.

"Temen-temen! Dengerin ya! Jangan ada yang manggil Dena pacar gue lagi! Masih calon woy! Doain makanya!"

Sial! Dasar tidak tau malu. Sekarang malah Dena yang malu kalau berhadapan dengan anak-anak 12 IPS. Sial! Oh sialnya lagi Dena jadi sering mengumpat sekarang berkat senior gilanya itu. Double sial!!!

Selanjutnya yang Dena dengar hanyalah bunyi cia-cie diseberang telepon.

"Udah aku bilangin, Den. Kamu kalo masih diganggu sama temen-temen aku lagi bilang aja ya." Satu-satunya pengganggu yang paling mengganggu bagi Dena hanyalah kamu senior gila!

"Kak, tolong jangan gini. Saya minta maaf deh kalo bikin kakak marah atau tersinggung atau apapun. Saya gak mau ada masalah!" Dena akhirnya mengungkapkan keresahan hatinya.

"Kamu gak ada salah apapun kok, Den. Kalo kamu pengen banget aku maafin, yaudah aku maafin deh."

'Kalo gitu berhenti gangguin gue please!' Ingin rasanya dia berkata begitu. Tapi dia takut menambah masalah.

"Tapi kak-"

"Udah gapapa kok. Nanti pulang sekolah aku tungguin di loby ya! Bye Den!"

'Tutt'

Telepon diputus secara sepihak. Mungkin si Surya tau bahwa dia hanya akan mendengar penolakan. Jadi dia telah mengambil langkah aman lebih cepat.

***

Sekarang sudah waktunya pulang sekolah. Surya sudah nangkring di loby sejak tadi. Menunggu kedatangan Dena. Sementara Dena yang sedang dalam perjalanan menuju loby mulai berharap-harap cemas.

"Guys-guys! Please bantuin gue! Kak Surya ngajakin gue pulang bareng! Gue gamauuu!! Itu satu orang seneng banget ganggu hidup gue!" Pinta Dena kepada teman-temannya. Posisi mereka saat ini sedang mengintip dari belokan menuju loby. Mereka bisa melihat Surya sudah nangkring di tembok dengan wajah sok cool-nya. Btw, sebenarnya si Surya ini memang ganteng. Oke ralat! Ganteng banget malah. Ditambah lagi dia anak basket yang notabene dicap keren. Tapi sifatnya yang brandal, urakan, dan aneh itu yang membuat Dena enggan berdekatan.

"Den, pertama harusnya lo tegas ke Kak Surya! Bilang lo gak bisa deket gini sama dia! Bikin alasan apa kek gitu!" Ucap Anya.

"Lo udah denger sendiri tadi gue udah minta maaf sama dia! Dianya aja yang bego gak peka sama maksud dibalik kalimat gue!" Ucap Dena kesal.

"Iya juga sih. Nah, kedua Den.." Ucap Anya tanggung.

"Apa?" Dena bertanya penasaran.

"Kalimat lo salah. Bukan itu satu orang, tapi itu dua orang. Rio juga ada disitu!" Ucap Anya yang membuat Dena otomatis melongokkan kepalanya melihat ke arah loby.

"SHIT!" Oke, ingatkan Dena untuk lain kali belajar mengumpat dalam volume kecil karena berkat umpatannya itu Surya dan Rio menyadari keberadaannya.

"Den!"

"Den!"

Oke, sepertinya akan ada civil war di sekolah sekarang!


*********

Jeng jeng jeng jeng!!!!!

Entah kenapa aku jadi bingung sekarang, baiknya Dena ujungnya sama Surya atau Rio ya??? Salah nih aku menciptakan tokoh Surya.

Jangan lupa vote dan comment nya yaa

ILOVEU

Denpasar, 17 Januari 2019
-Pena Mendung

OBSESITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang