[8] sore-sore ketemu seoyun

Start from the beginning
                                    

"Mauuuuuuuuuuu, kemana? Kemana?"

"Ya itu sama pawangnya."

"Gaada di Tante."

"Sama Hoseok, jangan ogeb kenapa sih?"

"Ini orang udah dibeliin baju jauh-jauh, ngatain lagi? Heran?"

"Emang gue minta dibeliin baju?"

"Susah emang ngomong sama orang modellan kayak gini," aku berdecak, mengambil satu bakwan lagi sebelum berjalan menuju tangga. "Jangan sampe Seoyun kayak gini."

"Jangan lupa cuci tangan sebelum pegang bidadari gue ya, tolong." Sumpah, makan apa coba Kak Yoongi jadi bisa se-ngeselin ini. Dulu, aku pikir dia tuh orangnya cool-cool keren gitu. Walaupun sih iya, kita itu memang sering begini, bercanda asik. Enggak ada bedanya sih sama Kak Hoseok yang bisa ngeselin minta ampun, tapi ada waktu jam tayangnya. Gini deh, Kak Yoongi itu ngeselin jutek minta ditimpuk, kalau Kak Hoseok, ngeselin ngeledek yang bisa dikerjain balik. Tapi tenang guys, aku sudah kebal sama dua spesies ini.

Sampai tangga paling atas, aku belum menemukan sosok jangkung Kak Hoseok. Aku kira mereka main di sini, jadi aku memutuskan untuk mengetuk kamarnya sambil menyahut pelan, "Kak Hoooseooookk, main yuuuuk!"

Pintu terbuka dan ini dia, menyembul kepalanya dari pintu sambil menatapku terkaget-kaget. "Kok? Kok udah di sini aja?"

Aku mendorong pintunya agar terbuka lebar, "Kak, mana Seoyun?" kepalaku mencari sosok mungil itu dan tada! Langsung refleks berteriak kecil saat menemukan bayi mungil yang tergeletak di atas ranjang Kak Hoseok dan tanpa babibu menghampirinya. "Haiiiiiii, sayangku! Kangen huhuhuhu."

"Cuci tangan dulu!"

"Iya! Ini aku juga gak megang!"

"Nanti dia megang kamu!"

"Ya nanti aku hindarin!"

"Awas-awas!" Kak Hoseok sigap menahan telapak mini Seoyun karena hampir menyentuh lenganku dan aku langsung menatapnya sinis, setelahnya berdesis pelan sebelum turun dari ranjangnya untuk cuci tangan ke kamar mandi. "Abang-abang protektif, dasar."

Sesudahnya aku dari kamar mandi, tubuhku langsung terjun bebas ke ranjang milik Kak Hoseok untuk bermain dengan Seoyun yang sedang menggenggam udara dengan tangan super duper mungilnya. Abangnya juga main dengan adiknya, sekali-kali ekor mataku gak sengaja melihat Kak Hoseok yang menatapku juga, bukannya kepedean, ya, tapi beneran ini orang lihatin aku.

"Kamu gak beliin oleh-oleh?"

Kepalaku tersentil, berniat memberi plastik baju yang aku gak temukan disekitarku lalu memukul dahiku pelan saat baru sadar kalau plastik isi baju untuknya gak kebawa. "Yah Kak, aku lupa. Ada di bawah. Padahal tadi Kak Yoongi suruh bawa, hehe, sorry Kak."

"Berarti ada nih?"

"Ada, takutan banget sih."

"Ya kan akunya jarang jalan-jalan ke luar negeri," Dia mendengus, tangannya mengusap punggung tangan Seoyun sambil berbicara. "Makanannya disana enak-enak gak?"

"Enak lah."

"Percuma ngomong sama babon pemakan segalanya."

"Dih, ngeledek," ujarku jengkel lalu menoleh ke arahnya, "Kak, boleh cium gak?"

Kak Hoseok diam tetapi pupil matanya sedikit melebar setelahnya, "H-hah?" Aku terkejut sendiri melihat perubahan wajah Kak Hoseok yang drastis. Salah aku ... apa ya?

Sampai aku menunjukkan dua jari di hadapannya buat memberitahu kalau aku sungguh-sungguh dan gak bohong. "Gak pilek aku sumpah, gak bakal nular ke Seoyun!"

[SUDAH TERBIT] sore, hoseok !Where stories live. Discover now