1.- Rutinitas

479 58 9
                                    

-2016

Namanya Oh Sehun, Laki-laki yang  selalu menyuruh aku untuk belajar, dia juga memperlakukanku dengan baik dan tidak pernah marah, hanya saja dia orang yang  berjalan cepat, kadang membuatku susah untuk mengejarnya, tapi meskipun begitu aku yakin Sehun diam-diam menungguku.

"Sehun-Sehun?"
"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"
"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"
"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"
"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"
"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

"Sehun-Sehun?"

Entah sudah keberapa kalinya yoojung memanggil nama Sehun, dia sudah tertinggal jauh di belakang, sedang lelaki yang kerap dipanggil sehun itu mengayuh sepedanya dengan cepat, yoojung terus mengejarnya dengan kekuatan yang dia kerahkan untuk mengayuh.

"Aku bawa Sandwich loh, mau nggak?" tawar yoojung setelah berhasil mensejajarkan sepedanya dengan Sehun, matanya menunjuk Sandwich yang berada di keranjang sepedanya.

"Bosen" jawab Sehun menatap sekilas keranjang gadis itu,

"Gakpapa Yang penting jangan bosen ke aku" celoteh Yoojung, dengan tenang sehun mempercepat laju sepedanya.

Yoojung mencebik lalu detik berikutnya tersenyum kembali mencari ide untuk memilih makanan yang akan diberikan kepada Sehun esok.

"OH SEHUN-----!!!" Yoojung ikut mempercepat laju sepedanya.

Memasuki ajaran baru, Semua murid baru sedang mengikuti Upacara penerimaan peserta didik baru, begitu juga dengan Sehun dan yoojung mereka sedang berbaris di lapangan mendengarkan beberapa sambutan dari kepala sekolah.

"Sehun-Sehun? kita bareng lagi loh, sekelas pula, jangan jangan-?" bisik Yoojung yang berbaris di sebelah Sehun.

"Kita jodoh kali ya---" ucap Yoojung meringis sedang Sehun menoleh sekilas dan kembali mendengarkan sambutan kepala sekolah.

Yoojung bergidik ngeri ketika mendapat tatapan kilat dari salah satu guru di depan, buru-buru yoojung melihat ke arah kepala sekolah.

Dari dulu sejak di bangku TK, yoojung sudah mengikuti Sehun, selalu berusaha keras agar bisa satu sekolahan dengan dia, meskipun Yoojung termasuk lambat dalam kategori pelajaran tapi pada akhirnya dia bisa masuk ke sekolah yang sama dengan Sehun, semua itu Berkat ketekunan dalam usahanya.

LOVE IN THE TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang