KEMBALINYA MASA LALU

1.5K 68 0
                                    



Tahun ke-2

SMAN Harapan Bangsa

"Hahaha... gabisa May, gabakal bisa." Dena berteriak dari depan pintu kelasnya kepada May, gadis yang mengaku blasteran Korea-Jepang, yang hiperactive, dan seorang fujoshi akut yang 'sialnya' adalah sahabatnya itu. Ketika Dena berbalik betapa terkejutnya dia melihat sosok dari masa lalunya sedang berjalan di koridor sekolahnya. Langsung saja Dena berbalik untuk kembali masuk ke kelasnya.

'Pletak'

"Yey, bisa kan akhirnya gue jitak lo!" Bukannya mengaduh sehabis dijitak, Dena malah memasang wajah shock." Eh, Den napa muka lo gitu? Sakit baget apa jitakan gue? Sorry, Den!" ujar May sembari menyusul Dena yang berjalan cepat ke bangkunya.

"Den, lo kenapa?!" May masih mengkhawatirkan kondisi Dena yang  kini sudah duduk di bangkunya.

"H-hah? Oh.. i-iya! Sakit banget jitakan lo anak monyet! Gue bales lo!" akhirnya Dena memiting leher May dengan tawa getir yang keluar dari bibirnya.

***

Kantin SMA Harapan Bangsa

"Mas, saya pake kol!"

"Saya duluan Mas!"

"Gue duluan mesen Ca!"

"Lo gausah makan lagi May! Nanti lo tambah gendut!"

"Sialan lo tulang!"

"Makasi Mas!"

"Eh, Nyak kok lo nyerobot-nyerobot aja!"

"Rejeki anak soleh!"

"Mas, saya kapan aja boleh Mas, saya pasrah."

"Eh, Den emang lo mau mesen bakso apa mau di anu-anu pasrah-pasrah aja?"

"Hwahahahaha"

"Hwahahahaha"

"Hwahahahaha"

Dikantin sekolah itu sesungguhnya hanya ada empat sekawan itu, Dena, May, Caca, dan Anya. Tapi entah bagaimana yang pasti kantin itu serasa dihuni oleh sepuluh orang. Hingga beberapa menit kemudian akhirnya mereka bisa duduk di bangku kantin dengan tenang. Hanya ada cerita-cerita kecil yang mengiringi waktu makan mereka. Ditengah waktu makan mereka, entah mengapa 2 bakso terakhir yang tersisa dimangkok Dena dimakan sekaligus olehnya. Dan itu adalah hal yang aneh bagi teman-teman Dena karena Dena adalah orang yang sangat menjaga tata krama saat makan.

"Aku ke toilet duluan ya. Nanti aku tunggu di toilet. Aku udah kebelet." Ucap Dena dengan mulut penuh. Teman-temannya hanya mengernyit mendengar perkataan Dena.

***

'Kringgg'

"Yuk pulang gessss..." teriak May semangat begitu mendengar melodi indah bel pulang sekolah. Mereka berjalan beriringan menuju parkiran sekolah sambil sesekali bergurau ria.

"Parah lo May! Tobat May tobat!" Dena menyahuti perkataan May yang mengatakan guru baru disekolahnya adalah seorang gay. Mereka sudah hampir sampai di pintu keluar lobi sekolah hingga...

"Eh, gue mau liat mading dulu!" Dena berlari menuju mading sekolah. Sementara teman-temanya hanya mengernyit melihat kelakuan Dena yang aneh, lagi.

***

Empat serangkai itu kini sedang dalam perjalanan menuju perpusatakaan sekolah dengan bersendau gurau seperti biasanya hinga lagi-lagi Dena bertingkah aneh.

"Eh, tunggu-tunggu!" Dena menoleh kesana-kemari seperti orang kebingungan. Lalu dia mengatakan sesuatu yang sangat tidak masuk akal untuk diucapkan oleh seorang Dena.

"Coba kita hitung berapa keramik yang kita injak untuk sampai ke perpus!" Dena menunduk dalam. Bahkan terlalu dalam hanya untuk sekedar menghitung keramik. Teman-temannya? Mereka mengernyit dan saling menatap satu sama lain. Mereka menyadari ada yang tidak beres dengan Dena, tetapi mereka malah mengikuti apa yang dilakukan Dena. Itu adalah bentuk solidaritas gila mereka. Tetapi mereka akan mengetahui apa yang terjadi pada Dena sebentar lagi. Ya, mereka akan meminta penjelasan kepada Dena tentang semua ini.

***

Mereka sampai diperpustakaan dan sengaja memilih bangku paling pojok untuk mengintrogasi seorang Dena. Dena duduk diantara Caca dan Anya, sementara May duduk menghadap Dena. May berperan sebagai hakim disini, dan Dena tentu saja adalah tersangkanya. Sementara Caca dan Anya hanya sebagai penjaga keamanan. Itu isi pikiran gila dan absurd seorang May.

"Anda tak bisa kabur lagi Nona! Anda harus menjelaskan semua mengenai tingkah aneh Anda akhir-akhir ini!" ucap May memulai 'persidangan' ini.

"A-aneh apaan?" jawab Dena membela diri.

"Anda tidak perlu berpura-pura lagi!"

.

.

'Braak'

.

.

"Shtttttt..."

"Sorry-sorry!" kalian pasti mengerti apa yang baru saja terjadi. Ya, itu May dengan kegilaannya menggebrak meja perpustakaan.

"Anda tidak usah berpu-pura lagi."

'Pluk.'

Dan anehnya May kembali mengulang kejadian tadi hanya saja dengan volume yang diperkecil.

"May, cepet deh! Gak usah alay!" itu Anya yang berkomentar. Dia jengah dengan sikap berlebihan May. Dia ingin segera mendengar penjelasan Dena.

"Diam kau pengawal! Kau tidak punya hak untuk berbicara di persidangan ini!" ucap May berlebihan-lagi sambil menunjuk Anya.

'Pletak.'

"Enak aja bilang orang pengawal! Lo diem aja deh. Kelamaan kalo lo yang nanya!" Caca berkomentar dengan wajah garangnya yang akhirnya mampu membuat May diam. Dia paling takut dengan Caca yang sudah menampilkan ekspresi begitu. Dia tak segan-segan menjejalkan penghapus ke mulut May ketika ia mulai berulah.

"Jadi, Den. Kita nyadar kalo ada sesuatu yang lo sembunyiin dari kita. Kita tau ada yang gak beres sama tingkah laku lo akhir-akhir ini. Lo kayak menghindari sesuatu. Lo cerita dong sama kita! Lo masih nganggep kita sahabat kan? Kalo lo udah gak nganggep kita sahabatan, oke! Lo boleh gak cerita ke kita. Dan kita bakal berhenti temenan. Gue bakal nganggep kalo kita gak pernah kenal. Kita jalani semua masing-masing!" Perkataan sadis meluncur manis dari mulut Caca.

"Eh! Jangan gitu dong! Gue juga pingin cerita sama kalian dari awal. Cuma gue masih belum siap." Jelas Dena kepada tiga temannya itu.

"Yaudah, sekarang lo cerita aja. Kenapa mesti gak siap sih? Kita udah setahun lo sahabatan." Anya berusaha menenangkan Dena agar mau bercerita tentang masalahnya itu.

"Oke! Gue akan cerita sekarang! Sebenernya..."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

***

Bersambung...

Denpasar, 18 Juni 2017

Mendung

Anyong^^ Mendung balik lagi dengan merubah part ini. Diusahakan akan segera mempublish part berikutnya segera. Maaf banget karena update gak teratur bahkan sampai gak update berbulan-bulan. Tapi mau nyoba fokus selesaiin cerita ini segera mumpung lagi banyak waktu luang. Okee, jangan lupa vote dan comment yang sangat aku tunggu-tunggu yaaaaa... Baiiii!!

OBSESITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang