Alasan Dibalik Semua

712 38 0
                                    

Dena ingin bertemu dengan Rio hari ini juga! Tapi dia gengsi untuk mendatangi Rio terlebih dahulu. Jadi dia akan menanyakan loncengnya ke Rio jika takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di sekolah. Hei, ayolah! Itu sangat mungkin terjadi kan? Sekolah mereka tak terlalu besar, ditambah mereka ada di gedung yang sama. Apalagi kemungkinan terbesar untuk bertemu di kantin karena jadwal istirahat yang berbarengan. Yang terpenting sekarang adalah Dena mempersiapkan kata-kata yang tepat untuk berhadapan dengan Rio. Dia harus menyiapkan beberapa kalimat basa-basi setidaknya, mengingat mereka adalah teman lama dan kalau Dena mau mengakui mereka adalah mantan. Sebelum itu ada satu hal yang harus dia selesaikan terlebih dahulu, yaitu teman-temannya yang ngotot agar dia bercerita tentang kelakuannya belakangan ini yang tentunya sangat berkaitan dengan Rio.

"Jadi begini..." Saat ini empat sekawan itu sedang nongkrong di bangku cinta di sekolah mereka. Sebuah bangku yang letaknya di bawah pohon rindang, dengan angin sepoy-sepoy dan sering dijadikan sebagai lokasi pacaran.

"Gue lagi ngehindarin Rio. Rio anak baru di kelas IPA 2. Kenapa gue ngehindar? Karena dia adalah mantan gue waktu SD." Tiga pasang mata lainnya memperhatikan dengan seksama.

"Tunggu-tunggu, jadi SD lo udah pacar-pacaran, Den? Gila! Puber lo kecepetan tuh! Tapi lagian kalo dia cuma mantan lo, kenapa juga lo harus ngehindar segitunya? Kisah lo sama dia kelam ya? Seberapa kelam sih pacaran anak SD, pikiran gue jadi kemana-mana nih!" May berbicara panjang lebar. Dibenaknya kini membayangkan apa yang telah diperbuat Dena dan Rio sewaktu SD. Apakah mereka telah berhu- ah! sudahlah, dia merinding memikirkannya.

"Bukan kelam sih, gak usah mikir aneh-aneh deh! Gue cuma agak parno aja, karena gue rasa dia... terobsesi sama gue!" lanjut Dena.

"Idih kepedean!" -Anya.

"Gue serius!" Tegas Dena.

"Dari mana lo bisa nyimpulin kalo Rio itu terobsesi sama lo?" Tanya Caca.

"Gini nih. Pertama, setelah gue putusin waktu SD dulu lewat SMS dia gak masuk sekolah sampe berbulan-bulan. Awalnya gue juga mikir mungkin dia emang lagi sakit aja gitu ya. Nah kedua, mama papa gue tuh kenal sama ortu nya Rio. Waktu itu bokapnya Rio cerita alasan Rio gak masuk sekolah lama ke papa gue, dan papanya bilang Rio depresi! Ngeri banget gak sih anak SD udah depresi gitu. Gue kan jadi merasa pebyebabnya adalah gue lah ya, secara itu pas banget setelah gue mutusin dia. Dari situ gue mulai mikir dia terobsesi sama gue." Jelas Dena kepada teman-temannya.

"Mungkin lo terlalu baper kali den. Menurut gue alasan lo kurang tepat buat menyimpulkan gitu aja kalo Rio terobsesi sama lo, seakan-akan secara tidak langsung lo bilang kalo si Rio ini psycho!" Caca yang merasa hal tersebut tidak masuk akal mencoba menyangkal.

"Masih ada lagi! Dan alasan ketiga ini yang bikin gue ketakutan dan ngehindar banget dari Rio! Jadi waktu itu..."

FLASBACK

Hari ini tepat seminggu setelah Rio pindah ke sekolahnya. Untungnya seminggu ini Dena jarang keluar kelas sehingga dia tak perlu takut bertemu Rio di sekolah. Hari ini Dena ada kumpul ekskul teater sepulang sekolah untuk membahasan program kerja tahunan teater SMA-nya. Saat ini dia tengah duduk di depan sekretariatnya sambil memainkan hp nya, teman-teman ekskul nya belum ada yang datang.

"Siang Dendeng!" Sapa Yudis. Yudis adalah anak teater. Orang yang paling dekat dengan Dena di ekskul ini, dan satu-satunya orang yang memanggil Dena dengan sebutan Dendeng. Dena tidak tersinggung sama sekali. Dia sudah kebal dengan ejekan Yudis.

"Hai Kudis." Ya, Dena memang sudah kebal dengan ejekan Yudis, tapi bukan berarti dia diam saja dengan hinaan itu.

"Kok gue lama gak liat lo di kantin?" Tanya Yudis. Biasanya setiap hari mereka berdua selalu berpapasan di kantin.

"Iya, akhir-akhir ini gue bawa bekel ke sekolah." Jawab Dena.

"Oh iya, si Rio cerita  kalo lo temen SD si Rio kan? " Shit! Dena melupakan fakta kalau Yudis anak IPA 2, teman sekelas Rio. Tapi setidaknya tidak mungkin kan Rio cerita kalo dia adalah man-

"Eh! Mantan deng maksudnya hahaha!" Oke, ternyata si Rio cerita.

"Haha kalian deket banget ya sampe udah cerita begituan." Jawab Dena dengan senyuman masamnya. Si Rio gila! Hal kayak gitu gak terlalu penting buat diceritain kali!

"Iya dia cerita. Btw si Rio lo kasih pelet apa sih, dia bilang sampe sekarang gak punya pacar gara-gara lo tau! CLBK sonoh!"

Degh

Dena terkejut bukan main. Kenapa jadi begini? Kenapa Rio segitunya menanggapi kisah mereka waktu SD? Dena mulai ketakutan sekarang.

END OF FLASHBACK

"Jadi gitu ceritanya. Ditambah lagi semenjak itu gue ngerasa kayak ada yang ngikutin mulu gitu sepulang sekolah. Salah gak sih kalo gue jadi parno sekarang?" Teman-temannya cukup terkejut mendengar kisah Dena. Mereka juga heran kenapa Dena baru cerita sekarang?

"Yaampun Den, harusnya lo cerita dari dulu! Sekarang lo harus hati-hati. Takutnya si Rio punya niat jahat sama lo!" Teman-temannya ikut ketakukan dan khawatir terhadap keselamatan Dena.

*****

Yuhuu.. Kembali apdet sekalian nungguin pesenan ayam geprek hahaha! Semoga nyambung ya ceritanya.

Oiya!! Happy New Year!! Semoga 2019 jadi tahun yang spektakuler buat kita semua!!

Denpasar, 1 Januari 2019
-Mendung

OBSESITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang