Para Lelaki Aneh

662 36 3
                                    

'Line!'

Ponsel Dena berbunyi tanda ada pesan line yang masuk.

From: Surya Hangga
Hai Den, udah ketemu lonceng kamu?

Sudah Dena duga. Bukannya kegeeran, tapi beginilah biasanya laki-laki yang ingin pdkt. Huft! Dena malas meladeni seniornya ini. Jadi dia tidak membuka chat dari seniornya itu.

'Line!'

From: Surya Hangga
'Kayaknya gue nemuin lonceng lo deh.'

To: Surya Hangga
'Serius kak?'

Dengan cepat Dena membalas pesan dari Surya begitu ia mengatakan menemukan lonceng Dena. Hah! Akhirnya Dena bisa bernapas lebih lega.

From: Surya Hangga
'Hehe.. Gak deng, gue bohong sorry. Abisnya gue tau pasti lo maunya gak bales line gue kan?

Satu kata yang ingin Dena ucapkan di depan wajah seniornya itu. Bangs*t! Dena sudah dibuat melayang tinggi dan dihempaskan begitu saja ke tanah. Kurang ajar sekali seniornya ini. Dena kesal sekarang. Dena bad mood mendadak. Dena yang saat ini sedang makan di salah satu mall bersama teman-temannya mendadak tidak nafsu makan. Dia ingin menonjok wajah senior menyebalkannya itu sekarang.

"Kenapa lo, Den?" Caca yang menyadari perubahan aura Dena bertanya.

"Si anj*ng Surya nih! Nyebelin banget!" balas Dena.

"Surya kakel IPS? Dia kenapa emang?" tanya Anya.

"Dia bilang lonceng gue udah dia temuin. Tau-taunya bohong. Anj*ng banget emang! Kesel gue!" Dena berujar sembari menampilkan ekspresi geregetan, saking kesalnya.

"Modus tuh!" May membalas.

"Iya, gue tau! Ini nih yang bikin males banget berurusan sama anak 12 IPS. Sok kegantengan semua! Ganjen lagi! Gue kepret satu-satu dah!" Ujar Dena sambil menggerakkan tangannya seperti hendak menampar May, membuat May terkejut.

'Line!'

From: Surya Hangga
'Den, sorry.'

'Bercanda elah.'

'Kaku banget.'

'Halo!'

'Hey!'

'Hey Tayo'

'Hey Tayo'

'Dia bus kecil ramah'

'Nah, jadi nyanyi kan gue!'

'Den!'

'Maap lah'

'P'

'P'

'P'

'P'

'P'

'P'

Itulah segenap spam pesan yang dikirimkan oleh senior anehnya, Surya Hangga. Ingin Dena membalas dengan kata-kata kasar. Tapi dia masih tau diri. Dia tidak mau ribut dengan senior, apalagi anak IPS! Solidaritas mereka tinggi! Musuh satu orang adalah musuh bersama bagi anak IPS.

To: Surya Hangga
'Oke kak, gpp.'

Pesan sudah terkirim. Selanjutnya,

Klik!

Block!

Ok!

Selesai! Sekarang Dena bisa tenang. Dengan senyum Dena menaruh ponselnya ke tas dan melanjutnya makannya. Nafsu makannya sudah kembali, hehe...

"Idih! Gila lo! Tadi kesel sekarang senyum-senyum sendiri. Udah kemakan modus Kak Surya lo?" tanya May yang ketakutan dengan perubahan ekspresi Dena yang tiba-tiba.

"Hehe.. Kak Surya udah gue block." Jawab Dena dengan santai.

"Gila Den! Sampe aja Kak Surya tau dan cari lo ke kelas, gue gak mau ikut-ikut ya!" Anya ngeri sendiri. Dena mencari masalah dengan kakak kelas, dan itu anak IPS. Alamat panjang urusannya ini.

"Gak mungkin sampe segitunya juga kali. Udah selesai kan makannya? Yuk cus Zona Waktu!" Balas Dena santai.

***

Saat ini mereka berjalan keluar dari Zona Waktu, sehabis melakukan kegilaan di karaoke koin selama dua jam. Ini memang agenda bulanan mereka. Jika sedang low budget, karaoke koin sangat membantu mereka untuk menyalurkan hobi menyanyi terutama lagu dangdut.

"Eh wait! Shit! Itu Rio! Gimana nih?" Dena dilema. Ada Rio yang sedang berjalan menuju Zona Waktu. Ini kesempatan yang bagus untuk menanyakan loncengnya, tapi Dena ragu mendadak. Dia takut. Dia canggung. Dia belum menyiapkan kalimat basa-basi untuk memulai pembicaraan dengan Rio. Akhirnya Dena menarik teman-temannya untuk mencari tempat untuk mengintip yang tidak terlihat oleh Rio.

"Samperin gih! Tanyain lonceng lo!" Caca mendorong Dena untuk maju.

"Ntar dulu, liatain dulu elah!" balas Dena.

Rio sedang berjalan menuju salah satu mesin permainan dengan senyum sumringah. Mata Dena dan teman-temannya masih setia mengikuti pergerakan Rio. Hingga sesuatu membuat mereka terkejut.

"Oh shit!"

Dena shock. Caca dan Anya melongo. Sementara May terpesona. Lagu Fantastic baby dari Bigbang mengalun. Rio sedang main Dance Revolution! Dan dia seorang pro!

*********

TBC!

Mau rajin update ah, biar readernya nambah. Gimane chapter ini? Komen dong biar eyke semangat lanjutnyaaa.

Denpasar, 5 Januari 2019
- Pena Mendung







OBSESITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang