♪19♪

1.4K 116 3
                                    

Jovanka pamit kepada empat sahabat nya.

Setelah meninggalkan sahabat-sahabat nya dia berjalan sendirian. Ya ini masih gelap,  tentu ini pagi buta.

Jovanka melirik jam nya di balik lengan jaket nya nya,  raut wajah khawatir masih melekat di wajah imut kekoreaan nya ini.

-

"Ayo kembali ke villa" Ajak Hyungie

"Kakak ga enak banget asli ke Jovanka,  masa ayah nya meninggal kita ga ikut?" Ujar Hyorin

"Aku juga sama,  tapi kak kan ini mau Jovanka,  karena Kakak kan tahu sendiri Jovanka itu keras,  dia ga mau membagi kesedihan nya pada orang lain,  dia cuma mau ngeliat kita seneng,  kakak ga mungkin bisa.  Karena apapun kita ga usah menghawatirkan Jovanka, dia Gadis yang kuat" Aiden menenangkan Hyorin

Hyerin menatap Aiden sendu,  dia tersenyum,  lalu mengangguk.

-

Jovanka tersenyum di atas bangku panjang dia sudah sampai di Indonesia, sedang menunggu taxi

"HOI" Jovanka terkejut, dan hampir saja Handphone yang dia pegang terjatuh.

"Astaga abang, aku kaget :(" Keluh Jovanka sambil memegang dada nya

"Hehe maaf" Namjoon menggaruk kepala nya yang tidak gatal itu

"Ada taxi" Namjoon menunjuk Taxi, Jovanka bangun dan melambai ke taxi itu.

-

Ternyata saat sampai di rumah, hanya tersisa sepi, sepi yang menghantui.

Tak ada canda tawa, hanya ada garis polisi yang mengitari rumah nya.00000

Dia terduduk lemas di halaman depan

Jovanka menangis, dia tak menyangka, apa yang di berita itu benar.

"Hai" Seorang laki-laki muda berseragam polisi menghampiri Jovanka yang tengah menangis itu.

Jovanka menghapus airmata nya, lalu dia menoleh ke arah laki-laki itu

"Kamu Jovanka? Anak dari tuan Jonnathan?" Tanya polisi muda itu

"I-iya" Jawab Jovanka

Laki-laki itu tersenyum, dia menggendong tas ransel, lalu dia duduk di samping Jovanka

"Kenalin, aku Jordan, aku disini polisi yang menangani kasus ayah kamu" Lelaki bernama Jordan itu menjulurkan tangan nya untuk berjabat tangan dengan Jovanka

Jovanka tersenyum kaku lalu membalas jabatan tangan itu

"Aku dan ayah kamu sangat dekat, aku di bantu ayah kamu saat SMA, ayah kamu laki laki yang baik, rela berkorban, dia lelaki yang kuat, dia selalu kuat dengan keadaan istri nya, ibu mu... Aku... Aku tak bisa mengatakan nya... Maaf, ibu mu tak bisa terselamatkan" Jovanka terkejut, dia tersenyum simpul, tersenyum pedih.

Kedua orang tua nya pergi di waktu yang bersamaan, dan tak di sadari air mata Jovanka terjun bebas di pipi Jovanka.

"Ibu mu mengatakan maaf yang sebesar besar nya karena kelalaian diri nya, yang menelfon itu ibu kamu sehari setelah kejadian, dan yang di pesan line itu ibu kamu yang mengetik. Ayah kamu menitipkan ini untuk kamu, seperti nya ini privasi kamu dan keluarga kamu, jadi aku tak bisa membuka dan membaca nya, ini, aku pergi dulu" Jordan bangkit. Dan melangkah pergi

"Oh iya aku lupa, rumah ini tak mungkin kau pakai, jadi kau pakai apartemen ayah mu, itu pesan ayah mu" Teriak Jordan lalu benar benar menghilang di balik belokan gang

Jovanka kembali memeluk kedua lutut nya.

Dia menangis semakin keras. Dia tak tahu di mana Apartemen ayah nya,benar benar tidak tahu, dan dia tidak ingin tinggal di sana, karena dia takut teringat pada ayah dan ibu nya

Jovanka bangkit, dia berjalan sambil menarik koper nya. Dengan wajah yang masih di tutup masker.

Di taman perumahan kini Jovanka berada, dengan Namjoon yang setia di samping nya

Dia membuka amplop coklat besar, yang di berikan Jordan

Dia membaca surat ayah nya itu

Sayang, ayah tak tahu kapan kau membaca ini, tapi ayah yakin jika suatu hari kau akan membaca ini, hei, jangan marah pada ayah, ayah tak bermaksud.p

Ayah ingin menunjukan kebenaran, maaf jika ibu mu kasar, dan maaf jika kami selalu berkelahi.

Ibu mu memiliki kangker rahim, sehingga dia tidak bisa memiliki anak, namun ayah tetap setia menunggu nya, karena ayah sangat sayang ibumu.

Ayah mengadopsi kamu dari panti asuhan, jika kamu ingin kesana. Ada di jalan xxxxx.

Ayah pergi kesana, untuk mencari bayi, awal nya ibu ingin bayi laki-laki, namun yang tersisa hanya bayi cantik seperti mu

Ayah senang, tapi waktu itu ayah tidak tahu bagaimana dengan ibu, oh iya, ayah lupa, saat ayah ingin mengatakan asal usul keluarga mu, bibi minah, prang yang merawat mu di panti itu pun tidak tahu asal usul mu. Namun ayah yakin kau bukan lah anak yang di buang, namun di titipkan, sebab masa itu yang menerima kamu adalah ibu dari bibi minah, dan sekarang ibu bibi minah sudah tidak ada.

Maafkan ayah.

Ibu tak suka dengan mu, maka dari itu dia selalu membentak mu dan memaki mu, saat kau beranjak dewasa, ibu sangat tidak menginginkan mu. Namun ayah sangat sayang pada mu.

Ayah sangat menyayangi mu, meskipun ayah yakin tidak lama lagi ayah akan pergi terlebih dahulu dari mu.

Nak, jika ayah pergi, jangan tinggal di rumah. Ayah takut, ayah takut kau akan tertekan, ayah tidak mau itu terjadi, tinggalah bersama Hyungi, karena ayah percaya Hyungi dan sangat menyayangi Hyungi. Dia anak yang sopan.

Nak. Ayah sangat menyayangi mu, benar benar menyayangi dirimu. Maafkan ayah jika suatu hari ayah sudah tiada, maafkan ayah jika ayah selalu berkelahi dengan ibu, maafkan ayah, semua demi kebaikan diri mu, ayah sangat menyayangi dirimu.

1 September 2010
Jonnathan Edwards


-TBC-
Yes ku berhasil menangis wakakakakak :) gila ku terguncang hati nya astaghfirullah T_T

7 Shadow Brother (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang